Kamis, 28 Agustus 2025

Penuhi Gizi Seimbang Dalam Satu Miring Makan, Apa Saja yang Harus Ada?

Selain penerapan protokol kesehatan, memperkuat imunitas dengan mengonsumsi gizi seimbang jadi kunci terhindar dari Covid-19.

Editor: Willem Jonata
zoom-inlihat foto Penuhi Gizi Seimbang Dalam Satu Miring Makan, Apa Saja yang Harus Ada?
Covid19.go.id
Cegah Covid-19 dengan Makanan Gizi Seimbang (Covid19.go.id)

Laporan wartawan Wartakotalive.com, Lilis  Setyaningsih

TRIBUNNEWS.COM – Selain protokol kesehatan dengan menjalankan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak), memperkuat imunitas dengan mengonsumsi gizi seimbang jadi kunci terhindar dari Covid-19.

Bahkan ketika dilakukan vaksinasipun, daya tahan tubuh akan sangat mempengaruhi. 

Sebesar apapun efikasi vaksin, bila daya tahan tubuh menurun atau kurang, tidak bisa membentuk antibodi yang cukup untuk menghalau Covid-19.

Dokter spesialsi gizi klinis Dr Krisnugra  Ramadhani Rasyi, M.Gizi. Sp.GK mengatakan, gizi  seimbang merupakan susunan bahan makanan yang dimakan sehari-hari berdasarkan jumlah dan jenis.

“Apa yang kita makan harus beraneka ragam. Supaya mendapatkan gizi yang cukup dan seimbang, jangan mengonsumsi salah satu jenis saja. Karena satu jenis makanan tidak bisa memenuhi seluruh nutrisi yang diperlukan tubuh,” kata dr Krisnugra dalam  talkshow dari Radio Kesehatan dengan tema ‘Gizi seimbang untuk  hidup lebih sehat dimasa pandemi Covid-19’, Selasa (19/1/2021).

Untuk mendapatkan gizi seimbang, dalam satu piring  terdapat makanan yang terdiri dari makronutrien yang terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak.

Baca juga: Ingin Berhenti Minum Kopi, Tapi Susah? Ketahui Caranya Menurut Ahli Gizi

Mikronutrein berasal dari makanan yang mengandung  vitamin, dan mineral terutama di sayuran dan buah.  

Ia juga mengingatkan jangan terlalu nasi minded. Nasi hanyalah satu jenis karbohidrat. Karbohidrat bisa didapat dari jagung,  singkong, umbi-umbian, tepung.

“Jangan ada anggapan kalau belum makan nasi belum makan. Nasi dicampur dengan jagung. Padahal  jagung dan nasi sama-sama makanan pokok mengandung karbohidrat  yang jangan dimakan bersamaan,” ujarnya.

Daya tahan tubuh yang optimal membutuhkan nutrisi yang  cukup dari berbagai jenis makanan.

Apalagi di masa pandemi, menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh yang kuat jadi penting untuk mencegah terkena Covid-19.

“Imun yang baik membutuhkan gizi seimbang  dari beragam jenis makanan, karena satu jenis makanan tidak bisa memenuhi gizi lainnya,” tegasnya.

Baca juga: Sejauh Mana Peran Nutrisi Dalam Pengobatan Masalah Kesehatan Mental?

Kebutuhan gizi tiap orang berbeda-beda. Tergantung jenis kelamin, usia, berat badan, tinggi badan, aktivitas fisik yang dilakukan, sedang sakit atau sehat. 

Individu  yang  sakit  dengan penyakit tertentu  misalnya sakit jantung, gula, ginjal kebutuhan gizinya beda dengan individu yang sehat.

Dokter  Krisnugra juga mengomentari masyarakat yang berlomba-lomba memburu suplemen untuk menghindari Covid-19.

“Kalau sudah mengikuti pedoman gizi seimbang tidak perlu mengonsumsi suplemen yang berlebihan,  secukupnya saja. Suplemen diperlukan bila kondisi tidak fit, pola makan kurang baik, tidak beraneka ragam. Bisa juga karena kondisi, misalnya para tenaga kesehatan yang selalu terpapar dengan Covid-19 karena merawat pasien,  perlu diberi suplementasi vitamin  dan mineral untuk mendukung daya tahan tubuhnya. Tapi bila di rumah saja  dengan makanan  yang bervariasi dan menganut gizi seimbang, suplementasi biasanya tidak perlu,” jelasnya.

Dampak yang ditimbulkan bila terlalu banyak mengonsumsi suplementasi padahal dari makanan sudah cukup, tubuh akan membuang sehingga percuma saja mengonsumsi suplemen.   

Untuk  mengetahui apakah kebutuhan gizi tiap orang yang paling mudah menghitung indeks massa tubuh (body mass index/BMI). 

Secara sederhana menghitung BMI adalah membagi berat badan dibagi tinggi badan. 

Normal bila angkanya antara 18,5 – 22,9, bila  kurang dari 18,5 artinya berat badan kurang, bila lebih dari 23 artinya berlebih, bahkan bila diatas 30 masuk  obesitas.

“Di masyarakat sudah terbentuk bahwa cantik itu langsing mindset itu terbentuk terutama pada remaja putri, sehingga akhirnya melakukan diet yang terjadi biasanya kekurangan zat besi. Langsing bagus tapi terpenting sehat. Berat badan dan tinggi badan harus sesuai,” kata dokter dari RSU Persahabatan ini.

Sebaliknya pada ballita juga terbentuk mindset gemuk lebih baik. Padahal seperti halnya orang dewasa, berat badan dan tinggi badang  yang sesuai lebih baik.

Menurutnya, bila konsumsi harian telah memenuhi gizi seimbang ditambah aktivitas fisik yang cukup, kebutuhan nutrisi akan terpenuhi. Sehingga daya tahan tubuh bisa optimal.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan