Jumat, 26 September 2025

Mengapa Terapi Bermain Penting bagi Tumbuh Kembang Anak? Begini Penjelasan Psikolog

Pendekatan parenting yang tepat dan metode play therapy atau terapi bermain memiliki peran penting dalam tumbuh kembang anak. 

Sumber: Freepik
BERMAIN - Ilustrasi anak bermain. Pendekatan parenting yang tepat dan metode play therapy atau terapi bermain memiliki peran penting dalam tumbuh kembang anak.  

Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Alivio Mubarak Junior

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pendekatan parenting yang tepat dan metode play therapy atau terapi bermain memiliki peran penting dalam tumbuh kembang anak

Menurut psikolog anak, Anastasia Satrio, pola asuh yang baik serta terapi bermain dapat membantu anak mengembangkan keterampilan emosional, sosial, dan kognitif mereka secara optimal.

Baca juga: Irish Bella Konsultasi dengan Ahli Parenting Usai Bercerai, Minta Tips Mendidik Anak 

"Anak-anak belajar melalui bermain. Dengan play therapy, mereka dapat mengekspresikan perasaan, mengatasi stres, dan memahami dunia di sekitar mereka dengan lebih baik," kata Anastasia dalam acara The Grand Opening Gentem Lifelong Learning: From Childhood To Career di Neo Soho Mall, Jakarta Barat, Rabu (12/2/2025).

Selain itu, pendekatan parenting yang suportif dan responsif berkontribusi besar terhadap kesejahteraan mental anak. 

Dengan begitu, orangtua diharapkan tidak hanya memberikan bimbingan, tetapi juga mendukung eksplorasi dan kreativitas anak dalam lingkungan yang aman dan nyaman.

Baca juga: Penumpang Ungkap Detik-Detik Bus Jalan Sendiri Lalu Masuk Jurang, Tidak Terlihat Anak Bermain

Menurut Anastasia, kombinasi antara pola asuh yang baik dan terapi bermain bisa menjadi solusi efektif dalam menghadapi berbagai tantangan tumbuh kembang anak, terutama bagi mereka yang mengalami kesulitan dalam komunikasi atau pengelolaan emosi.

Sementara itu pada kesempatan sama, Paul Blackstone, Global CEO and Founder CURIOOkids mengungkapkan anak Indonesia memiliki potensi luar biasa.

Dengan begitu mengasah potensi anak-anak Indonesia secara optimal dengan membangun berbagai keterampilan, pola berpikir dan learning behaviour, yang nantinya dapat digunakan mereka untuk menghadapi tantangan-tantangan di masa datang.

"Tantangan masa depan yang akan anak-anak hadapi nanti penuh dengan ketidakpastian," ujar Paul Blackstone.

"Mengantisipasi itu, anak-anak perlu disiapkan untuk menemukan potensi diri mereka, dengan mengembangkan learning behaviour, agar nantinya mampu membangun masa depan yang sukses," lanjutnya.

Selain itu Anastasia Satrio juga menyoroti dampak negatif dari paparan digital yang berlebihan terhadap kemampuan berpikir kritis dan interaksi sosial anak.

Menurut Anastasia, anak-anak zaman sekarang cenderung lebih banyak menghabiskan waktu dengan perangkat digital dibandingkan berinteraksi langsung dengan lingkungan sekitar. 

Hal ini menyebabkan mereka kesulitan memahami konteks sosial dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis.

"Anak-anak sekarang lebih sering mendapatkan informasi secara instan tanpa harus berpikir panjang," ungkap Anastasia.

"Mereka terbiasa dengan jawaban cepat dari internet, yang membuat kemampuan berpikir analitis mereka kurang terasah," tambahnya.

Ia pun merekomendasikan metode pengasuhan yang lebih interaktif, seperti membiasakan anak berdiskusi, mendorong kegiatan bermain di luar rumah, serta mengajarkan cara memilah informasi yang didapatkan secara online.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan