Minggu, 10 Agustus 2025

Pilpres 2024

Budiman Sudjatmiko Jawab Keinginan Satukan Duet Prabowo-Ganjar: Pokoknya Satu Putaran

Budiman tidak mau nantinya kaum nasionalis justru saling bertengkar dalam pemilu kali ini.

Ist
Politikus PDI Perjuangan (PDIP) Budiman Sudjatmiko mengaku siap dipanggil oleh Kantor DPP PDIP. Hal tersebut buntut pertemuannya dengan Prabowo Subianto. Adapun pertemuan itu berlangsung saat Budiman mendatangi kediaman Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara IV, Kebayoran, Jakarta Selatan pada Selasa (18/7/2023) malam.  

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Manuver Politikus PDI Perjuangan (PDIP) Budiman Sudjatmiko ke kediaman Prabowo Subianto menjadi tanda tanya.

Manuver itu pun diduga sebagai dorongan agar adanya duet Prabowo dan Ganjar Pranowo sebagai capres dan cawapres.

Diketahui, Budiman melakukan pertemuan dengan Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara IV, Kebayoran, Jakarta Selatan pada Selasa (18/7/2023) malam. Adapun pertemuan tersebut berlangsung tertutup selama dua jam.

Baca juga: Budiman Sudjatmiko: Indonesia Layak Mendapatkan Orang Terbaik, Salah Satunya Pak Prabowo

Menurut Budiman, kedatangannya hanya untuk mencairkan dan menyatukan kaum nasionalis di Indonesia. Sebaliknya, Prabowo-Ganjar nantinya bisa dibicarakan antara pemilik kepentingan.

"Apa pun. Itu end productnya terserah nanti pembicaraannya. Tapi harus ada pencairan. Cairnya dulu," kata Budiman.

Namun begitu, Budiman enggan menegaskan apakah manuvernya sebagai upaya agar adanya duet Prabowo-Ganjar di Pilpres. Dia hanya menyatakan keinginannya pilpres dalam satu putaran.

"Pokoknya harus bersatu kesepakatan, harus ada persatuan itu, antara kaum nasionalis itu supaya solid, satu putaran, lanjutkan perjuangan programnya Pak Jokowi," jelasnya.

Ia menuturkan penyatuan kaum nasionalis menjadi hal yang penting. Sebab, Budiman tidak mau nantinya kaum nasionalis justru saling bertengkar dalam pemilu kali ini.

"Kita berbicara soal harus ada persatuan kaum nasionalis, harus ada persatuan kaum nasionalis, itu aja. Jangan berkelahi gitu loh," ungkapnya.

Ia pun menilai Prabowo dianggap sebagai tokoh senior yang bisa menyatukan kaum nasionalis tersebut. Karena itu, kedatangannya ke Kertanegara tidak bisa diartikan dukungan kepada Prabowo.

"Oh, tidak ada urusannya. Kita ingin mengatakan bahwa Indonesia ini serius, pemilu ini serius, saatnya pemimpin-pemimpin ngomong visi, sama-sama ngomong visi kapal ini mau dibawa kemana. Itu udah cukuplah selama bertahun-tahun ini sekedar sensasi," tukasnya.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan