Jangan Tunggu Benjolan! Ini Penjelasan Dokter Soal Pentingnya Deteksi Dini Kanker Payudara
Di tengah maraknya kampanye kesadaran, satu pesan sederhana seolah terus bergema, jangan tunggu benjolan.
Namun angka itu turun drastis menjadi di bawah 20 persen pada stadium 4.
“Makanya kalau bisa kita cari kanker pada stadium yang sedikit mungkin, supaya kesembuhannya mirip orang normal,” ucap dr Sonar.
*Pentingnya Mengetahui Faktor Risiko
Meski penyebab pasti kanker payudara belum diketahui, sejumlah faktor diyakini meningkatkan risiko, seperti riwayat keluarga dengan kanker, usia, gaya hidup, serta paparan hormon estrogen dalam jangka panjang.
“Sekarang tidak ada satu penyebab yang pasti,” jelasnya.
“Berbeda dengan TBC, yang jelas disebabkan oleh kuman. Pada kanker, penyebabnya banyak: mulai dari kebiasaan hidup, hormon, hingga faktor genetik," lanjutnya.
Khusus faktor genetik, mutasi gen BRCA1 dan BRCA2 menjadi salah satu yang paling dikenal.
Orang yang memiliki gen ini berisiko 10 kali lipat lebih besar terkena kanker payudara atau ovarium.
Namun hanya sekitar 10 persen kasus kanker payudara yang benar-benar bersifat turunan.
“Jadi kalau seseorang tidak punya keturunan kanker, bukan berarti bebas dari risiko,” katanya mengingatkan.
*Sadari, Langkah Kecil yang Berdampak Besar*
Sadari bisa menjadi langkah sederhana namun penting untuk mengenali perubahan pada tubuh.
Periksa dilakukan di depan cermin dengan memperhatikan bentuk, warna, dan permukaan kulit payudara.
Apakah ada kulit yang tampak seperti kulit jeruk? Apakah ada tarikan di satu sisi, luka, atau cairan keluar dari puting tanpa sebab? Jika ya, segera periksa ke dokter.
Namun, pemeriksaan Sadari bukan tanpa keterbatasan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.