Sabtu, 23 Agustus 2025

Gadget Bukan Pengasuh Anak, Orangtua Perlu Bijak Hadapi Screen Time Anak

Screen time berlebihan pada anak-anak semakin menjadi perhatian di tengah maraknya penggunaan gawai sejak usia dini. 

freepik
Ilustrasi anak bermain gadget 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Screen time berlebihan pada anak-anak semakin menjadi perhatian di tengah maraknya penggunaan gawai sejak usia dini. 

Karenanya, dokter spesialis anak dari Unit Kerja Koordinasi (UKK) Tumbuh Kembang dan Pediatrik Sosial Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Farid Agung Rahmadi, Msi., Med., Sp.A SubsTKPS(K), mengajak orangtua untuk lebih bijak dalam memberikan paparan media digital pada anak.

Baca juga: Era Digital Penuh Ancaman, Menko PMK Pratikno Soroti Dampak Gadget dan AI bagi Generasi Muda

Ia menyampaikan bahwa orangtua kerap mengizinkan anak terpapar layar karena empat alasan utama.

Yaitu memberikan pengalaman baru, menenangkan anak layaknya pengasuh, nilai pendidikan, serta agar orang tua dapat menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. 

Namun, alasan-alasan ini sebaiknya dipertimbangkan kembali.

"Ini merupakan bentuk stimulasi yang baik apa tidak? Kita lihat ya siapa yang paling berisiko? Yang paling berisiko terhadap dampak dari screen time adalah balita dan terutama di umur kurang dari 2 tahun," ungkap dr. Farid pada webinar virtual yang diselenggarakan IDAI, Rabu (4/6/2025). 

Di usia tersebut, otak anak mengalami fase perkembangan pesat yang disebut sinaptogenesis. 

Paparan layar berlebihan dapat mengganggu proses ini dan berdampak jangka panjang terhadap perilaku, fokus, serta kualitas bermain anak.

Baca juga: 1.645 Anak dan Remaja Idap Diabetes, Pola Makan Tinggi Karbohidrat dan Main Gadget Bisa Jadi Pemicu

"Ketika ada screen time yang dominan maka episode bermainnya menjadi lebih pendek, kompleksitas bermainnya menjadi kurang dan fokus perhatiannya menjadi kurang karena tersita sekali dengan adanya screen time," jelasnya.

Data yang dipaparkan Dr. Farid juga menunjukkan perubahan tren dalam paparan media. 

Jika dulu televisi mendominasi, kini sejak tahun 2011 mulai bergeser ke gadget pribadi. 

Di Kanada misalnya, dalam dua tahun sejak 2011, persentase anak yang menggunakan gadget meningkat dari 39 persen menjadi 80 persen. 

Di Indonesia, fenomena serupa terjadi, meski belum ada data resmi.

"Kalau sekarang wah itu hampir wah banyak banget ini ya di Indonesia. Sementara belum ada angkanya dan paparannya menjadi screen timenya menjadi lebih panjang. Yang dulu itu 1 jam 20 menit sekarang 4 jam total untuk gadget dan televisi," ungkap dr. Farid.

Sebagai solusi, Dr. Farid mendorong peran aktif orang tua untuk mengenali kebutuhan perkembangan anak serta mengatur screen time secara bijak. 

Pemahaman dan kesadaran orang tua menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang optimal bagi anak.

"Diperlukan betul tentang pemahaman dan kebijaksanaan orang tua sehingga orang tua dapat mengendalikan paparan media digital pada anaknya secara lebih bijaksana," tutupnya.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan