Jumat, 22 Agustus 2025

Gigih Banget Orang Ini Cari Duit dengan Berkuda Lumping?

Kalau sedang berjalan-jalan di jantung kota Yogyakarta, barang Anda bisa menikmati tontonan Kuda Lumping di jalan.

Gigih Banget Orang Ini Cari Duit dengan Berkuda Lumping? - 201211_9_192514p.JPG
KOMPAS/ FERGANATA INDRA RIATMOKO
Mengamen dengan Kuda Lumping - Giyono menari dengan kuda lumping serta iringan musik dari kotak pengeras suara saat mengamen di kawasan Titik Nol, Yogyakarta, Jumat (9/11). Himpitan kebutuhan hidup membuat warga memanfaatkan berbagai piranti kesenian tradisional untuk mencari nafkah sehari-hari.
Gigih Banget Orang Ini Cari Duit dengan Berkuda Lumping? - 201211_9_192504p.JPG
KOMPAS/ FERGANATA INDRA RIATMOKO
Mengamen dengan Kuda Lumping - Giyono menari dengan kuda lumping serta iringan musik dari kotak pengeras suara saat mengamen di kawasan Titik Nol, Yogyakarta, Jumat (9/11). Himpitan kebutuhan hidup membuat warga memanfaatkan berbagai piranti kesenian tradisional untuk mencari nafkah sehari-hari.
Gigih Banget Orang Ini Cari Duit dengan Berkuda Lumping? - 201211_9_192507p.JPG
KOMPAS/ FERGANATA INDRA RIATMOKO
Mengamen dengan Kuda Lumping - Giyono menari dengan kuda lumping serta iringan musik dari kotak pengeras suara saat mengamen di kawasan Titik Nol, Yogyakarta, Jumat (9/11). Himpitan kebutuhan hidup membuat warga memanfaatkan berbagai piranti kesenian tradisional untuk mencari nafkah sehari-hari.

TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA
Sempitnya lapangan pekerjaan membuat banyak orang main nekat-nekatan mencari duit meski harus dengan nyali tinggi.

Seperti dilakukan pria separuh baya bernama Giyono ini. Sehari-harinya lelaki berkumis tebal seperti Pak Raden ini menari kuda Lumping di seputar kota Yogyakarta.

Ia menari di jalanan umum, tak peduli jalanan sedang ramai atau sedang lengang. Yang penting joget heboh. Ia bermodal bakat menari Kuda Lumping ditunjang dengan iringan musik gamelan tari Kuda Lumping yang diputar dari tape pengeras berbentuk kotak yang dia ikat di pinggang depan.  

Giyono beraksi di kawasan Titik Nol, Yogyakarta, Jumat (9/11) siang. Tentu saja dia tidak berani pasang tarif. Honor yang dia terima diberikan secara sukarela oleh orang-orang yang lalu-lalang. Ada yang memberikan uang Rp 1.000, koin Rp 500, kalau sedang beruntung ada yang menaruh uang Rp 5.000.

Tapi tak sedikit pejalan kaki cuma menonton tanpa bayar. Namanya juga sukarela. Yang penting halal, nggak nodong atau nyopet. Hidup Giyono!

Baca Artikel Menarik Lainnya

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan