10 Dosa Besar yang Menghancurkan Hati menurut Al-Quran dan Hadis
Dari banyaknya dosa yang disebutkan dalam Al-Quran, terdapat 10 dosa besar yang harus dihindari oleh setiap muslim.
Ringkasan Berita:
- Setiap muslim dilarang untuk mendekati dosa besar, apalagi melakukannya.
- Ada banyak dosa yang disebutkan dalam Al-Quran, termasuk sepuluh dosa besar.
- Mereka yang berbuat dosa besar dan mau bertaubat sepenuhnya, maka Allah SWT akan mengampuninya.
TRIBUNNEWS.COM - Setiap manusia pernah melakukan dosa dalam hidupnya.
Dalam ajaran Islam, terdapat dosa kecil dan dosa besar, yang keduanya sama-sama akan dipertanggungjawabkan pada hari penghakiman.
Salah satu penyebab seorang manusia berbuat dosa adalah kelemahannya dalam mengendalikan hawa nafsu.
Banyak manusia yang terjerumus ke dalam dosa kecil mau pun besar karena hal-hal duniawi dan melampaui batas.
"..Dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta mengikuti hawa nafsunya, dan keadaannya telah melewati batas.” (QS. Al-Kahfi: 28)
Dosa-dosa yang diperbuat oleh manusia dan enggan bertaubat dapat menghancurkan iman dan menutup hatinya dari hidayah Allah Yang Maha Pengampun.
“Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang selalu mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka.” (QS. Al-Muthaffifin: 14)
Dalam buku Bukan Dosa Ternyata Dosa karya Abduh Al Baraq dan Segala Dosa Besar dan Kecil Penyebab Siksa Kubur karya Najamuddin Muhammad, disebutkan beberapa dosa besar.
1. Syirik/Menyekutukan Allah SWT
Syirik merupakan dosa besar karena percaya, memohon, mengabdi, dll kepada selain Allah SWT.
Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya,” (QS. An Nisaa: 48).
"Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga,” (QS. Al Maidah: 72).
Baca juga: Doa Penghapus Dosa Sebelum Tidur yang Diajarkan Rasulullah SAW
Bentuk perbuatan syirik ini berbagai macam, termasuk mempercayai peramal, dukun, mengkeramatkan benda, tempat dll.
Rasulullah bersabda: "Barang siapa membatalkan maksud keperluannya karena ramalan mujur-sial maka dia telah syirik kepada Allah. Para sahabat bertanya. "Apakah penebusannya, ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Ucapkanlah, "Ya Allah, tiada kebaikan kecuali kebaikan-Mu, dan tiada kesialan kecuali yang Engkau timpakan dan tidak ada Tuhan kecuali Engkau." (HR Ahmad)
2. Berputus Asa dari Rahmat Allah SWT
Setiap muslim dilarang untuk berputus asa dari rahmat Allah SWT.
Berputus asa (ya’s) dari rahmat Allah termasuk dosa besar, karena mencerminkan keyakinan bahwa Allah SWT tidak mampu mengampuni dan memberi jalan keluar.
Padahal Allah sendiri menegaskan bahwa rahmat-Nya sangat luas, bahkan mencakup seluruh makhluk.
Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir,” (QS. Yusuf: 87).
3. Merasa Aman dari Azab Allah SWT
Merasa aman (amnu min ‘adzabillah) dari azab Allah adalah dosa besar, karena menunjukkan kesombongan dan kelalaian.
“Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi,” (Al A’raaf: 99)
4. Durhaka kepada Orang Tua
Islam memuliakan kedua orang tua dan memerintahkan setiap anak berbakti kepada mereka.
Durhaka kepada orang tua merupakan salah satu dosa besar karena mereka telah susah payah membesarkan anak-anaknya.
“Kami wasiatkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua puluh bulan. Sehingga apabila ia telah dewasa dan mencapai umur empat puluh tahun, ia berdoa: ‘Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridai; dan perbaikilah keturunanku. Sesungguhnya aku bertobat kepada-Mu dan sungguh aku termasuk orang-orang yang berserah diri.’” (QS. Al-Ahqaf: 15)
Dalam hadis juga dijelaskan mengenai larangan durhaka kepada orang tua.
"Sukakah bila aku beritahukan kepadamu sebesar-besar dosa yang paling besar? (tiga kali beliau ulangi). Sahabat berkata, "Baiklah, ya Rasulullah', bersabda Nabi. 'Menyekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orangtua, serta camkanlah, saksi palsu dan perkataan bohong. Maka, Nabi selalu mengulangi, 'Dan persaksian palsu,' sehingga kami berkata, 'Semoga Nabi diam." (HR Bukhari)
Rasulullah Saw. juga bersabda, "Sesungguhnya, Allah mengharamkan atas kamu durhaka pada ibu dan menolak kewajiban, dan minta yang bukan haknya, membunuh anak hidup-hidup, dan Allah membenci orang yang terlalu banyak bicara, banyak bertanya, demikian pula memboroskan harta (menghamburkan kekayaan)." (HR Bukhari)
5. Membunuh
Islam mengharamkan pembunuhan karena termasuk dalam dosa besar.
Allah SWT berfirman: “Dan barangsiapa yang membunuh seorang mu’min dengan sengaja, maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya,” (An Nisaa: 93).
6. Menuduh Wanita Baik-baik Berzina
Dalam Islam dilarang untuk menuduh seorang wanita baik-baik melakukan zina.
Tuduhan tersebut dapat merusak harga dirinya, masa depannya, dan menyebabkan tekanan batin.
“Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik, yang lengah lagi beriman (berbuat zina), mereka kena la’nat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar,” (An Nuur: 23)
Rasulullah Saw. bersabda, "Jauhilah tujuh perkara yang meng-hancurkan, yakni menyekutukan Allah, melakukan sihir, membunuh tanpa hak, memakan harta riba, memakan harta anak yatim, lari dari perang, dan menuduh wanita mukmin berbuat zina." (HR. Bukhari Muslim)
7. Memakan Riba
Riba secara bahasa artinya ziadah (tambahan) atas pinjaman atau nilai suatu barang oleh satu pihak ke pihak lainnya.
Hal ini hukumnya haram karena tidak terdapat kejelasan nilai pinjaman dan memberatkan/merugikan seseorang.
Allah SWT berfirman: "Hai orang-orang yang beriman janganlah engkau memakan riba dengan berlipat ganda," (QS. Ali-Imran: 130)
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila,” (QS. Al Baqarah: 275).
8. Lari dari Medan Pertempuran
Seorang muslim tidak boleh melarikan diri ketika menghadapi musuh di medan perang dalam jihad di jalan Allah SWT.
Hal ini disebutkan dalam firman Allah SWT: “Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahannam. Dan amat buruklah tempat kembalinya,” (QS. Al Anfaal: 16).
9. Memakan Harta Anak Yatim
Islam melarang siapa pun untuk mengambil hak anak yatim.
Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka),” (QS. An Nisaa: 10)
Rasulullah SAW menjelaskan bahwa mengambil hak orang lain sama dengan mengambil bara api neraka.
Dari Ummu Salamah ra., bahwa Rasulullah Saw. bersabda, "Sesungguhnya aku hanya seorang manusia biasa. Maka boleh jadi sebagian kamu lebih pandai mengemukakan argumentasinya daripada sebagian yang lain sehingga aku memenangkannya. Maka, barang siapa yang kau putuskan untuknya mendapatkan hak orang muslim lainnya (sesuai argumentasi yang dikemukakannya), itu adalah sepotong api neraka maka biarlah ia membawanya atau meninggalkannya." (HR Bukhari)
10. Berzina
Zina merupakan perbuatan dosa besar ketika sepasang laki-laki dan perempuan bersetubuh tanpa ikatan pernikahan yang sah.
“Barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu,” (QS. Al Furqaan: 68-69).
“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah masing-masing dari keduanya seratus kali. Janganlah rasa belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk menjalankan hukum Allah, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir. Dan hendaklah pelaksanaan hukuman mereka disaksikan oleh sekelompok orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nur: 2)
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.