Sabtu, 6 September 2025

Bacaan Doa

Doa setelah Sholat Fardhu Singkat, Rahasia Ringan Hisab di Hari Kiamat

Doa setelah sholat fardhu singkat dan dzikirnya dapat menjadi pelengkap amalan utama yang akan dihisab pada hari kiamat, kemudian dilanjut dzikir.

|
Canva/Tribunnews
DOA SETELAH SHOLAT - Gambar dibuat di Canva, Kamis (17/7/2025). Doa setelah sholat fardhu singkat dan dzikirnya dapat menjadi pelengkap amalan utama yang akan dihisab pada hari kiamat, kemudian dilanjut dzikir. 

TRIBUNNEWS.COM - Sholat fardhu adalah amalan wajib bagi umat Islam selama hidup di dunia.

Setelah sholat fardhu, seorang muslim dianjurkan untuk berdoa terlebih dahulu dan tidak buru-buru meninggalkan tempat sholatnya.

Hal ini karena waktu setelah sholat fardhu merupakan salah satu waktu mustajab untuk berdoa.

Doa setelah sholat fardhu dapat dibaca untuk memanjatkan doa-doa baik kepada Allah SWT.

Selain berdoa, seorang muslim juga dianjurkan untuk berdzikir sebanyak 33 kali untuk setiap kalimat dzikir.

Doa-doa tersebut dapat dilihat dalam buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas III SD Kurikulum 2013 yang disusun oleh Achmad Hasim dan M. Kholid Fathoni, diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Edisi Revisi tahun 2018, di bawah ini ringkasannya.

Doa Setelah Sholat Fardhu Singkat

(3×) أَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ الْعَظِيْمَ، الَّذِيْ لَا إِلٰهَ إِلَّا هُوَ، الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ، وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

Astaghfirullāhal-‘Azhīma alladzī lā ilāha illā Huwa, al-Ḥayyul-Qayyūm, wa atūbu ilaih (3×).

Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah yang Maha Agung, yang tiada Tuhan selain Dia Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat kepadaNya.”

لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، يُحْيِي وَيُمِيْتُ، وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

Lā ilāha illallāhu waḥdahū lā syarīka lah. Lahul-mulku wa lahul-ḥamdu, yuḥyī wa yumītu, wa Huwa ‘alā kulli syai’in qadīr.

Artinya: “Tidak ada Tuhan kecuali Allah sendiri, tak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya-lah kerajaan, dan segala puji bagi-Nya. Ia menghidupkan dan mematikan, dan Ia Maha Kuasa atas segala sesuatu."

Baca juga: Doa setelah Wudhu, Jadi Pembuka Pintu Taubat sebelum Sholat

اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ، وَمِنْكَ السَّلَامُ، وَإِلَيْكَ يَعُودُ السَّلَامُ، فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلَامِ، وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ دَارَ السَّلَامِ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ، يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ

Allāhumma Antas-Salām, wa minka as-Salām, wa ilaika ya‘ūdu as-Salām. Faḥyina Rabbana bis-Salām, wa adkhilnal-jannata Dāra as-Salām, tabārakta Rabbana wa ta‘ālaita, yā Dzal-Jalāli wal-Ikrām.

Artinya: "Ya Allah! Engkaulah (pemilik) kedamaian, dari Engkaulah kedamaian, dan kepada Engkaulah kembalinya kedamaian. Oleh karena itu hidupkanlah kami, wahai Tuhan kami, dengan penuh kedamaian. Masukkanlah kami ke dalam surga, rumah kedamaian. Engkau, ya Tuhan kami, Maha Suci dan Maha Tinggi, wahai Zat Yang Memiliki Kebesaran dan Kemuliaan."

Kemudian, dapat dilanjut dengan membaca kalimat dzikir berikut ini sebanyak 33 kali.

(33×) سُبْحَانَ اللّٰهِ

Subḥānallāh (33×)

Artinya: "Maha Suci Allah" (33×)

(33×) الْحَمْدُ لِلَّهِ

Al-ḥamdu lillāh (33×)

Artinya: "Segala puji bagi Allah" (33×)

(33×) اللّٰهُ أَكْبَرُ

Allāhu Akbar (33×)

Artinya: "Allah Maha Besar" (33×)

Setelah berdzikir, dilanjutkan dengan membaca doa:

اللّٰهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللّٰهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا، لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، يُحْيِي وَيُمِيتُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللّٰهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ

Allāhu akbaru kabīrā, wal-ḥamdu lillāhi katsīrā, wa subḥānallāhi bukratan wa aṣīlā, lā ilāha illallāhu waḥdahū lā syarīka lah, lahul-mulku wa lahul-ḥamdu, yuḥyī wa yumītu, wa huwa ‘alā kulli syai’in qadīr, wa lā ḥaula wa lā quwwata illā billāhil-‘aliyyil-‘aẓīm.

Artinya: “Allah Maha Besar dengan kebesaran yang sempurna. Segala puji yang tak terhingga banyaknya. Maha suci Allah sepanjang pagi dan sore, tidak ada Tuhan selain Allah sendiri, tiada sekutu baginya,yang mempunyai kerajaan, untuknyalah segala puji, dzat yang menghidupkan dan mematikan, Dia sangat berkuasa atas segala sesuatu, tidak ada daya dan kekuatan kecuali kekuatan Allah yang Maha Tinggi dan Maha Agung."

Adab Berdoa

  1. Mengawali doa dengan basmalah, hamdalah, dan sholawat
  2. Memperbanyak istigfar
  3. Bersuci dari hadas dan najis
  4. Menghadap kiblat
  5. Memperhatikan saat yang tepat untuk berdoa, seperti di tengah malam dan sehabis salat fardhu
  6. Mengangkat kedua tangan
  7. Bersikap tawaduk (rendah hati)
  8. Merendahkan suara ketika berdoa
  9. Tidak berdo’a untuk keburukan atau untuk memutus tali silaturrahmi.

Rakaat Sholat Fardhu

  1. Rakaat sholat zuhur: 4 rakaat, dengan tahiyat awal pada rakaat 2 dan tahiyat akhir pada rakaat 4 (terakhir) lalu salam.
  2. Rakaat sholat Asar: 4 rakaat, dengan tahiyat awal pada rakaat 2 dan tahiyat akhir pada rakaat 4 (terakhir) lalu salam.
  3. Rakaat sholat Magrib: 3 rakaat, dengan tahiyat awal pada rakaat 2 dan tahiyat akhir pada rakaat 3 (terakhir) lalu salam.
  4. Rakaat sholat Isya: 4 rakaat, dengan tahiyat awal pada rakaat 2 dan tahiyat akhir pada rakaat 4 (terakhir) lalu salam.
  5. Rakaat sholat Subuh: 2 rakaat, dengan tahiyat akhir pada rakaat 2 (terakhir) lalu salam.

Tata Cara Sholat Fardhu

1. Membaca niat, dapat diniatkan dalam hati mau pun dilafalkan secara lisan dengan bacaan:

Niat sholat zuhur:

نَوَيْتُ أَنْ أُصَلِّيَ فَرْضَ الظُّهْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu an uṣalliya farḍa aẓ-ẓuhri arba‘a raka‘ātin mustaqbila al-qiblah, adā’an lillāhi ta‘ālā.

Artinya: "Aku berniat sholat fardhu Zuhur empat rakaat, menghadap kiblat, karena Allah Ta’ala."

Niat sholat Asar:

نَوَيْتُ أَنْ أُصَلِّيَ فَرْضَ الْعَصْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu an uṣalliya farḍa al-‘aṣri arba‘a raka‘ātin mustaqbila al-qiblah, adā’an lillāhi ta‘ālā.

Artinya: "Aku berniat sholat fardhu Asar empat rakaat, menghadap kiblat, karena Allah Ta’ala."

Niat sholat Magrib:

نَوَيْتُ أَنْ أُصَلِّيَ فَرْضَ الْمَغْرِبِ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu an uṣalliya farḍa al-maghribi thalātha raka‘ātin mustaqbila al-qiblah, adā’an lillāhi ta‘ālā.

Artinya: "Aku berniat sholat fardhu Magrib tiga rakaat, menghadap kiblat, karena Allah Ta’ala."

Niat sholat Isya:

نَوَيْتُ أَنْ أُصَلِّيَ فَرْضَ الْعِشَاءِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu an uṣalliya farḍa al-‘ishā’i arba‘a raka‘ātin mustaqbila al-qiblah, adā’an lillāhi ta‘ālā.

Artinya: "Aku berniat sholat fardhu Isya empat rakaat, menghadap kiblat, karena Allah Ta’ala."

Niat sholat Subuh:

نَوَيْتُ أَنْ أُصَلِّيَ فَرْضَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu an uṣalliya farḍa aṣ-ṣubḥi rak‘ataini mustaqbila al-qiblah, adā’an lillāhi ta‘ālā.

Artinya: "Aku berniat sholat fardhu Subuh dua rakaat, menghadap kiblat, karena Allah Ta’ala."

2. Membaca takbir

3. Membaca doa iftitah

 اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْـحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَٰلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ

Allāhu akbaru kabīrā, wal-ḥamdu lillāhi katsīrā, wa subḥānallāhi bukratan wa aṣīlā. Innī wajjahtu wajhiya lilladzī faṭaras-samāwāti wal-arḍa ḥanīfan musliman wa mā ana minal-musyrikīn. Inna ṣalātī wa nusukī wa maḥyāya wa mamātī lillāhi rabbil-‘ālamīn. Lā syarīka lahū, wa bidzālika umirtu wa anā minal-muslimīn.

Artinya: “Allah Mahabesar dengan sebesar-besarnya. Segala puji bagi Allah sebanyak-banyaknya. Maha Suci Allah sepanjang pagi dan petang. Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah.
Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya. Dan demikianlah aku diperintahkan, dan aku termasuk golongan orang-orang muslim (yang berserah diri).”

4. Membaca taawuz (menurut sebagian ulama)

5. Membaca surat Al-Fatihah di setiap rakaat

6. Membaca surah atau ayat Al-Quran

7. Ruku' dengan tuma'ninah (tenang/berhenti sejenak), dengan membaca bacaan:

Subhana rabbiyal 'adhiimi wabihamdih (3×)

Artinya: Maha Suci Allah, Tuhanku Yang Maha Agung dan aku memuji kepadaNya (3×)

8. Itidal, dengan membaca bacaan:

Sami'allahu liman hamidah. Rabbanaa lakal hamdu mil-us samaa waati wamil-ul ardli wa mil-umaa syi'ta min syai-in ba'du

Artinya: Allah mendengar orang yang memujiNya. Ya Allah, Tuhan kami, bagiMu segala puji sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh sesuatu yang Engkau kehendaki sesudah itu.

9. Sujud, dengan membaca bacaan:

Subhaana rabbiyal a'laa wabihamdihi (3×)

Artinya: Maha Suci Tuhanku lagi Maha Tinggi dan aku memuji kepadaNya (3×)

10. Duduk di antara dua sujud (ifitrasy), dengan membaca bacaan:

Rabbighfirlii war hamnii wajburnii warfa'nii warzuqnii wahdinii wa'aafinii wa'fu 'annii

Artinya: Wahai Tuhanku, ampunilah dosaku, belas kasihanilah aku, cukupilah kekuranganku, angkatlah derajatku, berilah rejeki kepadaku, berilah petunjuk kepadaku, berilah kesehatan kepadaku dan berilah ampunan kepadaku.

11. Sujud kedua, dengan membaca bacaan sama dengan sujud pertama

12. Duduk Tahiyat atau Tasyahud Akhir, dengan membaca bacaan:

Attahiyyatul mubaarakaatush shalawaatut thayyibaatu lillaahi. Assalaamu 'alaika ayyuhaan nabiyyu wa rahmatullahi wa barakaatuhu. Assalaamu 'alaina wa 'alaa 'ibaadillaahis shaalihiina. Asy-hadu anlaa ilaaha illaallaahu wa asyhadu anna muhammadan rasuulullahi. Allaahumma shalli 'alaa muhammadin. Wa 'alaa aalii muhammad. Kamaa shallaita 'alaa ibraahiima wa' alaa aali ibraahiima. Wa baarik 'alaa muhammadin wa 'alaa aali muhammadin. Kamaa baarakta 'alaa ibraahiima wa 'alaa aali ibraahiima. Fil 'aalamiina innaka hamiidun majiidun.

Artinya: 

Segala kehormatan, keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan adalah milik Allah. Semoga keselamatan tetap dilimpahkan kepadamu wahai Nabi Muhammad, teriring rahmat dan berkahNya. Semoga pula keselamatan atas kita dan atas hamba Allahyang shalih. Aku bersaksi, bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah dan aku bersaksi, bahwa Nabi Muhammad itu utusan Allah. Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepoda junjungan kami Nabi Muhammad. Dan berilah rahmat kepada keluarga Nabi Muhammad sebagaimana Engkau telah memberi rahmat kepada junjungan kami Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahkanlah berkat atas Nabi Muhammad beserta keluarganya. Sebagaimana Engkau memberi berkat kepada Nabi lbrahim dan keluarganya. Di seluruh alam, Engkaulah yang terpuji dan Maha Mulia.

13. Salam, dengan membaca:

Assalamu'alaikum warahmatullaahi

Artinya: Keselamatan dan rahmat Allah semoga tetap pada kamu sekalian.

Hadis tentang Sholat

Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Riau dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) menjelaskan sejumlah hadis yang berisi perintah Allah SWT kepada hambaNya untuk melaksanakan sholat.

Salah satu hadis menyebutkan bahwa Nabi Muhammad saw. menjelaskan sholat merupakan tiang agama sehingga harus diamalkan sebagai amalan wajib.

Rasulullah saw. bersabda: “Shalat adalah tiang agama, maka siapa yang mendirikan shalat, berarti ia menegakkan sendi-sendi agama, dan siapa yang meninggalkan shalat, berarti ia telah meruntuhkan sendi-sendi agama."

Selain itu, sholat juga merupakan amalan yang dihisab pertama kali pada hari kiamat.

Dari Abu Hurairah ra berkata: “Aku mendengar Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya yang pertama kali akan dihisab dari amal hamba adalah shalat. Jika shalatnya baik ia benar-benar telah beruntung dan sukses. Dan jika shalatnya rusak benar-benar telah celaka dan merugi.”(HR. at-Tirmidzi dan an-Nasa’i).

Keutamaan sholat juga disebutkan oleh Rasulullah dalam riwayat:

وَاعْلَمُوْا أَنَّ خَيْرَ أَعْمَالِكُمُ الصَّلَاةُ

“Ketahuilah bahwa sebaik-baik amal kalian adalah shalat.” (HR Ahmad)

Selain itu, Allah SWT dalam firmanNya menyebutkan:

اِنَّنِيْٓ اَنَا اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنَا۠ فَاعْبُدْنِيْۙ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ لِذِكْرِيْ

“Sesunggungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”. (QS Thaha:14)

Sholat harus ditegakkan sebagai tiang agama dan menjadi pembeda antara orang muslim dan kafir.

بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكُ الصَّلَاةِ

“Antara seseorang dengan kekufuran dan kesyirikan adalah meninggalkan shalat”. (HR Muslim, Ahmad dan yang lainnya)

Hukuman bagi umat Islam yang tidak melaksanakan sholat yaitu ditempatkan di neraka Saqor, seperti disebutkan dalam firman Allah SWT dalam Surat Al-Muddatsir: 42-43.

مَا سَلَكَكُمْ فِيْ سَقَرَ

“Apakah yang memasukan kamu ke dalam neraka Saqor ?

قَالُوْا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّيْنَۙ

Mereka menjawab : “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat”.

Allah SWT juga memerintahkan hambaNya untuk memelihara sholat agar terhindar dari perbuatan buruk.

فَخَلَفَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ اَضَاعُوا الصَّلٰوةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوٰتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا ۙ

“Maka sesudah generasi mereka (generasi para Nabi dan Rasul), digantikan oleh generasi berikutnya, mereka menyia-nyiakan shalatnya dan mereka mengikuti hawa nafsu, maka mereka pasti kelak akan sesat.” (QS Maryam[19]: 59)

حَافِظُوْا عَلَى الصَّلَوٰتِ وَالصَّلٰوةِ الْوُسْطٰى وَقُوْمُوْا لِلّٰهِ قٰنِتِيْنَ

“Jagalah shalat-shalat yang lima waktu dan shalat wustha (ashar), dan berdirilah karena Allah dalam shalat dengan khusyu’.” (QS Al-Baqarah[2]: 238)

Di antara hamba Allah SWT yang menunaikan sholat, yang paling utama adalah mereka yang melaksanakannya pada awal waktu.

وَعَنْ اِبْنِ مَسْعُودٍ – رضي الله عنه – قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – – أَفْضَلُ اَلْأَعْمَالِ اَلصَّلَاةُ فِي أَوَّلِ وَقْتِهَا – رَوَاهُ اَلتِّرْمِذِيُّ, وَالْحَاكِمُ. وَصَحَّحَاهُ

Dari Ibnu Mas’ud Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Perbuatan yang paling mulia ialah shalat pada awal waktunya.” (Hadits riwayat dan shahih menurut Tirmidzi dan Hakim. Asalnya Bukhari-Muslim).

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan