Selasa, 9 September 2025

Bocah Penderita Autisme Dihukum hingga Babak Belur oleh Staf Sekolah, Orang Tua tak Terima

Pasangan asal Texas, Amerika Serikat terkejut sekaligus geram melihat cara pihak sekolah memperlakukan anak mereka.

Penulis: Pravitri Retno W
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
UNILAD/Denton RC
Thomas diketahui telah mengalami tindak kekerasan di sekolahnya sebagai bentuk hukuman. 

Eric yang berasal dari departemen kepolisian Denton berusaha menenangkan Thomas dengan memaksanya berbaring di lantai sementara tangannya dipegang erat di bagian belakang tubuh.

Thomas tetap dibaringkan paksa ke lantai karena tak kunjung tenang.
Thomas tetap dibaringkan paksa ke lantai karena tak kunjung tenang. (UNILAD)

Dalam video yang terekam lewat kamera dada, putra pasangan Emily dan Robert ini terlihat memberontak dan mencoba melarikan diri.

Sayang, cara Eric dan para guru ini justru membuat Thomas semakin berontak.

Ketika Thomas menjadi semakin agresif, terdengar Eric mengatakan, "Apakah kamu ingin diborgol? Atau tidak?"

Karena Thomas tak kunjung tenang, kedua tangannya diborgol oleh Eric.

Thomas diborgol oleh staf sekolah agar dirinya tenang dan tidak memberontak.
Thomas diborgol oleh staf sekolah agar dirinya tenang dan tidak memberontak. (CBS Dallas)

Berdasarkan sebuah laporan, selama dua jam Thomas menjalani 'hukumannya', ia hanya diperbolehkan duduk jika sudah tenang.

Bahkan ia sempat mendapatkan 'hukuman tambahan' karena merobek tisu dan membuangnya ke arah guru.

"Itu adalah penyiksaan yang membuatnya trauma," kata Emily, ibu Thomas.

Awalnya, kedua orang tua Thomas merasa ada yang tak beres saat melihat ada memar di tubuh sang anak setelah pulang sekolah.

Baca: Yuki Kato Bicara Soal Hubungannya dengan Rio Haryanto

Emily dan Robert pun semakin merasa curiga karena Thomas menjadi sangat gelisah saat ditanya apa yang terjadi dengannya.

Thomas pulang sekolah dalam kondisi babak belur.
Thomas pulang sekolah dalam kondisi babak belur. (Denton RC)
Kondisi Thomas inipun mengundang curiga Emily dan Robert Brown.
Kondisi Thomas inipun mengundang curiga Emily dan Robert Brown. (Denton RC)

Saat mengetahui Thomas mengalami kekerasan di sekolah, Emily dan Robert pun segera melaporkan kejadian ini.

Mereka meminta penjelasan dan pertanggungjawaban pihak sekolah atas sikap seorang staf pada Thomas yang dinilai sangat berlebihan.

Sayang, dalam sebuah pernyataan tertulis pihak sekolah mengatakan Thomas terlibat dalam perilaku fisik yang tidak aman dan bisa menyakiti diri sendiri.

Baca: Kisah Katie Stubblefield, Wanita yang Kehilangan Separuh Wajah Akibat Percobaan Bunuh Diri

"Kami sebagai orang tuanya tidak akan pernah berhenti memperjuangkan hak Thomas atau anak-anak lain yang mengalami kekerasan di sekolah," kata orang tua Thomas.

Saat ini, kedua orang tua Thomas meminta agen investigasi swasta untuk melakukan penyelidikan terhadap kasus kekerasan yang menimpa anaknya.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan