Pilpres 2024
Dinilai Punya Kekuatan Elektoral Jadi Cawapres, Erick Thohir Disebut Tetap Tegak Lurus ke Jokowi
Menurut pengamat elektabilitas Menteri BUMN ini masih yang tertinggi dibandingkan dengan kandidat cawapres lainnya.
Laporan Wartawan Tribunnews, Erik Sinaga
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bergabungnya Golkar dan PAN ke Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR), membuat dinamika politik di Indonesia semakin dinamis.
Bergabungnya dua partai besar ke KKIR dinilai pengamat komunikasi politik Universitas Brawijaya Anang Sujoko sebagai alert warning system bagi PDI Perjuangan yang selama ini terkesan "jual mahal" menghadapi Pilpres 2024.
Menurutnya, sebagai pemenang pemilu 2019 yang lalu, PDI Perjuangan terkesan menganggap mereka cukup kuat dan bisa memenangkan kontestasi pilpres dan pileg di pemilu 2024 tanpa koalisi atau dukungan parpol lainnya.
Dalam demokrasi politik lanjut Anang sejatinya tidak boleh ada parpol yang merasa kuat tanpa koalisi dengan parpol manapun.
"Wajar sebenarnya jika selama ini PDI Perjungan terkesan jual mahal. Sebab tanpa koalisi dengan parpol manapun PDI Perjuangan sudah cukup mengusung capres cawapresnya sendiri. Namun dengan masuknya PAN dan Golkar ke KKIR, harus menjadi peringatan ke petinggi PDI Perjuangan untuk tidak terlalu arogan dan dapat mempertimbangkan ulang. Tujuannya agar kandidat capres dan cawapres yang akan diusung PDI Perjuangan dapat memenangkan pilpres 2024,"ucap Anang, Jumat (18/8/2023).
Menurutnya, bukti "arogansi" elite PDI Perjaungan adalah ketika mereka enggan mencalonkan Ganjar Pranowo sebagai capres. Saat itu mereka bersikukuh mengajukan Puan Maharani sebagai capres dari PDI Perjuangan.
Karena desakan akar rumput, akhirnya pada 21 April 2023 yang lalu Ganjar diajukan sebagai capres PDI Perjuangan.
Ia juga mengkritik soal elite PDI Perjuangan yang dinilainya juga resisten terhadap potensi Erick Thohir sebagai cawapres Ganjar di pilpres 2024.
Padahal, katanya, akar rumput di PDI Perjuangan sangat menginginkan Erick dapat mendampingi Ganjar untuk memenangkan pilpres mendatang.
Salah satu bukti akar rumputnya mendukung Erick untuk dapat mendampingi Ganjar dapat dilihat dari pernyataan Ketua DPP PDIP Said Abdullah.
Ia memastikan Menteri BUMN Erick Thohir masih dipertimbangkan partainya untuk menjadi cawapres Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
Menurut Anang perbedanan pendapat mengenai capres cawapres di tubuh PDI Perjuangan bukan hal yang baru dan sudah terjadi cukup lama. Bahkan saat ini akar rumput di PDI Perjuangan sudah ada pergerakan untuk mendorong Ganjar dapat berpasangan dengan Erick.
"Sebelum PDI Perjuangan menetapkan capresnya, Jokowi sangat dekat dengan Ganjar. Ketika Ganjar ditetapkan sebagai capres, maka perpecahan di elit PDI Perjuangan semakin nyata. Saat ini di PDI Perjuangan ada gerbong Megawati dan ada gerbong Jokowi. Kini Jokowi beralih dan semakin dekat ke Prabowo. Gerakan politik Jokowi dapat dilihat dengan nyata," ungkap Anang.
Kata Anang, wajar sekali jika saat ini akar rumput di PDI Perjuangan menginginkan Erick dapat mendampingi Ganjar di Pilpres 2024. Selain karena Erick memiliki kedekatan dengan Jokowi, menurut Anang elektabilitas Menteri BUMN ini masih yang tertinggi dibandingkan dengan kandidat cawapres lainnya.
Pilpres 2024
| PTUN Tunda Pembacaan Putusan PDIP soal Penetapan Gibran Cawapres, Mahfud Pesimis Bakal Dikabulkan |
|---|
| VIDEO Pembacaan Putusan Gugatan PDIP Soal Pencalonan Gibran di PTUN Ditunda Jadi 24 Oktober 2024 |
|---|
| Jubir PTUN: Penundaan Pembacaan Putusan Gugatan PDIP soal Gibran Tak Terkait Pelantikan Presiden |
|---|
| Hakim Sakit, PTUN Tunda Baca Putusan Gugatan PDIP hingga Setelah Pelantikan Prabowo-Gibran |
|---|
| BREAKING NEWS PTUN Tunda Pembacaan Putusan PDIP Gugat KPU soal Penetapan Gibran jadi Cawapres |
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.