Selasa, 30 September 2025

Pilpres 2024

Gagasan 2 Bacapres ke Mahasiswa UI, Anies Bicara Pendidikan, Ganjar Ingin Manfaatkan Bonus Demografi

Dua bakal calon presiden (Capres) Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo memberikan kuliah kebangsaan di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) UI

Editor: Wahyu Aji
Kolase Tribunnews.com/fisip.ui.ac.id
Bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan saat memberi kuliah kebangsaan di FISIP Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua bakal calon presiden (Capres) Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo memberikan kuliah kebangsaan di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI).

Ganjar Pranowo bertatap muka dengan mahasiswa UI pada Senin (18/9/2023) hari ini, sedangkan Anies Baswedan pada Selasa (29/8/2023) lalu.

Lalu apa perbandingan kuliah kebangsaan Anies dan Ganjar?

Anies Baswedan singgung komersialisasi pendidikan

Bakal calon presiden Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan, menilai sudah saatnya menghentikan kebijakan yang membuat tidak semua kalangan masyarakat mampu mengakses pendidikan tinggi karena biaya yang melambung.

"Apa mau diteruskan komersialisasi ini? Apa enggak mau diubah? Kalau enggak mau diubah, enggak usah ada perubahan," kata Anies saat mengisi Kuliah Kebangsaan yang diadakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI), di Depok, Jawa Barat, Selasa (29/8/2023).

Menurut Anies, pendidikan adalah sebuah perangkat investasi yang akan berguna membangun generasi buat beberapa tahun mendatang.

Generasi yang terdidik secara akademik dan budi pekertinya diharapkan bisa menduduki pemerintahan dan negara, serta membuat kebijakan yang bermanfaat bagi masyarakat.

Buat mendukung hal itu, Anies menilai pemerintah tidak perlu ragu mengalokasikan anggaran untuk pendidikan sebagai investasi bangsa dan generasi masa depan.

"Tidak usah ragu keluarkan anggaran cukup agar perguruan tinggi bisa jadi tempat pendidikan, pelatihan, pengembangan ilmu. Negara yang harus hadir," ucap Anies.

Anies juga meminta supaya pendidikan tinggi tidak terus menerus mengarah kepada komersialisasi yang menyebabkan uang kuliah tunggal (UKT) melambung dan tidak bisa dijangkau oleh semua masyarakat Indonesia.

Baca juga: Seloroh Ganjar saat Beri Sambutan di Kuliah Kebangsaan FISIP UI: Saya Diundang karena Survei

"Biaya kuliah yang sekarang tinggi harus diubah murah, terjangkau oleh seluruh warga Indonesia," ujar Anies.

Anies menyampaikan, pengelola universitas sebaiknya fokus pada pengembangan ilmu, dan tidak semata untuk kepentingan bisnis. Apalagi memandang mahasiswa sebagai seorang pelanggan.

Minta pemerintah tak ragi investasi di pendidikan

Lebih lanjut Anies mengatakan, negara patut memastikan semua kalangan bisa mengakses pendidikan tinggi supaya menghidupkan pemerataan dan keadilan di tengah masyarakat.

"Kami termasuk yang melihat perguruan tinggi dan pendidikan, semua pengeluaran negara untuk ini jangan dipandang sebagai biaya, tapi harus dipandang sebagai investasi," kata Anies kala itu.

Dirinya  tidak sepakat dengan model pendidikan tinggi saat ini yang terkesan sarat komersialisasi.

Yang dimaksud adalah masyarakat bisa menjadi merasakan bangku kuliah jika sanggup membayar uang kuliah yang tinggi.

Dia meminta pemerintah agar tak ragu mengeluarkan anggaran untuk pendidikan sebagai investasi masa depan.

"Perubahan yang kita dorong terkait keadilan. Kebijakan harus aspek keadilan. Kalau ada aspek keadilan, setiap susun kebijakan ada pernyataan, sudahkah kebijakan penuhi aspek keadilan? Maka mindset berubah. Ini yang kita ingin bawa," ucap Anies.

"Karena itu kita tidak usah ragu mengeluarkan anggaran yang cukup agar PT bisa menjadi tempat untuk pendidikan tempat untuk pelatihan dalam artian untuk saintifik," sambung Anies.

Menurut Anies, pendidikan adalah sebuah perangkat investasi yang akan berguna membangun generasi buat beberapa tahun mendatang. 

Poin-poin pidato Anies Baswedan

  • Tata kelola pemerintahan yang baik akan terwujud bila terbebas dari praktik korupsi
  • Hukuman yang keras terhadap koruptor bisa meredam keserakahan dan menimbulkan rasa takut bila melakukan korupsi
  • Puji bahasa nasional yang dimiliki bangsa Indonesia
  • Singgung soal Konoha dan Wakanda sebagai fenomena demokrasi yang tidak sehat
Ganjar singgung pemimpin bukan malaikat

Membuka kuliah kebangsaan di FISIP UI, Ganjar Pranowo mengatakan pemimpin bukanlah malaikat yang bisa menyelesaikan seluruh masalah.

"Pemimpin bukan malaikat yang bisa menyelesaikan (masalah) dengan seluruh kesempurnaan. Tidak ada itu," kata Ganjar saat memberi Kuliah Kebangsaan di Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat, Senin (18/9/2023).

Namun, mantan Gubernur Jawa Tengah ini menegaskan pemimpin harus bisa membangun optimisme.

"Pemimpin harus memberikan optimisme, data dan fakta boleh disajikan," ujar Ganjar.

Ganjar mengakui jika masih ada problem soal korupsi dan pelayanan publik yang masih buruk.

"Bahwa ada problem tadi, korupsi iya. Ada problem layanan publik yang buruk," ungkapnya.

Lebih lanjut, dia juga menyinggung mengenai  posisi Indonesia pada lingkup internasional.

Gubernur Jawa Tengah periode 2013-2023 Ganjar Pranowo saat mengisi Kuliah Kebangsaan di Fisip Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Senin (18/9/2023). Kuliah Kebangsaan Fisip UI tersebut mengambil tema Hendak ke Mana Indonesia Kita? Gagasan, Pengalaman dan Rancangan Para Pemimpin Masa Depan. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Gubernur Jawa Tengah periode 2013-2023 Ganjar Pranowo saat mengisi Kuliah Kebangsaan di Fisip Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Senin (18/9/2023). Kuliah Kebangsaan Fisip UI tersebut mengambil tema Hendak ke Mana Indonesia Kita? Gagasan, Pengalaman dan Rancangan Para Pemimpin Masa Depan. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Ganjar menyebut perhelatan G20 dan KTT ASEAN di Indonesia menjadi bukti bahwa peta politik Indonesia secara global tidak terlalu buruk.

"Maka apa sebenarnya yang kita lakukan untuk bisa berkontribusi, untuk bisa membuktikan bahwa G20 kita mendapatkan peran penting, ASEAN kita mendapatkan peran yang cukup penting. Artinya roadmap kita dalam politik global tidak terlalu buruk," imbuhnya.

Lebih lanjut Ganjar Pranowo menjelaskan bahwa bonus demografi dapat menciptakan peluang emas bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

Dari data yang diperoleh Ganjar, Indonesia menghadapi situasi bonus demografi 44 persen ada di kelas menengah dan 68 persen ini tenaga produktif. 

Menurut Ganjar, untuk menghadapi bonus demografi, Indonesia perlu melakukan transformasi dalam enam pilar strategis yang mencakup pangan, penegakan hukum, lingkungan, energi, digital, pendidikan, dan keterampilan. 

Hal itu disampaikan Ganjar saat mengisi Kuliah Kebangsaan di FISIP UI, Depok, Jawa Barat, Senin (18/9/2023).

"Ada transformasi dari enam pilar yang menurut saya cukup strategis dalam bonus demografi. Ada pangan, penegakan hukum, ada faktor lingkungan, energi, digital, pendidikan dan keterampilan," kata Ganjar.

Menurut Ganjar, salah satu langkah penting yang telah diambil adalah peningkatan investasi dalam pendidikan dan pelatihan. 

Dengan mempersiapkan angkatan kerja muda dengan keterampilan dan pengetahuan yang relevan, Indonesia dapat menghadapi tantangan global dengan lebih baik dan memaksimalkan kontribusi bonus demografi terhadap pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, pemerintah juga harus fokus pada penciptaan lapangan kerja. Dengan meningkatnya jumlah tenaga kerja muda, diperlukan upaya untuk memastikan bahwa ekonomi Indonesia dapat menciptakan pekerjaan yang cukup untuk mengakomodasi pertumbuhan populasi ini.

Bonus demografi juga memberikan peluang untuk mengembangkan sektor industri dan teknologi.

Potensi konsumen yang besar dari generasi muda dapat mendorong inovasi dan pertumbuhan bisnis di berbagai sektor, termasuk teknologi informasi, kreatif, dan digital.

Baca juga: Setelah Anies, Giliran Ganjar Pranowo Isi Kuliah Kebangsaan FISIP UI Hari Ini

Namun, untuk mengoptimalkan pemanfaatan bonus demografi ini, perlu adanya koordinasi antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga pendidikan. Peran sektor swasta dalam menciptakan peluang kerja dan investasi sangat penting.

Ganjar menegaskan bonus demografi bisa mewajudkan Indonesia emas. 

"Agar kita bisa mendapatkan deviden demografi menuju Indonesia emas itu negaranya mesti makmur, mesti sehat, mesti pintar, mesti produktif," jelasnya.

Poin-poin pidato Ganjar

  • Sebut Indonesia masih banyak persoalan
  • Soroti masalah korupsi dan layanan publik yang buruk.
  • Jawab pertanyaan apakah dirinya boneka partai atau tidak
  • Soroti kualitas udara Jakarta yang buruk
  • Pemimpin masa depan harus mau bicara fakta dan optimisme
  • Bicara soal posisi Indonesia pada lingkup internasional (*)
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan