Jangan Tunggu Benjolan! Ini Penjelasan Dokter Soal Pentingnya Deteksi Dini Kanker Payudara
Di tengah maraknya kampanye kesadaran, satu pesan sederhana seolah terus bergema, jangan tunggu benjolan.
“Biasanya kalau sudah tampak perubahan seperti kulit jeruk atau tarikan, itu sudah lanjut. Tapi paling tidak, supaya tidak terlalu lanjut, tetap harus tahu juga," tegasnya.
Untuk mendeteksi yang tidak teraba, pemeriksaan penunjang seperti USG atau mamografi tetap dibutuhkan.
USG disarankan bagi wanita di bawah usia 40 tahun karena jaringan payudara masih padat, sedangkan mamografi efektif untuk usia di atas 40 tahun.
*Antara Kesadaran dan Ketakutan*
Meski edukasi terus digalakkan, sebagian perempuan masih ragu melakukan pemeriksaan.
Ada yang takut hasilnya buruk, ada pula yang menganggap pemeriksaan itu hanya perlu jika sudah merasa sakit.
Padahal, deteksi dini justru dilakukan saat tidak ada keluhan.
“Banyak yang berpikir kalau tidak ada gejala, berarti sehat. Padahal, banyak kanker ditemukan tanpa keluhan sama sekali,” ujarnya.
Ketakutan lain muncul karena mitos bahwa pemeriksaan payudara menimbulkan rasa sakit atau radiasi yang berbahaya.
Padahal, dosis radiasi pada mamografi sangat kecil dan tidak berisiko untuk tubuh.
*Dukungan Lingkungan Sangat Penting*
Selain faktor medis, dukungan keluarga dan lingkungan juga memegang peran besar.
Perempuan sering menunda periksa karena sibuk atau merasa tidak didukung.
“Banyak ibu-ibu bilang, ‘Ah nanti saja dok, anak masih kecil, suami belum izin.’ Padahal justru karena punya keluarga, pemeriksaan itu penting supaya tetap sehat dan bisa mendampingi mereka,” ujar dokter itu.
Bahkan, dalam banyak kasus, keputusan perempuan untuk periksa bergantung pada dorongan orang terdekat.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.