Kamis, 14 Agustus 2025

Pilpres 2024

Golkar Sodorkan Airlangga Jadi Cawapres Prabowo, Ini Respons PKB Jika Cak Imin Tak Dipinang

Golkar sodorkan nama Airlangga Hartarto jadi Cawapres Prabowo Subianto, namun PKB tetap berharap jika Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang dipinang.

Penulis: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto (kiri) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar sebelum melakukan pertemuan tertutup di Jakarta, Rabu (3/5/2023). Pertemuan itu membahas pembentukan koalisi besar serta berbagai isu aktual menjelang Pemilu dan Pilpres 2024. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Sebab, pemenangan membutuhkan sumber daya yang cukup besar.

Karena itu, kata Faisol, pihaknya masih gencar untuk mengajak parpol lain untuk bergabung dalam koalisi besar tersebut.

Dia menginginkan koalisi besar bisa memenangkan kontestasi politik secara elegan.

"Kami di kerjasama ini merasa bahwa tenaga kami kurang besar oleh karena itu harus mengajak untuk partai-partai lain bergabung supaya pemenangan. Kami sudah bahas secara teknis cara menang yang elegan, demokratis tapi juga bermartabat itu juga bisa dilaksanakan dengan baik," ucapnya.

Sodorkan Airlangga Jadi Cawapres Prabowo

Diketahui Golkar sebelumnya mendorong ketua umumnya Airlangga Hartarto untuk menjadi Capres 2024.

Namun, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang dibangun bersama PPP dan PAN tak kunjung mendeklarasikan nama Capres.

Bahkan PPP justru mendekrasikan mendukung kader PDIP Ganjar Pranowo.

Hanya tinggal PAN yang masih belum menentukan sikap untuk dukungan dalam Pilpres 2024.

Belakangan, Golkar telah mengajukan proposal agar Airlangga Hartarto bisa ditunjuk menjadi calon wakil presiden (cawapres) kepada Prabowo Subianto.

Hal itu diakui elite Golkar, Nusron Wahid.

Perwakilan tim pemenangan koalisi besar dari partai Golkar, Nusron Wahid menyebut koalisi besar bisa menjadi poros alternatif
Perwakilan tim pemenangan koalisi besar dari partai Golkar, Nusron Wahid menyebut koalisi besar bisa menjadi poros alternatif (Tribunnews/Igman Ibrahim)

Nusron mengatakan proposal itu diharapkan dapat diterima partai politik yang tergabung dalam koalisi besar.
Sebab, opsi itu menjadi realistis untuk penggabungan koalisi antara Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).

"Salah satu proporsal adalah Prabowo Presiden dan Wakil Presidennya dari KIB yaitu Airlangga Hartarto. Tapi itu harus diterima, dan diterima oleh PKB dan PAN yang ikut bergabung disini," ujar Nusron, Rabu (10/5/2023).

Nusron menyatakan proposal tersebut masih dalam tahapan negosiasi.

Dia pun mengharapkan adanya titik temu terkait penentuan capres dan cawapres dari koalisi besar.

"Tapi disinilah kita bekerja supaya terjadi titik temu. Semangat kerjanya adalah niat untuk menang dan cara kerja untuk menang, dan kalau sudah ketemu semangat kerjanya, dan figur itu nomor sekian. Prosentase sudah 70 persen," katanya.

Lalu, bagaimana dengan nasib Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang juga digadang-gadang menjadi Cawapres Prabowo Subianto.

Bahkan PKB senderi sudah lama mengumumkan berkoalisi bersama Gerindra.

Menyikapi hal tersebut, Nusron mengatakan pihaknya menyerahkan sepenuhnya penunjukkan kursi cawapres tersebut kepada Prabowo.

"Tidak memperebutkan, kami membicarakan dan saling menawarkan dan usernya adalah Pak Prabowo siapa yang mau menerima siapa," ujar Nusron saat ditemui di salah satu restoran di Jakarta, Rabu (10/5/2023).

Nusron memahmi partai Gerindra sudah bulat untuk mengusung Prabowo Subianto menjadi capres.

Karena itu, posisi tersebut sudah tidak bisa lagi diganggu gugat partai berlambang kepala burung garuda tersebut.

"Gerindra posisinya sudah settle dengan Prabowo," jelasnya.

Namun begitu, Nusron masih enggan menanggapi terkait kelanjutan partai Golkar bergabung koalisi besar jika nantinya Airlangga Hartarto tak ditunjuk menjadi cawapres.

"Itu kerja lain lagi, nanti kita rembukan lagi," ungkapnya.

Lebih lanjut, Nusron menambahkan penunjukkan figur capres dan cawapres dari koalisi besar harus mempertimbangkan peluang kemenangan di Pilpres 2024.

"Semuanya akan kita lihat nanti. Kita tetap ingin bersatu, saya bilang semangatnya untuk kerja. Dan kerja untuk menang. Sehingga dari masing-masing punya semangat untuk menang. Jadi nanti akan dilihat dengan si Ini apakah bisa menang atau tidak. Dengan ini bisa menang atau tidak," jelasnya.

"Kalau kita ngotot dengan ini tapi tidak bisa menang ya kita tidak bisa bersatu. Kalau mau bergabung di sini syaratnya cuma satu, yaitu punya niat untuk menang dan punya cara untuk menang," sambungnya.

Di sisi lain, Nusron meyakini koalisi besar akan tetap utuh meskipun tak kunjung mendeklarasikan capres dan cawapres terlebih dahulu.

Nantinya, nama capres dan cawapres bakal diselesaikan di dalam waktu yang tepat.

"Insya Allah koalisi ini tetap utuh meskipun tidak didahului dengan kemunculan figur terlebih dahulu. Justru disinilah kita kumpul, pentingnya ada tim itu ya itu. Bagaimana kita tetap utuh tapi nanti tidak tarik menarik terhadap figur. Insya Allah figur diselesaikan dalam waktu yang tepat," katanya.

Sementara itu, Ketua DPP PKB Faisol Riza menyebut koalisi besar akan segera mendeklarasikan capres dan cawapresnya dalam waktu dekat.

Bahkan, keputusan itu bakal diumumkan dalam waktu satu bulan lagi.

"Insya Allah 1 atau 2 bulan lagi akan ada keputusan. 1 bulan lah," ujar Faisol di lokasi yang sama.

Faisol menyatakan keputusan mengenai capres dan cawapres bakal diserahkan kepada pimpinan parpol.

Nantinya, keputusan itu bakal diketok parpol-parpol yang bergabung dengan koalisi besar.

"Semua kita serahkan kepada pimpinan-pimpinan partai kami semuanya. Jadi itu domain mereka," jelasnya.

Lebih lanjut, Faisol mengharapkan capres dan cawapres yang dipilih bakal bisa diterima oleh masyarakat. Termasuk, modal besar kemenangan di pilpres.

"Jadi kita senang dan berharap apa yang kita masak ini bisa dinikmati dengan baik dan bisa jadi modal besar buat 3 partai ini plus partai yang nanti bergabung," katanya.

Respons PKB Jika Cak Imin Tak Dipilih Jadi Cawapres Prabowo

Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid mengatakan pihaknya masih belum memperhitungkan secara detil langkah politiknya jika Prabowo tak meminang Cak Imin di Pilpres 2024.

"Kita belum mengkalkulasi detail, kita belum menghitung secara detail," ujar Jazilul kepada wartawan, Selasa (9/5/2023).

Jazilul menyatakan bahwa PKB nantinya bakal memgambil pilihan yang lebih rasional mengenai keputusan tersebut.
Termasuk, mendengarkan aspirasi dari internal partai dan para ulama.

Sebab, lanjut Jazilul, pilpres tidak hanya untuk kepentingan mengusung capres dan cawapres di pilpres saja.

Akan tetapi, mengusung paslon yang berpotensi memenangkan di kontestasi demokrasi lima tahunan tersebut.

"Yang jelas PKB akan mengambil opsi yang lebih rasional mendengarkan aspirasi dari semuanya juga karena koalisi itu bukan hanya sekedar mengusung capres maupun cawapres tapi yang juga punya potensi untuk memenangkan di pilpres,"

Jazilul Fawaid pun sebelum mendesak Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) segera bisa mendeklarasikan capres dan cawapres.

Mereka meminta Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin segera mengambil keputusan.

Jazilul mengatakan bahwa pengumuman capres dan cawapres sejatinya telah diminta para ulama digelar saat bulan Ramadan.

Namun hingga kini, Prabowo-Cak Imin tidak kunjung memberikan keputusan.

"Ketika itu Ijtima Ulama sudah mendesak dan sudah memberikan masukan agar pak Prabowo dan Gus Muhaimin segera menentukan capres dan cawapres. Namun sampai detik belum berhasil. Okeh sebab itu kita tunggu finalisasi akhir dari pak Prabowo dan Gus Muhaimin," ujar Jazilul.

Namun begitu, kata Jazilul, pihaknya menghormati Prabowo dan Cak Imin untuk memutuskan capres dan cawapres tersebut.

Dia mengkhawatirkan nantinya akan kehilangan momentum jika terlambat melakukan deklarasi.

"Dalam piagam kerja sama tidak ada tenggat waktu. Tapi politik itu momentum, nah para kiai, para kader ingin menjaga momentum supaya segera dideklarasikan. Karena ini momentumnya sudah saatnya," jelasnya.

Tak hanya itu, Jazilul mengungkap nantinya mesin politik hingga akar rumput juga tak lagi panas jika terlambat memutuskan soal capres dan cawapres.

"Para Kiai para kader berharap meskipun tidak ada tenggat waktu, ini segera difinalisasi dan diumumkan, mengingat keadaan sudah mulai, mesin sudah mulai hidup. Jadi jangan tunggu mesin adem lagi," katanya.

Menyikapi desakan tersebut, Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menyikapi secara santai dengan meminta agar seluruh pihak bersabar.

"Yang sabar yang menang, yang menang yang sabar. Gitu," ucap Dasco kepada awak media di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (10/5/2023).

(Tribunnews.com/ Igman/ umam)

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan