Rabu, 8 Oktober 2025

Tidak Semua Benjolan di Payudara Harus Diangkat, Ini Penjelasan Dokter Onkologi

Benjolan jinak pada payudara tidak selalu harus dioperasi dan penanganannya sangat bergantung pada jenis dan perubahan yang terjadi pada benjolan

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Eko Sutriyanto
AI
KANKER PAYUDARA - Foto ilustrasi hasil olah kecerdasan buatan (AI), Jumat (5/9/2025), memperlihatkan seorang ibu penyitas kanker payudara. Tumor jinak di Payudara bisa menyerang perempuan dari berbagai rentang usia, mulai dari remaja hingga perempuan lanjut usia 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tumor jinak di Payudara bisa menyerang perempuan dari berbagai rentang usia, mulai dari remaja hingga perempuan lanjut usia.

Termasuk juga dengan selebritis tanah air. Misalnya saja, ada Pevita Pearce yang pernah mengumumkan jalani operasi pengangkatan tumor jinak di payudara pada 2016 silam.

Bintang film 5 CM ini mengaku telah mengidap tumor jinak pada payudaranya sejak 2013.

Lalu ada Cut Memey satu selebritas Indonesia yang harus menjalani pengobatan lantaran ada benjolan di payudara kanannya. 

Operasi tumor jinak yang dijalaninya pada 9 Februari 2017 lalu diketahui berjalan lancar.

Tak sedikit perempuan yang panik saat menemukan benjolan di payudara. 

Baca juga: Cerita Nunung dan Pentingnya Deteksi Dini Kanker Payudara di Stadium 0

Kekhawatiran akan kanker kerap menghantui, meski dokter telah memastikan benjolan tersebut bersifat jinak. 

Namun, muncul pertanyaan penting, apakah benjolan jinak perlu diangkat atau cukup dipantau saja?

Menurut Spesialis Bedah Konsultan Onkologi dari Eka Hospital BSD, Dr. dr. Sonar Soni Panigoro, Sp.B (K) Onk, M.Epid, MARS, benjolan jinak pada payudara tidak selalu harus dioperasi. 

Penanganannya sangat bergantung pada jenis dan perubahan yang terjadi pada benjolan tersebut.

“Kalau jinak, terus masih muda, terus ukurannya kecil, pantau aja, nggak usah dioperasi,” ujar dr Sonar pada media briefing yang diselenggarakan di Tanggerang Selatan, Selasa (7/10/2025). 

Ia menjelaskan, tumor jinak payudara bisa muncul karena pengaruh hormon. 

Misalnya, jenis kista, yaitu benjolan berisi cairan yang umumnya tidak berbahaya dan bisa hilang timbul.

“Kalau ada kista cairan, kalau mengganggu paling disedot aja. Tapi kalau tumornya padat dan jinak, kalau kecil juga mungkin nggak usah diambil, karena bisa mengecil sendiri,” tambahnya.

Kapan Benjolan Jinak Harus Diangkat?

Meski jinak, dokter tetap menekankan pentingnya pemantauan rutin. 

Pasalnya, perubahan bentuk dan ukuran bisa menjadi tanda perlu dilakukan tindakan lebih lanjut.

“Biasanya tumor jinak kita ambil kalau terus membesar atau sifatnya berubah. Misalnya tadinya bundar bagus, enam bulan kemudian mulai bergerigi nah, itu harus dioperasi,” jelasnya.

Artinya, tindakan operasi baru dilakukan bila benjolan menunjukkan gejala tidak stabil, atau jika menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan yang mengganggu aktivitas harian.

Apakah Benjolan Jinak Bisa Jadi Kanker?

Salah satu kekhawatiran terbesar pasien adalah kemungkinan tumor jinak berubah menjadi ganas namun dokter menegaskan bahwa hal ini sangat jarang terjadi.

“Yang jinak itu bisa berubah menjadi keganasan? Jarang, jarang,” katanya.

Meskipun begitu, pemantauan rutin melalui Ultrasonografi (USG) payudara tetap disarankan agar setiap perubahan bisa terdeteksi lebih cepat.

Menemukan benjolan di payudara sering kali memicu kepanikan. 

Namun, langkah terbaik adalah tetap tenang dan segera memeriksakan diri ke tenaga medis. 

Setiap tubuh memiliki ritmenya sendiri, dan tidak semua benjolan berarti kanker.

Pemantauan teratur, pola hidup sehat, serta perhatian pada perubahan tubuh menjadi kunci penting dalam menjaga kesehatan payudara. 

Ingat, mengenali tubuh sendiri adalah bentuk cinta pertama pada kehidupan.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved