Kamis, 18 September 2025
Depkop

Stunting di Indonesia

Cegah Stunting Sejak Dini, Kemenkominfo Ajak Gen Z Ubah Perilaku Menuju Hidup Sehat

Diperlukan kesadaran dari Gen Z untuk mengubah perilaku dengan menjalankan pola hidup sehat untuk mencegah stunting sejak dini.

Editor: Content Writer
Istimewa
Kegiatan diseminasi informasi dan edukasi percepatan penurunan prevalensi stunting oleh Kominfo bertema Genbest Talk “Jaga Asupan Gizi, Gen Z Cegah Stunting Sejak Dini” di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Selasa (26/9). 

TRIBUNNEWS.COM - Stunting saat ini masih menjadi ancaman serius bagi Indonesia. Hal ini dikarenakan stunting tidak hanya membuat anak bertubuh pendek, tetapi juga menurunkan tingkat produktivitas, serta saat dewasa rentan terserang penyakit komorbid.

Oleh karena itu, diperlukan kesadaran dari Gen Z untuk mengubah perilaku dengan menjalankan pola hidup sehat untuk mencegah stunting sejak dini. Hal ini sangat penting, karena merekalah yang akan menjadi calon orang tua di masa depan.

“Perlu dipahami, kunci pencegahan stunting ada pada perubahan perilaku. Khusus untuk adik-adik remaja yang hadir saat ini, kesadaran untuk mencukupi nutrisi tubuh dan menerapkan gaya hidup sehat sangat penting,” ujar Plt. Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Nursodik Gunarjo, dalam kegiatan diseminasi informasi dan edukasi percepatan penurunan prevalensi stunting bertema Genbest Talk “Jaga Asupan Gizi, Gen Z Cegah Stunting Sejak Dini” di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Selasa (26/9).

Baca juga: KB Banyak Manfaat, Salah Satunya Bisa Cegah Stunting 

Nursodik menegaskan ada sejumlah langkah yang dapat dilakukan oleh para remaja untuk menerapkan perilaku hidup sehat, diantaranya mengonsumsi makanan bergizi, menjalani diet sehat, rutin mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD), serta menjaga kebersihan diri.

Ia juga menambahkan, para remaja diharapkan untuk tidak menikah di usia dini karena kesehatan harus dibangun sedini mungkin agar saat dewasa nanti mampu menjadi SDM yang produktif.

Nursodik juga berujar bahwa Presiden Joko Widodo sebenarnya sudah menyampaikan bahwa kualitas sumber daya manusia akan menjadi kunci bagi kesuksesan Indonesia ke depan. Namun hal ini sulit dicapai lantaran angka stunting masih cukup tinggi.

“Oleh karena itu, kami di Kementerian Komunikasi dan Informatika terus melakukan dukungan pencegahan stunting dari hulu seperti komunikasi, edukasi dan sosialisasi,” katanya.

Baca juga: Forum CSR DKI Ajak Pengusaha Sisihkan CSR untuk Penanganan Stunting

Mengutip hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka prevalensi stunting nasional masih di angka 21,6 persen. Adapun di provinsi Sumatera Barat mencapai 25,2 persen dan Kabupaten Tanah Datar 18,9 persen. Padahal, Presiden Joko Widodo menargetkan di tahun 2024 angka prevalensi stunting nasional bisa turun menjadi 14 persen.

dr. Shane Tuty Cornish, dokter ahli yang juga menjadi narasumber dalam Genbest Talk mengajak peserta, khususnya Gen-Z, untuk mengubah perilaku dengan mengurangi konsumsi makanan kemasan terutama yang mengandung gula, garam dan lemak yang tinggi.

“Makanan cepat saji itu memang enak tapi tinggi sekali kandungan gula, garam dan lemak. Biasanya karbohidratnya tinggi dan proteinnya sedikit bahkan tidak ada sama sekali. Padahal protein itu penting biar kita bertenaga bisa beraktifitas dan juga dapat mencegah stunting,” ujar Shane.

Menurut Shane, jika anak muda mengonsumsi makanan kemasan setiap hari selama bertahun-tahun maka mereka bisa terkena penyakit yang biasanya menyerang orang tua. Misalnya saja, anak muda berumur 20 tahun sudah terkena darah tinggi, kena serangan jantung, atau di usia 40 tahun sudah stroke, diabetes, bahkan obesitas.

Baca juga: Perlunya Edukasi Secara Merata pada Kader Pasyandu dan Ibu Balita Guna Turunkan Prevalensi Stunting

“Pokoknya penyakit-penyakit orang tua jadi penyakit anak muda. Bahkan ketika mereka nanti punya bayi, bayinya bisa kena stunting juga,” tambahnya.

Oleh karena itu, Shane berujar bahwa penting untuk mengubah pola hidup menjadi lebih sehat, yakni mengonsumsi makanan bergizi dengan cek Isi Piringku. Komposisi asupan yang sehat berdasarkan Isi Piringku yaitu setengah piring berupa sayur dan buah-buahan, setengahnya lagi berisi nasi atau karbohidrat dan protein.

Selain itu, perilaku yang harus diubah adalah kebiasaan merokok terutama di kalangan pria muda. Shane mengajak perempuan muda calon ibu untuk lebih selektif memilih calon suami dengan memilih pasangan yang suka mengonsumsi sayur atau buah serta tidak merokok.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Datar, dr. Yesrita Zedrianis mengatakan angka stunting di wilayahnya masih berkisar 18,9 persen, meskipun angka ini sudah turun dari tahun 2021, yakni sebesar 21,5 persen.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan