Anak Lebih Dekat dengan Pengasuh? Psikolog Sarankan Ayah dan Bunda Terapkan Hal Ini
Jika anak justru lebih lekat dengan pengasuh daripada ayah bundanya, tak bisa dibiarkan. Ikuti saran psIkolog ini.
Penulis:
Aisyah Nursyamsi
Editor:
Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tak jarang, dalam keluarga dengan orang tua bekerja, anak justru lebih dekat dengan pengasuh atau kakek nenek daripada dengan ayah dan ibunya sendiri.
Baca juga: Gadget Bukan Pengasuh Anak, Orangtua Perlu Bijak Hadapi Screen Time Anak
Tapi, penting untuk dibedakan. Kedekatan dengan kakek nenek dan pengasuh adalah dua hal yang berbeda.
Menurut Psikolog Pritta Tyas, M.Psi., jika anak lebih dekat dengan kakek nenek, sebenarnya orang tua tidak perlu terlalu khawatir.
Kedekatan ini umumnya dibangun dari rasa cinta dan kasih sayang yang tulus, serta ikatan keluarga yang kuat.
Baca juga: Caca Tengker Ceritakan Tantangan Pola Asuh Anak sebagai Orang Tua di Era Digital
“Kalau lekat dengan kakek nenek, kita bisa lebih tenang. Karena mereka pasti mencintai cucunya dan tulus dalam merawat,” ungkapnya pada awal media di bilangan Jakarta Selatan, Senin (30/6/2025).
Namun, ceritanya akan berbeda jika anak justru lebih lekat dengan pengasuh.
Misalnya, anak hanya mau ditidurkan oleh pengasuh, menangis saat pengasuh pergi, atau meminta segala sesuatu hanya melalui pengasuh.
Nah, jika ini terjadi, para ahli menyebut kondisi ini serius dan tidak boleh dibiarkan.
“Kalau sampai anak maunya apa-apa sama pengasuh, ini tanda bahwa emotional attachment-nya sudah tidak dominan ke orang tua. Harus segera dibalik," imbuhnya.
Langkahnya tidak bisa setengah-setengah. Orangtua harus mengambil tindakan tegas.
Salah satu caranya adalah dengan melakukan pembatasan interaksi anak dengan pengasuh secara drastis dan terencana.
“Misalnya, buat aturan bahwa selama satu minggu penuh, pengasuh tidak boleh menyentuh anak sama sekali. Semua aktivitas mulai dari bangun tidur hingga tidur malam harus dilakukan oleh ayah atau ibu,” katanya.
Alternatif lainnya, jika orang tua bekerja dan baru pulang di atas jam 6 sore, maka sejak jam tersebut, pengasuh tidak boleh lagi ikut campur dalam mengurus anak.
Waktu malam harus sepenuhnya menjadi milik orang tua dan anak.
Mengapa ini penting? Karena bonding atau ikatan emosional yang terbentuk di masa kanak-kanak.
Terutama dalam 8 tahun pertama dan masa pra-remaja, akan sangat menentukan bagaimana anak kelak menghadapi masalah saat dewasa.
“Saat dewasa nanti, anak akan meniru cara orang terdekatnya dalam memecahkan masalah. Kalau ia lebih dekat dengan pengasuh, bisa jadi pola problem solving yang diadopsi justru dari mereka, bukan dari ayah atau ibunya," imbuhnya.
Tujuan akhirnya tentu adalah agar anak menjadikan orang tuanya sebagai role model, tempat kembali, dan sumber keamanan emosional utama.
Maka, investasi waktu dan kedekatan emosional sejak dini menjadi sangat penting.
Psikolog: Ke Sekolah Diantar Ayah Tingkatkan Rasa Aman dan Percaya Diri Anak |
![]() |
---|
Tak Ada Permintaan Maaf dari Lita Gading, Ahmad Dhani Ogah Damai |
![]() |
---|
Pernikahan Dini Bukan Solusi Ekonomi, Psikolog: Justru Jatuhkan Masa Depan Anak |
![]() |
---|
Lita Gading Peringatkan Ahmad Dhani untuk Belajar dari Masa Lalu demi Masa Depan Anak |
![]() |
---|
Kuasa Hukum Pastikan Lita Gading Tidak akan Minta Maaf ke Ahmad Dhani, Klaim Kliennya Tak Bersalah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.