Bacaan Doa
Doa Penghancur Sihir dalam Ruqyah yang Diajarkan Rasulullah
Dalam hadis dan Al-Qur'an disebutkan doa yang dapat dibaca untuk menyembuhkan seseorang dari sihir dan penyakit lainnya.
TRIBUNNEWS.COM - Sihir merupakan perbuatan yang dilakukan dengan kekuatan ghaib seperti guna-guna, mantra dan sebagainya.
Menurut pandangan Islam, sihir benar-benar nyata keberadaannya dan berbahaya bagi orang yang terkena sihir.
Di dalam Al-Qur'an, disebutkan Al-Qur'an merupakan penyembuh bagi penyakit-penyakit di dalam dada.
“Hai manusia sesungguhnya telah datang kepadamu suatu pelajaran dari tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit yang berada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman." (QS. Yunus: 57)
Dalam ajaran Islam, menyembuhkan seseorang yang terkena sihir dapat dilakukan dengan ruqyah, yaitu membaca ayat-ayat Al-Qur'an dengan harapan untuk kesembuhan atau menghilangkan kesengsaraannya.
Namun, jika ruqyah tersebut disertai dengan mantra sakti atau penyebutan setan atau entitas lain maka hukumnya haram, karena berujung pada perbuatan syirik yang menyekutukan Allah.
Dalam riwayat disebutkan Rasulullah pernah melakukan ruqyah kepada cucunya.
Dari Ibnu Abbas ra., disebutkan bahwa Rasulullah meruqyah Hasan dan Husein dengan doa yang artinya: “Saya minta perlindungan untuk kalian berdua dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna (Al-Qur'an) dari (kejahatan) syaithan dan binatang berbisa, serta dari pandangan yang menimpanya (yang mengakibatkan sakit)." (HR. Bukhari, no, 3371
Rasulullah juga bersabda: “Sesungguhnya ayah kalian (Ibrahim) dahulu memohon perlindungan dengan doa ini untuk Ismail dan Ishaq.”
Riwayat lain juga menyebutkan pengobatan yang terbaik adalah dengan Al-Qur'an.
Dari Ali bin Abu Thalib ra., menerangkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Sebaik-baik pengobatan adalah dengan Al-Qur'an." (HR. Ibnu Majah)
Baca juga: 6 Tanda Seseorang Diganggu Setan menurut Al-Qur’an dan Hadis
Dalam Al-Qur'an terdapat beberapa ayat yang digunakan untuk ruqyah dan membentengi diri dari sihir.
Telah menceritakan kepada kami Hisyam bin Yunus al Kufi, telah menceritakan kepada kami al Qasim bin Malik al Mazani dari al Jariri dari Abu Nadirah dari Abu Sa’id, ia berkata, “Dahulu Rasulullah sallallāhu ‘alaihi wa sallam sering berlindung dari Jin dan ‘Ain (tatapan mata jahat) manusia hingga turun Al Mu’awwidzatain, maka setelah keduanya turun beliau membacanya dan meninggalkan selainnya." (HR At-Tirmidzi)
Ada pun Al Mu’awwidzatain adalah Surat Al-Ikhlas, Surat Al-Falaq, dan Surat An-Nas, sebagaimana dijelaskan dalam skripsi Bacaan Ayat-Ayat Al-Qur’an Sebagai Media Penyembuhan (Studi Living Al-Qur’an Terapi Ruqyah Totok Saraf Klinik Herbal Al-Muntadzar Jalan Lasoso, Kecamatan Palu Barat) oleh Siti Humairah, mahasiswi UIN Datokarama Palu (2023).
Selain itu, terdapat doa-doa dalam hadis yang menyebutkan doa ketika meruqyah dan memohon kesembuhan atas izin Allah Swt.
Doa Ruqyah
بِسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ، مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيكَ، مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنٍ حَاسِدٍ، اللَّهُ يَشْفِيكَ، بِسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ
Bismillāhi arqīka, min kulli syay’in yu’dzīka, min syarri kulli nafsin aw ‘aynin ḥāsid, Allāhu yasyfīka, bismillāhi arqīka
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah aku meruqyahmu, dari segala sesuatu yang menyakitimu, dari kejahatan setiap jiwa atau mata yang dengki. Allah lah yang menyembuhkanmu. Dengan menyebut nama Allah aku meruqyahmu.”
Doa tersebut diambil dari hadis yang menyebutkan: Dari Abu Sa'id, bahwa Jibril datang kepada Nabi (saw) dan bertanya: 'Wahai Muhammad, apakah kamu sakit?', beliau menjawab: "Ya." Lalu Jibril meruqyah Rasulullah dengan membacakan doa: “Dengan menyebut nama Allah aku meruqyahmu, dari segala sesuatu yang menyakitimu, dari kejahatan setiap jiwa atau mata yang dengki. Allah lah yang menyembuhkanmu. Dengan menyebut nama Allah aku meruqyahmu.” (HR. Imam Muslim)
Ayat-ayat Al-Qur'an untuk Ruqyah
Terdapat beberapa ayat di dalam Al-Qur'an yang digunakan untuk meruqyah, di antaranya:
1. al-Ikhlas: 1-4
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
Qul huwa Allāhu aḥad
Katakanlah (Muhammad), Dialah Allah Yang Maha Esa.
اللَّهُ الصَّمَدُ
Allāhuṣ-ṣamad
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ
Lam yalid wa lam yūlad
Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.
وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ
Wa lam yakun lahu kufuwan aḥad
Dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan Dia.
2. al-Falaq: 1-5
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ
Qul a‘ūdzu birabbil-falaq
Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (waktu fajar),”
مِن شَرِّ مَا خَلَقَ
Min syarri mā khalaq
Dari kejahatan (makhluk) yang Dia ciptakan,
وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ
Wa min syarri ghāsiqin idzā waqab
Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,
وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ
Wa min syarrin-naffāṡāti fil-‘uqad
Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang meniup pada buhul-buhul (simpul-simpul tali),
وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
Wa min syarri ḥāsidin idzā ḥasad
Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki.”
3. an-Nas: 1-6
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ
Qul a‘ūdzu birabbin-nās
Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan manusia,”
مَلِكِ النَّاسِ
Malikin-nās
Raja manusia,
إِلَٰهِ النَّاسِ
Ilāhin-nās
Sembahan manusia,
مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ
Min syarril-waswāsil-khannās
Dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi,
الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ
Alladzī yuwaswisu fī ṣudūrin-nās
Yang membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia,
مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
Minal-jinnati wan-nās
Dari (golongan) jin dan manusia.
4. al-Fatihah: 1-7
5. al-Baqarah: 1-5, 255-257, 284-286
6. al A'araf: 54-56
7. al-Taubah: 168-169
8. al-Isra': 110-111
9. al-Shaffat: 1-11
10. al-Rahman: 33-35
11. al-Hadid: 1-5
12. al-Hasyr: 21-24
13. al-Jin: 1-7
14. al-Lahab: 1-5
Syarat Ruqyah
Ada pun ruqyah yang dilakukan secara islami juga harus memenuhi syarat, terutama bagi seorang peruqyah (raqi).
Baik seorang peruqyah mau pun seorang muslim pada umumnya perlu mengetahui syarat-syarat melakukan ruqyah agar mendapat kesembuhan atas izin Allah Swt.
Dalam skripsi berjudul Upaya Membentengi Diri (Studi Terhadap Praktik Ruqyah Menggunakan Ayat Hirzi Di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Panyepen Palengaan Pamekasan Madura.) oleh Mutiatun, mahasiswi IAIN Jember (2018), disebutkan beberapa hal yang harus dipenuhi sebelum melakukan ruqyah.
- Beriman dengan benar kepada akidah Islam, serta mengamalkannya melalui ucapan dan perbuatan.
- Meyakini bahwa ayat Al-Qur’an dan doa memiliki kekuatan penyembuh, namun semuanya terjadi hanya dengan izin Allah Swt.
- Memahami keberadaan dan dunia jin berdasarkan dalil dari Al-Qur’an dan hadis.
- Mengetahui cara jin masuk dan mempengaruhi manusia, agar dapat menghindarinya.
- Menggunakan bahasa Arab atau bahasa yang jelas maknanya saat membaca ruqyah.
- Membaca kalam Allah (Al-Qur’an) sebagai dasar utama dalam ruqyah.
- Menjauhi perbuatan maksiat atau hal-hal yang diharamkan oleh agama.
- Meyakini bahwa kekuatan ruqyah berasal dari izin Allah, bukan dari kemampuan diri sendiri.
- Mendekatkan diri kepada Allah dengan memperbanyak ibadah dan mengikuti sunnah Rasulullah.
- Menjauhi sifat sombong dan selalu rendah hati dalam menjalankan ruqyah.
- Memahami tata cara ruqyah yang benar, sesuai dengan tuntunan Rasulullah.
- Konsisten (istiqamah) dalam membaca wirid dan doa perlindungan diri yang diajarkan Rasulullah.
- Melakukan ruqyah dengan niat ikhlas, semata-mata karena Allah Swt.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.