Rabu, 8 Oktober 2025
Tujuan Terkait

Dialog di Samarinda, Gus Ipul Tegaskan Sekolah Rakyat Dorong Pengentasan Kemiskinan Berkelanjutan

Mensos Saifullah Yusuf melakukan dialog bersama siswa Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 57 dan SRT 58 di SRT 58 Samarinda, Rabu (8/10/2025)

Editor: Content Writer
Dok. Biro Humas Kemensos
DIALOG SEKOLAH RAKYAT - Menteri Sosial Saifullah Yusuf berdialog dengan siswa dan orang tua siswa Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 57 dan SRT 58 Samarinda, di SRT 58 Samarinda, Samarinda, Rabu (8/10/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Dalam dialog bersama siswa Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 57 dan SRT 58 di SRT 58 Samarinda, Rabu (8/10/2025), Menteri Sosial Saifullah Yusuf menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto memberikan perhatian khusus terhadap Sekolah Rakyat agar dapat melahirkan agen-agen perubahan.

Ia menegaskan, Sekolah Rakyat bukan hanya tentang bangunan atau proses belajar mengajar, tetapi juga menjadi bagian dari upaya pengentasan kemiskinan.

"Tidak hanya gedung, tidak hanya proses belajar mengajar, tapi di balik sekolah rakyat ini ada upaya pengentasan kemiskinan terpadu, terukur, dan berkelanjutan," ujar Gus Ipul, sapaan akrabnya. 

Pemerintah menargetkan akan ada keluarga-keluarga yang naik kelas dan lepas dari kemiskinan. Sebab, anaknya bersekolah di Sekolah Rakyat, orang tuanya diberdayakan, dan rumahnya akan diperbaiki sesuai program unggulan Presiden Prabowo. 

"Tadi saya coba dialog dengan siswa, dengan orang tua siswa, tentu dengan kepala sekolah guru. Intinya kita ingin menyamakan hati dan pikiran. Jadi antara orang tua siswa, siswa, kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan yang lain,  ada wali asrama, wali asuh," ujarnya. 

Menurutnya, urgensi untuk menyatukan pikiran dan hati karena semuanya berkontribusi dan berperan terhadap pembelajaran di Sekolah Rakyat, sehingga diperlukan kebersamaan.

"Bagaimana orang tua bisa berperan, kemudian yang lain-lain juga bisa berperan termasuk kepala daerah. Maka di sini ada Pak Wagub, ada bupati, wali kota yang semuanya punya peran untuk menjaga supaya penyelenggaraan Sekolah Rakyat ini sesuai tujuannya," tegasnya. 

Baca juga: Wamensos Resmikan Pembukaan MPLS di Sekolah Rakyat Dasar 2 Surakarta

Gus Ipul pun menitipkan pengawasan proses penyelenggaraan Sekolah Rakyat pada pemerintah daerah. Ia menegaskan tidak boleh ada penyimpang dalam penyelenggaraannya. 

"Karena ini perlu kebersamaan, dan tidak boleh ada hal-hal yang menyimpang. Katakanlah mulai dari proses rekrutmen, itu yang pertama-tama yang bisa sekolah di sini adalah keluarga yang tidak mampu. Tidak boleh ada titipan, tidak boleh ada kongkalikong, tidak boleh ada bayar-membayar. Tapi mereka yang memang benar-benar berhak di sekolah rakyat," ujarnya. 

Ia memahami dinamika di awal masa pengenalan lingkungan sekolah pasti akan ditemukan. Misalnya, anak-anak belum terbiasa, belum betah atau homesick, dan adaptasi lainnya.

"Tapi nanti masuk hari kedua, ketiga, insya Allah kondisinya akan lebih baik. Kalau belajar dari pengalaman sekolah-sekolah rakyat yang sudah jalan, alhamdulillah. Jadi kita lihat mereka juga lebih disiplin, lebih tertib, juga lebih mau mengikuti proses lebih nyaman," katanya.

Ia meminta para guru khususnya jenjang SD agar memiliki empati lebih kepada para siswa.

"Kemudian yang kedua, penuh kesabaran, kasih sayang. Itu yang diperlukan ya," katanya.

Gus Ipul mengatakan gedung Sekolah Rakyat permanen akan dibangun tahun ini. Sehingga, sekolah permanen tersebut bisa digunakan tahun depan. 

"Nanti insya Allah setiap gedung permanen Sekolah Rakyat menampung lebih dari 1.000 siswa dengan jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA," kata Gus Ipul.

Halaman 1 dari 2

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved