Minggu, 28 September 2025

Pilpres 2024

Pengamat: Elektabilitas Prabowo Subianto Melejit Bukan Semata Karena Kerap Nempel Jokowi

Ray menilai bahwa melejitnya tingkat elektabilitas Prabowo Subianto saat ini sedikit banyak pengaruhnya karena faktor lain.

Tribunnews.com/Gita Irawan
Pengamat Politik sekaligus Direktur Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti (pojok kanan) dalam agenda diskusi PARA Syndicate bertajuk 'Koalisi Besar untuk Siapa: Prabowo atau Ganjar atau?' Jumat (14/4/2023). 

Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Politik sekaligus Direktur Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti menyatakan meningkatnya tingkat elektabilitas Prabowo Subianto di beberapa lembaga survei belakangan ini tidak dipengaruhi oleh faktor tunggal.

Ray menyebut salah satu penyebab meningkatnya elektabilitas dari Ketua Umum Partai Gerindra itu  karena sikap penolakan dari Ganjar Pranowo atas kedatangan Timnas Israel ke Indonesia.

"Tapi memang ada faktor soal sikap Ganjar yang terlihat agak depan menolak kehadiran Israel dalam pelaksanaan piala dunia yang mengakibatkan itu dibatalkan," kata Ray Rangkuti dalam agenda diskusi PARA Syndicate bertajuk 'Koalisi Besar untuk Siapa: Prabowo atau Ganjar atau?' pada Jumat (14/4/2023).

Baca juga: Respons Golkar soal Peluang Koalisi Besar Usung Duet Prabowo-Cak Imin di Pilpres 2024

Dengan begitu, Ray menilai bahwa melejitnya tingkat elektabilitas Prabowo Subianto saat ini sedikit banyak pengaruhnya karena faktor lain.

Namun dirinya tidak menampik adanya pendekatan Prabowo Subianto dengan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) belakangan ini.

"Jadi memang tidak tunggal tidak semata-mata pak Prabowo itu didorong atau ditempel terus oleh pak Jokowi elektabilitasnya naik," kata Ray.

"Tapi ada unsur blunder juga dari Ganjar Pranowo yang menolak kehadiran Israel mengikuti piala dunia," tukas dia.

Sebagaimana diketahui, elektabilitas Prabowo Subianto mengalami peningkatan di beberapa lembaga survei.

Kekinian peningkatan elektabilitas Prabowo Subianto itu meningkat berdasar hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI).

Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Djayadi Hanan mengatakan Prabowo Subianto meraih 30,3 persen, Ganjar Pranowo 26,9%, dan Anies Baswedan 25,3%.

Sementara itu, masih ada 17,5% yang mengatakan tidak tahu atau tidak menjawab.

Hal tersebut disampaikannya dalam Rilis Temuan Survei Nasional LSI: "Kepercayaan Publik terhadap Lembaga Penegak Hukum, Isu Piala Dunia U-20, Aliran Dana Tak Wajar di Kemenkeu, Dugaan Korupsi BTS, dan Peta Politik Terkini" di kanal Youtube: Lembaga Survei Indonesia pada Minggu (9/4/2023).

"Kali ini untuk pertama kalinya sejak setahun terakhir saya kira Prabowo Subianto kembali menjadi nomor satu meskipun belum terlalu signifikan unggulnya (yakni) 3,4%," kata dia.

Jika dilihat berdasarkan tren, kata dia, tampak penurunan elektabilitas yang signifikan dari Ganjar Pranowo selama dua bulan terakhir.

Penurunan tersebut, kata dia, mencapai sekira 8%.

"Kalau kita lihat trennya, maka lagi-lagi terlihat penurunan signifikan dari Ganjar Pranowo. Ganjar Pranowo selama dua bulan terakhir turun sekitar 8%. Dari 35% ke 26,9%," kata dia.

"Tapi yang menarik di situ penurunan 8% itu tampaknya belum diambil atau berpindah ke Prabowo atau Anies. Prabowo mengalami peningkatan sekitar 3,6% dari 26,7%. Sementara Anies cenderung stabil mengalami penguatan sedikit sebesar 1,3%," sambung dia.

Ia menduga penurunan suara Ganjar tersebut terpecah ke dalam undecided voters, Prabowo, maupun ke Anies.

Namun demikian, kata dia, hal yang harus menjadi catatan adalah terjadi penurunan yang signifikan dari elektabilitas Ganjar.

"Poin utamanya adalah terjadi penurunan signifikan dan tampaknya ada perpindahan suara dari Ganjar ke Prabowo. Meskipun belum ada sebanyak angka penurunan dari Ganjar," kata dia.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan