Sabtu, 27 September 2025

Bacaan Doa

Doa setelah Sholat Istikharah, Solusi Islami saat Hadapi Pilihan Sulit

Doa setelah istikharah dibaca ketika seseorang memohon kepada Allah agar diberi kemudahan/petunjuk untuk memilih di antara pilihan.

Canva/Tribunnews
DOA SHOLAT ISTIKHARAH - Gambar dibuat di Canva, Kamis (7/8/2025). Doa setelah istikharah dibaca ketika seseorang memohon kepada Allah agar diberi kemudahan/petunjuk untuk memilih di antara pilihan. 

TRIBUNNEWS.COM - Sholat istikharah adalah sholat sunnah dua rakaat untuk memohon petunjuk kepada Allah mengenai pilihan yang lebih baik di antara dua hal yang belum dapat ditentukan baik buruknya.

Maksudnya jika seorang muslim berhajat, bercita-cita, atau dihadapkan dengan pilihan, sedang ia ragu-ragu untuk memilihnya, maka ia dapat melakukan sholat istikharah.

Kementerian Agama Kalimantan Selatan menyebutkan Rasulullah mengajarkan sholat istikharah untuk membantu menentukan sebuah pilihan terbaik.

Dalam Al-Quran disebutkan bahwa seorang muslim wajib menjadikan sholat sebagai penolong.

“Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. al-Baqarah: 153).

“Dan Rabbmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia). Dan Tuhanmu mengetahui apa yang disembunyikan (dalam) dada mereka dan apa yang mereka nyatakan. Dan Dialah Allah, tidak ada Rabb (yang berhak disembah) melainkan Dia, bagi-Nyalah segala puji di dunia dan di akhirat, dan bagi-Nyalah segala penentuan dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” (QS. al-Qashash: 68-70).

Rasulullah juga mengajarkan umatnya untuk memohon pertolongan Allah dengan melaksanakan sholat istikharah dua rakaat jika dihadapkan dengan pilihan yang sulit.

Setelah itu, ia dianjurkan untuk bertawakkal dan berserah diri kepada Allah agar mendapatkan jawaban.

Tidak perlu terburu-buru dalam berdoa agar Allah mengabulkan atau memberi jawaban atas sholat Istikharah-nya.

Rasulullah bersabda: "Doa yang dipanjatkan seseorang di antara kalian akan dikabulkan selama dia tidak tergesagesa. Dirinya berkata, ‘Aku telah berdoa namun tidak juga terkabul.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Allah juga telah menjamin akan mengabulkan doa hambaNya, seperti disebutkan dalam firmanNya:

Baca juga: Doa Pelunas Utang agar Nantinya Ruh Tak Terkatung di Alam Barzakh

“Dan Rabbmu berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (QS. Al-Mu’min: 60)

Jika sudah sholat istikharah dan belum mendapat jawaban, maka dapat mengulangi sholat tersebut beserta doanya.

Dari Jabir bin ‘Abdillah r.a. berkata:

Rasulullah SAW mengajari kami shalat istikharah dalam setiap perkara atau urusan yang kami hadapi, sebagaimana Beliau mengajarkan kami suatu surat dari al-Qur’an. Beliau berkata: “Jika salah seorang di antara kalian berniat dalam suatu urusan, maka lakukanlah shalat dua rakaat yang bukan shalat wajib, kemudian berdoalah…”. (HR. al-Bukhari).

Kemudian, Rasulullah menyebutkan doa sholat Istikharah seperti di bawah ini, dikutip dari buku Risalah Tuntunan Shalat Lengkap oleh Drs. Moh. Rifa'i terbitan CV TOHA Putra Semarang.

Doa setelah Sholat Istikharah

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ، وَأَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ، اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ (sebutkan niat/urusanmu) خَيْرٌ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي، أَوْ قَالَ: فِي عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ، فَاقْدُرْهُ لِي وَيَسِّرْهُ لِي، ثُمَّ بَارِكْ لِي فِيهِ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ (sebutkan lagi urusannya) شَرٌّ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي، أَوْ قَالَ: فِي عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ، فَاصْرِفْهُ عَنِّي وَاصْرِفْنِي عَنْهُ، وَاقْدُرْ لِيَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ، ثُمَّ أَرْضِنِي

Allâhumma innî astakhîruka bi‘ilmika, wa astaqdiruka biqudratika, wa as’aluka min fadhlikal-‘azhîm. Fa innaka taqdiru wa lâ aqdiru, wa ta‘lamu wa lâ a‘lamu, wa anta ‘allâmul-ghuyûb.

Allâhumma in kunta ta‘lamu anna hâdzal-amra (sebutkan urusanmu) khayrun lî fî dînî wa ma‘âsyî wa ‘âqibati amrî (aw qâla: fî ‘âjili amrî wa âjilihi), faqdurhu lî wa yassirhu lî, tsumma bârik lî fîhi.

Wa in kunta ta‘lamu anna hâdzal-amra (sebutkan urusanmu) syarrun lî fî dînî wa ma‘âsyî wa ‘âqibati amrî (aw qâla: fî ‘âjili amrî wa âjilihi), fashrifhu ‘annî washrifnî ‘anhu, waqdur lî al-khayra haitsu kâna, tsumma ardhini.

Artinya:

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon pilihan yang tepat kepada-Mu dengan ilmu-Mu, dan aku memohon kekuasaan-Mu (untuk mengatasi persoalanku) dengan kekuasaan-Mu. Aku juga memohon kepada-Mu sebagian dari karunia-Mu yang agung. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa, sedang aku tidak kuasa. Engkau Maha Mengetahui, sedang aku tidak mengetahui. Engkau Maha Mengetahui segala yang gaib.

Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini (sebutkan urusannya) baik bagiku, dalam agamaku, kehidupanku, dan akhir urusanku—baik segera maupun nanti—maka takdirkanlah untukku, mudahkanlah, dan berkahilah urusan ini bagiku.

Namun jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini buruk bagiku, dalam agamaku, kehidupanku, dan akhir urusanku—baik segera maupun nanti—maka jauhkanlah urusan itu dariku dan jauhkanlah aku darinya. Dan takdirkanlah kebaikan untukku di mana pun ia berada, lalu jadikanlah aku ridha terhadap keputusan itu.”

Hadis Sholat Istikharah

Pelaksanaan sholat istikharah disebutkan dalam sejumlah hadis.

Hukum sholat istikharah menjadi sunnah muakkad (sunnah yang dianjurkan) bagi orang yang sedang menghajatkan petunjuk Allah.

Rasulullah bersabda: "Tidak akan kecewa bagi orang yang melaksanakan shalat istikharah dan tidak akan menyesal bagi orang yang suka bermusyawarah dan tidak akan kekurangan bagi orang yang suka berhemat." (HR. Al-Tabrani)

Anjuran melaksanakan sholat istikharah juga disebutkan dalam kitab Sahih Al-Bukhari.

Rasulullah bersabda: “Jika salah seorang di antara kalian bertekad untuk melakukan suatu urusan, kerjakanlah shalat dua rakaat selain shalat fardhu, lalu hendaklah ia berdoa,” lalu Rasulullah menyebutkan doanya (disebutkan di atas).

Syarat-syarat sebelum Sholat Istikharah

Ada dua hal yang menjadi dasar pelaksanaan sholat istikharah yaitu menghadapi pilihan dan ketika bingung untuk melakukan suatu hal.

1. Ingin Memilih di antara Pilihan

Syarat seseorang melaksanakan sholat istikharah adalah ia dihadapkan pada dua pilihan.

Pertama, pastikan pilihan tersebut sudah melalui proses analisis baik dan buruk, efek negatif dan positif, dan besarnya prosentase antara maslahat dan mudaratnya.

Kedua, setelah menentukan pertimbangan tersebut, hal yang harus dilakukan adalah memilih yang lebih baik di antara dua pilihan.

Kemudian melakukan sholat istikharah dan tinggal bagaimana ia bertekad untuk memilih pilihan sesuatu petunjuk dari Allah.

Ketiga, ketika melakukan sholat istikharah, tidak boleh memiliki kecenderungan pada salah satu pilihan.

Ahli haids Imam al-Nawawi berkata, "Hendaknya seseorang melakukan apa yang sudah menjadi kemantapan hatinya setelah istikharah, bukan berdasarkan pilihan pada salah satu di antara keduanya sebelum istikharah. Jika hal itu terjadi, bukanlah ia beristikharah kepada Allah, akan tetapi beristikharah kepada hawa nafsunya, dan terkadang sering terjadi tidak ada kejujuran."

2. Ingin Memilih untuk Melakukan Sesuatu

Sholat istikharah untuk memilih melakukan sesuatu perlu memenuhi sejumlah syarat.

Pertama, niatkan segala hal karena Allah karena semua perbuatan tergantung niatnya.

Kedua, melakukan proses penilaian dan manajemen yang baik untuk mengambil pilihan yang terbaik ketika ada beberapa pilihan.

Ketiga, jika perlu, seseorang dapat meminta pendapat orang lain yang lebih berpengalaman untuk memberikan masukan tentang baik buruknya sesuatu.

Tata Cara Sholat Istikharah

Sholat Istikharah dilaksanakan sebanyak dua rakaat, namun tidak ada batas untuk jumlah maksimalnya.

Pelaksanaan sholat istikharah dapat dilakukan kapan saja, asalkan bukan pada tiga waktu terlarang untuk sholat yaitu ketika matahari terbit, ketika matahari berada di tengah siang, atau ketika matahari sedang terbenam.

1. Niat sholat Istikharah, bisa diniatkan dalam hati atau dibaca secara lisan:

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْاِسْتِخَارَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Ushallî sunnatal istikhârati rak’ataini lillâhi ta’âlâ.

Artinya: “Aku berniat shalat sunnah istikharah dua rakaat karena Allah ta’ala.”

2. Takbiratulihram, mengangkat tangan sejajar dengan telinga atau pundak, sambil membaca:

اللّٰهُ أَكْبَرُ

Allahu Akbar

Artinya: "Allah Maha Besar"

3. Membaca doa iftitah (Sunnah)

اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ
اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ،
اللَّهُمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالثَّلْجِ وَالْمَاءِ وَالْبَرَدِ

Allahumma baa‘id bainii wa baina khathaayaaya kamaa baa‘adta baina al-masyriqi wal-maghrib.
Allahumma naqqinii min khathaayaaya kamaa yunaqqa ats-tsawbu al-abyadhu mina ad-danas.
Allahumma-ghsilnii min khathaayaaya bits-tsalji wal-maa’i wal-barad

Artinya:

"Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahan-kesalahanku sebagaimana Engkau telah menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana pakaian putih dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, cucilah aku dari kesalahan-kesalahanku dengan air, salju, dan embun."

Atau

 اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْـحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَٰلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ

Allāhu akbaru kabīrā, wal-ḥamdu lillāhi katsīrā, wa subḥānallāhi bukratan wa aṣīlā. Innī wajjahtu wajhiya lilladzī faṭaras-samāwāti wal-arḍa ḥanīfan musliman wa mā ana minal-musyrikīn. Inna ṣalātī wa nusukī wa maḥyāya wa mamātī lillāhi rabbil-‘ālamīn. Lā syarīka lahū, wa bidzālika umirtu wa anā minal-muslimīn.

Artinya:

“Allah Mahabesar dengan sebesar-besarnya. Segala puji bagi Allah sebanyak-banyaknya. Maha Suci Allah sepanjang pagi dan petang. Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya. Dan demikianlah aku diperintahkan, dan aku termasuk golongan orang-orang muslim (yang berserah diri).”

4. Membaca taawuz (menurut sebagian ulama)

5. Membaca surat Al-Fatihah di setiap rakaat

6. Membaca surah atau ayat Al-Quran

7. Ruku' dengan tuma'ninah (tenang/berhenti sejenak), dengan membaca bacaan:

Subhana rabbiyal 'adhiimi wabihamdih (3×)

Artinya: Maha Suci Allah, Tuhanku Yang Maha Agung dan aku memuji kepadaNya (3×)

8. Itidal, dengan membaca bacaan:

Sami'allahu liman hamidah. (ketika mengangkat tangan sejajar pundak)

Rabbanaa lakal hamdu mil-us samaa waati wamil-ul ardli wa mil-umaa syi'ta min syai-in ba'du (ketika menurunkan tangan)

Artinya: Allah mendengar orang yang memujiNya. Ya Allah, Tuhan kami, bagiMu segala puji sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh sesuatu yang Engkau kehendaki sesudah itu.

9. Sujud, dengan membaca bacaan:

Subhaana rabbiyal a'laa wabihamdihi (3×)

Artinya: Maha Suci Tuhanku lagi Maha Tinggi dan aku memuji kepadaNya (3×)

10. Duduk di antara dua sujud (ifitrasy), dengan membaca bacaan:

Rabbighfirlii war hamnii wajburnii warfa'nii warzuqnii wahdinii wa'aafinii wa'fu 'annii

Artinya: Wahai Tuhanku, ampunilah dosaku, belas kasihanilah aku, cukupilah kekuranganku, angkatlah derajatku, berilah rejeki kepadaku, berilah petunjuk kepadaku, berilah kesehatan kepadaku dan berilah ampunan kepadaku.

11. Sujud kedua (bacaan sama dengan sujud pertama), lalu berdiri lagi untuk melanjutkan rakaat kedua (ulangi poin 5-11)

12. Duduk Tahiyat atau Tasyahud Akhir, dengan membaca bacaan:

اَلتَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ،
اَلسَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ،
السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَىٰ عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ،
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِ مُحَمَّدٍ،
كَمَا صَلَّيْتَ عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَعَلَىٰ آلِ إِبْرَاهِيمَ،
وَبَارِكْ عَلَىٰ مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِ مُحَمَّدٍ،
كَمَا بَارَكْتَ عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَعَلَىٰ آلِ إِبْرَاهِيمَ،
فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.

At-tahiyyaatu lillaahi was-sholawaatu wat-thayyibaatu,
Assalaamu ‘alaika ayyuhan-nabiyyu wa rahmatullaahi wa barakaatuh,
Assalaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillaahis-shoolihiin,
Asyhadu allaa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh.
Allaahumma shalli ‘alaa Muhammad, wa ‘alaa aali Muhammad,
kamaa shallaita ‘alaa Ibraahiim wa ‘alaa aali Ibraahiim,
wa baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad,
kamaa baarakta ‘alaa Ibraahiim wa ‘alaa aali Ibraahiim,
fil ‘aalamiina innaka Hamiidum Majiid.

Artinya: "Segala kehormatan, keberkahan, dan kebaikan adalah milik Allah. Keselamatan atasmu, wahai Nabi, beserta rahmat Allah dan berkah-Nya. Keselamatan atas kami dan atas hamba-hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahkanlah berkah kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan berkah kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia di seluruh alam."

13. Salam, dengan membaca:

Assalamu'alaikum warahmatullaahi

Artinya: Keselamatan dan rahmat Allah semoga tetap pada kamu sekalian.

Hikmah Sholat Istikharah

Melaksanakan sholat istikharah mendatang banyak manfaat.

Dalam skripsi berjudul Salat Sunah Istikharah dalam Perspektif Hadis oleh Bahrudin dari Jurusan Tafsir Hadis, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011, disebutkan beberapa hikmah sholat istikharah, di antaranya:

1. Lebih bersabar dalam ketaatan kepada Allah

Orang yang melakukan sholat istikharah termasuk golongan orang-orang yang sabar dan bertawakkal kepada Allah.

Hal ini karena mereka melibatkan Allah dalam pilihan penting dalam hidupnya.

2. Mendapatkan jiwa yang tenang 

Ketika semua pilihan menghantui dan membebani, sholat istikharah dapat mendatangkan ketenangan jiwa.

Penting untuk percaya kepada Allah bahwa Allah akan memberikan pilihan terbaik kepada hambaNya yang sabar dan berserah diri.

3. Akan dilapangkan dadanya untuk menentukan pilihan

Allah akan melapangkan dada hambaNya yang melakukan sholat istikharah.

Dengan kelapangan dada, seorang muslim dapat menentukan pilihan yang tepat sesuai kemantapan hati dan petunjuk Allah.

4. Tidak menyesal dengan pilihan tersebut

Seorang muslim yang telah memasrahkan diri pada petunjuk Allah untuk menentukan pilihan, maka ia tidak akan menyesalinya.

Hal ini karena dalam beristikharah, ia telah melalui proses penilaian, manajemen terhadap pilihan tersebut dan melakukan sholat istikharah untuk memohon petunjuk dari Allah.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan