Minggu, 10 Agustus 2025

Bursa Capres

NasDem Sebut Jokowi Tak Setuju Anies Baswedan Ditunjuk Jadi Capres, Cenderung Pilih Ganjar Pranowo

Effendi Choirie mengungkap Presiden Joko Widodo atau Jokowi tak setuju Anies Baswedan ditunjuk NasDem menjadi calon presiden untuk Pilpres 2024.

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/Amriyono Prakoso
Ketua DPP Partai Nasdem Effendi Choirie atau Gus Choi mengungkap Presiden Joko Widodo atau Jokowi tak setuju Anies Baswedan ditunjuk NasDem menjadi calon presiden untuk Pilpres 2024. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Nasdem mengungkap Presiden Joko Widodo atau Jokowi tak setuju Anies Baswedan ditunjuk NasDem menjadi calon presiden untuk Pilpres 2024.

Jokowi juga tak setuju dengan koalisi yang dibangun Nasdem.

Hal itu diungkapkan Ketua DPP Partai Nasdem Effendi Choirie atau Gus Choi.

Awalnya, Gus Choi menanggapi mengenai keretakan Nasdem dengan Presiden Jokowi.

Hal itu lantaran Presiden Jokowi tidak menghadiri dan mengucapkan selamat pada acara HUT ke-11 Partai Nasdem.

Menurutnya, tidak ada keretakan hubungan antara partainya dengan Jokowi.

Baca juga: Presiden Tak Ucapkan Selamat HUT NasDem, PDIP: Tanya ke Jokowi dan Surya Paloh

Ia menuturkan bahwa Jokowi dan Nasdem hanya berbeda dengan pilihan calon presiden yang didukung di Pilpres 2024.

"Nggak apa-apa mungkin Jokowi sibuk atau lupa. Atau kedua-duanya. NasDem tetap berbaik sangka, enggak ada keretakan. Yang ada mungkin perbedaan selera dalam hal memilih calon koalisi dan calon presiden untuk 2024," kata Effendi saat dikonfirmasi, Senin (14/11/2022).

Ia menjelaskan bahwa Nasdem bersama PKS dan Partai Demokrat memilih mendukung Anies Baswedan menjadi calon presiden pada 2024.

Baca juga: Jokowi Belum Ucapkan Selamat Ulang Tahun ke NasDem, Ketua DPP PDI Perjuangan: Bertepatan G20

Sementara itu, Jokowi lebih mendukung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden.

"Nasdem memilih koaliasi dengan PKS dan Partai Demokrat dan mencalonkan Anies untuk Pilpres 2024. Jokowi terlebih dahulu mungkin mendukung koalisi Golkar, PAN, dan PPP untuk Pemilu Pilpres 2024 dan capres Ganjar," jelasnya.

Lebih lanjut, Effendi menambahkan perbedaan pilihan tersebut bukan berarti bermusuhan.

Dia bilang, perbedaan pilihan merupakan hal yang wajar dalam demokrasi.

"Sekadar beda, bukan keretakan atau bermusuhan. Itu wajar dalam demokrasi. Yang gak wajar adalah marah-marah karena beda. Berdemokrasi harus dewasa dan riang gembira dalam perbedaan. Tapi tetap jaga persahabatan dan persatuan untuk Indonesia," tukasnya.

Halaman
12
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan