Kamis, 2 Oktober 2025

Pilpres 2024

Pengamat: Jika Juni AHY Tak Diumumkan Sebagai Cawapres Anies, Kans Khofifah Semakin Kuat

Ray menilai strategi Partai Demokrat yang masuk terlalu dalam setelah mendatangani piagam Koalisi Perubahan justru memperlemah daya tawar Demokrat

Kolase Tribunnews
AHY, Anies Baswedan dan Khofifah Indar Parawansa. Kans Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa jadi cawapres Anies Baswedan semakin kuat. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat W. Nugraha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik sekaligus Direktur Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti menilai jika sampai bulan Juni sosok Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tak juga diumumkan sebagai pendamping Anies Baswedan.

Kans Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa jadi cawapres Anies Baswedan semakin kuat.

"Peluang ini akan makin kuat jika tidak ada pengumuman cawapres koalisi Koalisi Perubahan Persatuan dalam waktu dekat ini. Jika sampai Juni tidak juga ada pengumuman AHY sebagai cawapres Anies, maka peluang Khofifah untuk dipilih makin kuat dan potensial," kata Ray Rangkuti dalam keterangannya kepada Tribunnews.com, Minggu (26/3/2023).

Baca juga: Pengamat Sebut Khofifah Berpeluang Besar Jadi Cawapres Anies, Asal Bisa Kondisikan Demokrat dan PKS

Ray menilai strategi Partai Demokrat yang masuk terlalu dalam setelah mendatangani piagam Koalisi Perubahan bersama NasDem dan PKS, justru memperlemah daya tawar Partai Demokrat di tengah koalisi.

"Tentunya, strategi Partai Demokrat yang masuk terlalu dalam ini, akan memperlemah daya tawar mereka di tengah koalisi. Pelemahan daya tawar itu akan berimbas besar. Salah satunya melemahnya daya tawar AHY sebagai cawapres," sambungnya.

Ray melanjutkan efek dari hal tersebut, bisa juga menurunnya daya elektoral Partai Demokrat. Jadi bisa kehilangan dua hal sekaligus: sebagai cawapres dan tertahannya elektabilitas Partai Demokrat di legislatif.

Baca juga: Koalisi Perubahan Belum Tetapkan Sosok Cawapres 2024, AHY: Sudah Diserahkan kepada Anies Baswedan

"Ini kemenangan setengah bagi Nasdem, dan PKS," jelasnya

Ray juga menilai bahwa penandatanganan piagam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), yakni NasDem, Demokrat, dan PKS kukuhkan tiga hal.

"Piagam ini sendiri mengukuhkan beberapa hal pertama terkukuhkannya Partai Demokrat dalam koalisi yang menetapkan Anies sebagai capres. Artinya, Partai Demokrat sudah sulit keluar dari koalisi ini, seturut dengan piagam ini ditetapkan," kata Ray Rangkuti.

Ray melanjutkan kemudian memberi peluang lebih besar bagi Anies untuk mencari dan menetapkan cawapres pendampingnya. Dalam bahasa lain, peluang dan posisi AHY melemah dan punya potensi besar tidak akan mendapingi Anies sebagai cawapres

"Ketiga meningkatnya peluang Khofifah Indar Parawansa sebagai cawapres di koalisi ini. Dan dengan sendirinya meningalkan AHY sebagai calon pendamping Anies dalam pilpres 2024 yang akan datang," tegasnya.

Sebagai informasi, Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), yakni NasDem, Demokrat, dan PKS telah menandatangani piagam koalisi.

Baca juga: PKS Buka Peluang Partai Lain Gabung di Koalisi Usung Anies Baswedan di Pilpres 2024

Perwakilan Anies di tim kecil rencana Koalisi Perubahan, Sudirman Said mengatakan dengan teken MoU itu artinya ketiga partai itu memutuskan mendukung Anies.

"Telah ditandatanganinya piagam Koalisi Perubahan. Intinya adalah dengan piagam itu maka secara formal, kolektif, ketiga partai telah memutuskan secara bulat mengusung Bapak Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024," kata Sudirman saat jumpa pers di Sekretariat Perubahan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (24/3/2023).

Sudirman mengatakan piagam Koalisi Perubahan tersebut telah ditandatangani Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Presiden PKS Ahmad Syaikhu.

"Piagam ini secara berturut-turut telah ditandatangani Paloh, AHY, dan dilengkapi oleh pimpinan PKS Ahmad Syaikhu," ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved