Pilpres 2024
Fakta Duet Anies-Cak Imin, Demokrat Akui Dapat Informasi dari Sudirman Said, PKB Sambut Baik
Simak fakta-fakta soal kabar duet Anies-Cak Imin sebagai pasangan capres-cawapres di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Dikatakan Imam, padahal sebelumnya, Anies telah mengirim surat dengan AHY agar menjadi cawapres pendampingnya.
"Ya makanya, kok aneh gitu, kalau koalisi kan diputuskan bareng-bareng."
"Kan sudah ada press release itu detail kan Anies sudah bikin surat ke kita meminta AHY sebagai wapres baru 5 (lima) hari yang lalu, tapi tiba-tiba hari ini memutuskan Cak Imin."
"Kan itu luar biasa, kan tidak ada konfirmasi apa-apa," ucap Iman, kecewa.
Demokrat Merasa Dikhianati

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya merasa partainya dikhianati setelah Anies secara mendadak memilih Cak Imin menjadi cawapres pendampingnya di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 nanti.
Sebab, Riefky menyebut NasDem telah melakukan kerja sama dengan PKB dan menyetujui duet Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di Pilpres 2024.
"Hari ini, kami melakukan konfirmasi berita tersebut kepada Anies Baswedan. Ia mengkonfirmasi bahwa berita tersebut adalah benar."
"Demokrat 'dipaksa' menerima keputusan itu atau fait accompli," kata Riefky dalam keterangan tertulisnya.
Anies Disebut Sudah Hubungi Demokrat sejak 12 Juni
Dikatakan Riefky, Anies sudah menghubungi Demokrat sejak 12 Juni lalu dan mengatakan kepada Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), bahwa Anies sudah beberapa kali ditelepon oleh ibu dan guru spiritualnya untuk segera berpasangan dengan AHY.
Selain itu, nama AHY juga telah disampaikan oleh Anies kepada para Ketua Umum Parpol dan majelis tertinggi masing-masing partai.
Mereka adalah Surya Paloh, Salim Segaf Al Jufri dan Ahmad Syaikhu, serta kepada AHY dan Susilo Bambang Yudhoyono dalam kapasitasnya sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat.
"Rentetan peristiwa yang terjadi merupakan bentuk pengkhianatan terhadap semangat perubahan, pengkhianatan terhadap Piagam Koalisi yang telah disepakati oleh ketiga Parpol."
"Juga pengkhianatan terhadap apa yang telah disampaikan sendiri oleh Capres Anies Baswedan, yang telah diberikan mandat untuk memimpin Koalisi Perubahan," pungkas Riefky.
(Tribunnews.com/Rifqah/Fersianus Waku/Rizki Sandi/Reza Deni) (Tribun-Medan.com/Anugrah Nasution) (TribunJabar.id/M Rizal Jalaludin)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.