Transparansi Pelabelan Faktor Krusial di Tengah Kekhawatiran Soal Keamanan dan Mutu Suplemen Makanan
Tak sedikit orang kemudian beralih ke suplemen makanan untuk memenuhi kekurangan nutrisi dalam pola makan mereka.
Penulis:
Willem Jonata
Editor:
Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kesibukan di era modern mengubah kebiasaan makan. Sebagian orang mungkin sampai tidak punya waktu menyiapkan makanan sehat di rumah.
Akibatnya mereka ketergantungan pada makanan cepat saji atau makanan olahan yang tinggi kalori, lemak, dan gula.
Masalahnya, makanan ini sering kali praktis, tapi tidak memiliki nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh kita agar berfungsi dengan baik.
Tak sedikit orang kemudian beralih ke suplemen makanan untuk memenuhi kekurangan nutrisi dalam pola makan mereka.
Apalagi teknologi sudah cukup maju untuk mengetahui penilaian kesehatan pribadi, mulai dari konsultasi dengan tenaga medis, diagnosis nutrisi digital, hingga alat uji nutrisi berbasis DNA, memungkinkan individu untuk lebih memahami kebutuhan nutrisi mereka.
Konsumsi suplemen makanan menjadi solusi populer bagi mereka yang mencari cara praktis dan sesuai untuk menjaga kesehatan.
Namun, seiring meningkatnya permintaan terhadap suplemen makanan, kekhawatiran tentang keamanan, kualitas, dan pengawasan regulasi juga meningkat.
Baca juga: Viral Aksi Pria Aniaya dan Ludahi Perempuan di Resto Cepat Saji Kendari, Tersinggung Disebut Alien
Director, Research Development and Scientific Affairs, Asia Pacific, Herbalife, Alex Teo, mengakui kekhawatiran tersebut di tengah masyarakat.
Dalam beberapa kasus, suplemen ditemukan mengandung bahan farmasi yang tidak di deklarasikan. Sebut saja obat sintetis atau kontaminan yang dapat menimbulkan risiko kesehatan serius.
Menurut dia, transparansi dalam industri suplemen makanan menjadi faktor krusial untuk membangun kepercayaan masyarakat.
"Merek yang menerapkan transparansi dalam pelabelan, sumber bahan, dan praktik jaminan kualitas dapat membangun citra merek yang membedakan mereka di pasar yang semakin kompetitif,” ujar Teo.
Diterangkannya, bahwa kerangka regulasi untuk suplemen makanan di kawasan Asia Pasifik sangat bervariasi antar negara.
Australia memiliki salah satu sistem paling ketat, dengan suplemen diatur sebagai barang terapeutik di bawah Therapeutic Goods Administration (TGA), yang mensyaratkan bukti kuat tentang keamanan, kualitas, dan efikasi.
Produk harus terdaftar atau diregistrasi berdasarkan klasifikasi risikonya, dan produsen wajib mematuhi Praktik Manufaktur yang Baik (GMP).
Kemenkes: Penambahan Makanan Pada Menu Balita untuk Mencegah Anemia |
![]() |
---|
Alternatif Makanan Sehat Setelah Lebaran, Tips Menjaga Pola Makan agar Tubuh Tetap Bugar |
![]() |
---|
Berita Foto : Program Makan Bergizi Gratis di Mulai |
![]() |
---|
Dukung Tumbuh Kembang, Peningkatan Kualitas Gizi Anak Digenjot di Berbagai Daerah |
![]() |
---|
Bukan Hanya Lezat, 7 Ragam Makanan Tradisional Nusantara Ini Juga Dikenal Menyehatkan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.