Pilpres 2024
Hasil Survei LSI Denny JA: Prabowo-Gibran di Ambang Kemenangan?
Demikian temuan menarik dari hasil riset LSI Denny JA kali ini. LSI Denny JA melakukan survei tatap muka (
Editor:
Content Writer
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bagi Prabowo, Pilpres kali ini seperti lagu terkenal Elvis Presley: It's Now or Never. Sejak Pilpres tahun 2004, Prabowo sudah ikut konvensi Partai Golkar untuk menjadi calon Presiden. Pilpres 2024 adalah Pemilu Presiden kelima yang ia ikuti.
Pilpres 2004, Prabowo gagal menjadi Capres Partai Golkar. Pilpres 2009, ia menjadi Cawapres Megawati dan gagal. Pilpres 2009 dan 2014, Prabowo menjadi Capres dan kembali gagal.
Jika gagal lagi kali ini di Pilpres 2024, Prabowo sudah menyatakan akan pensiun saja dan naik gunung. Jika tidak sekarang di Pilpres 2024 terpilih menjadi Presiden, Prabowo tak akan pernah menjadi Presiden Indonesia. Now or Never!
Jika tak ada blunder yang besar di kubu Prabowo–Gibran di sisa waktu menuju Februari 2024, besar kemungkinan Prabowo tidak pensiun dan naik gunung. Kini Prabowo-Gibran di ambang kemenangan. Selisih elektabilitasnya di atas 18 persen terhadap semua kompetitor!
Prabowo–Gibran elektabilitasnya saat ini sebesar 42.9 persen. Sementara Ganjar Pranowo – Mahfud MD berada di posisi kedua dengan elektabilitas 24.9 persen. Kemudian Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar di posisi ketiga dengan elektabilitas sebesar 24.0 persen.
Tambahan suara yang diperlukan Prabowo-Gibran untuk menang satu putaran lebih kecil dibandingkan tambahan suara yang diperlukan pasangan Ganjar – Mahfud dan Anies – Muhaimin untuk lolos ke putaran kedua.
Pasangan Prabowo-Gibran untuk menang satu putaran memerlukan tambahan suara 7.2 persen. Ganjar – Mahfud untuk masuk ke putaran kedua butuh tambahan 8.4 persen. Anies – Muhaimin untuk masuk ke putaran kedua butuh tambahan 9.3 persen.
Demikian temuan menarik dari hasil riset LSI Denny JA kali ini. LSI Denny JA melakukan survei tatap muka (Face to face interview) dengan menggunakan kuesioner kepada 1.200 responden di seluruh Indonesia. Dengan 1.200 responden, margin of errorsurvei ini sebesar 2.9 persen.
Selain survei dengan metode kuantitatif, LSI Denny JA juga memperkaya informasi dan analisa dengan metode kualitatif, seperti analisis media, in-depth interview, expert judgement dan focus group discussion. Survei dan riset kualitatif dilakukan pada tanggal 20 November – 3 Desember 2023.
Elektabilitas Pasangan Capres
Hasil survei simulasi kertas suara pemilu Pilpres akhir November 2023 adalah Prabowo-Gibran berada di posisi teratas dengan elektabilitas sebesar 42.9 persen.
Posisi kedua Ganjar – Mahfud dengan elektabilitas sebesar 24.9 persen. Posisi ketiga Anies – Muhaimin dengan 24.0 persen. Sebesar 7.7 persen menyatakan belum memutuskan/rahasia/tidak tahu/tidak jawab.
Prabowo-Gibran unggul 18 persen atas Ganjar - Mahfud, dan unggul 18.9 persen atas Anies – Muhaimin. Adapun selisih antara Ganjar – Mahfud dengan Anies – Muhaimin sebesar 0.9 persen.
Dilihat secara tren, elektabilitas Prabowo-Gibran dan Anies – Muhaimin terus menaik, sedangkan Ganjar –Mahfud terus menurun. Pada survei Oktober 2023, elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 36.8 persen. Survei di awal bulan November elektabilitasnya naik menjadi 40.3 persen. Survei di akhir bulan November naik kembali ke angka 42.9 persen.
Begitu pula dengan elektabilitas Anies – Muhaimin, terdapat tren kenaikan. Pada survei Oktober 2023, elektabilitas Anies – Muhaimin sebesar 17.2 persen. Survei di awal bulan November 2023, elektabilitasnya naik menjadi 20.3 persen. Survei di akhir bulan November 2023 naik kembali 24.0 persen.
Sebaliknya, elektabilitas Ganjar – Mahfud sedang mengalami tren negatif. Elektabilitas pada bulan Oktober 2023 masih di angka 35.3 persen. Survei awal November 2023 elektabilitasnya menurun ke angka 28.6 persen. Survei di akhir November 2023 turun kembali ke angka 24.9 persen.
Ganjar dan Mahfud melakukan kesalahan fatal, blunder karena salah memilih strategi. Ibarat permainan catur, langkahnya secara emosional menyerang Jokowi, membuatnya kehilangan posisi, dan sangat, sangat, sangat sulit untuk kembali ke posisi semula.
Agak mengherankan blunder yang dibuat oleh Ganjar - Mahfud. Ini sejenis kesalahan elementer akibat kesalahan membaca data dan voting behaviour.
Prabowo-Gibran untuk menang pemilu dalam satu putaran butuh tambahan suara sebanyak 7.2 persen. Jika perolehan nantinya di bawah 50 persen, maka akan masuk ke putaran kedua.
Bagaimana peta putaran kedua saat ini?
Head to head Prabowo-Gibran vs Ganjar – Mahfud menempatkan Prabowo-Gibran unggul telak di atas 20 persen.
Elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 53.2 persen. Elektabilitas Ganjar – Mahfud sebesar 31 persen.
Head to head Prabowo-Gibran vs Anies – Muhaimin, juga menempatkan Prabowo-Gibran unggul telak di atas 20 persen. Elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 56.2 persen. Elektabilitas Anies – Muhaimin sebesar 28.0 persen.
Tiga pasangan Capres di berbagai segmen
Pada kategori ekonomi (pendapatan), Prabowo-Gibran unggul di semua segmen ekonomi, dengan keunggulan tertinggi ada di segmen Wong Cilik (pendapatan di bawah Rp 2 juta/bulan).
Di segmen pendapatan di bawah Rp 2 juta/bulan elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 44.5 persen. Elektabilitas Ganjar – Mahfud sebesar 26.6 persen. Elektabilitas Anies – Muhaimin sebesar 18.2 persen.
Di segmen pendapatan Rp 2 - 4 juta per bulan, elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 41.8 persen. Elektabilitas Anies – Muhaimin sebesar 30.8 persen. Elektabilitas Ganjar – Mahfud sebesar 22.3 persen.
Di segmen pendapatan di atas Rp 4 juta per bulan, elektabilitas Prabowo-Gibran tertinggi dengan perolehan sebesar 39.7 persen. Elektabilitas Anies – Muhaimin di urutan kedua dengan 28.0 persen. Elektabilitas Ganjar – Muhaimin sebesar 25.4 persen.
Pada kategori pendidikan, Prabowo-Gibran unggul di pendidikan bawah dan menengah (tamat SD kebawah, tamat SMP sederajat, dan tamat SMA sederajat). Pendidikan atas (tamat D3 ke atas, keunggulan untuk Anies – Muhaimin.
- Segmen pendidikan tamat SD ke bawah elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 47.3 persen. Elektabilitas Ganjar – Mahfud sebesar 29.8 persen. Elektabilitas Anies – Muhaimin sebesar 14.5 persen.
- Segmen pendidikan tamat SMP sederajat elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 43.0 persen. Elektabilitas Anies – Muhaimin sebesar 26.6 persen. Elektabilitas Ganjar – Mahfud sebesar 23.4 persen.
- Segmen pendidikan tamat SMA sederajat elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 40.2 persen. Elektabilitas Anies – Muhaimin sebesar 31.0 persen. Elektabilitas Ganjar – Mahfud sebesar 20.5 persen.
- Segmen pendidikan tamat diploma (D3) ke atas, elektabilitas Anies – Muhaimin sebesar 35.1 persen. Elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 32.1 persen. Elektabilitas Ganjar – Mahfud sebesar 23.2 persen
Pada kategori usia, Prabowo-Gibran unggul di semua segmen usia dengan dukungan terbesar di usia muda (usia 30 tahun ke bawah).
Segmen usia 30 tahun ke bawah elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 51.9 persen. Elektabilitas Anies – Muhaimin sebesar 25.9 persen. Elektabilitas Ganjar – Mahfud sebesar 17.3 persen.
Dari kategori pemeluk agama, Prabowo-Gibran unggul di pemeluk agama Islam dengan elektabilitas sebesar 43.3 persen.
Pemeluk agama non-Islam elektabilitas terbesar diraih Ganjar – Mahfud dengan elektabilitas sebesar 49.0 persen.
Dari kategori jenis kelamin, Prabowo-Gibran unggul di segmen laki-laki dan segmen perempuan, dengan keunggulan tertinggi ada di segmen perempuan. Elektabilitas Prabowo-Gibran di segmen laki-laki sebesar 40.7 persen. Elektabilitas Prabowo-Gibran di segmen perempuan sebesar 45.1 persen.
Bagaimana dengan dukungan dari kategori suku?
Prabowo-Gibran unggul di lima suku yaitu Sunda, Batak, Madura, Melayu, dan suku lainnya. Anies – Muhaimin unggul di tiga suku yaitu Minang, Bugis, dan Betawi. Ganjar Mahfud unggul tipis di satu suku yaitu Jawa.
Di suku Jawa ini sebagai contoh, elektabilitas Ganjar – Mahfud sebesar 39.3 persen. Elektabilitas Prabowo-Gibran 37.4 persen. Ganjar – Mahfud unggul 1.9 persen atas Prabowo-Gibran.
Dari kategori pemilih partai politik, Prabowo-Gibran unggul di lima pemilih partai yaitu Gerindra (dukungan pemilih Gerindra sebesar 81.5 persen), Golkar (59.8 persen), PAN (47.7 persen), PPP (41.6 persen), Demokrat (73.9 persen).
Anies – Muhaimin unggul di tiga pemilih partai yaitu PKS (85.6 persen), PKB (41.8 persen), dan Nasdem (70.2 persen). Ganjar – Mahfud unggul di satu pemilih partai yaitu PDIP dengan dukungan di pemilih PDIP sebesar 72.3 persen.
Bagaimana dukungan dari kategori wilayah dan kepuasan terhadap Presiden Jokowi?
Dari kategori wilayah, Prabowo-Gibran unggul di empat wilayah yaitu Jawa (41.6 persen), Kalimantan (55.5 persen), Sulawesi (59.7 persen), dan Maluku – Papua (44.8 persen)
Anies – Muhaimin unggul di Sumatera dengan dukungan sebesar 39.8 persen. Sedangkan Ganjar – Mahfud sama unggul di satu wilayah yaitu Bali-NTB-NTT dengan dukungan sebesar 40.9 persen.
Di segmen yang sangat puas/puas terhadap presiden Jokowi, mayoritas memilih Prabowo-Gibran. Di segmen ini Prabowo-Gibran mendapatkan 46.1 persen. Ganjar – Mahfud mendapatkan 28.9 persen dan Anies – Muhaimin mendapatkan 15.7 persen.
Di segmen yang kurang/tidak puas terhadap Presiden Jokowi, mayoritas memilih Anies – Muhaimin. Di segmen ini Anies – Muhaimin mendapatkan 56.8 persen. Prabowo-Gibran mendapatkan 30.8 persen dan Ganjar – Mahfud mendapatkan 10.1 persen.
Prabowo- Gibran unggul di banyak segmen pemilih. Pasangan ini hanya kalah di pemilih yang tinggi pendidikannya, beragama non-Islam, di suku Jawa (karena kalah telak di Jawa Tengah, walau menang di Jawa Barat dan Jawa Timur), dan kalah di pemilih partai utama pendukung Capres lain.
Blunder kubu Ganjar: beresiko gugur di putaran pertama
Di bulan Januari 2023, Ganjar sempat unggul atas Prabowo, apalagi atas Anies Baswedan. Namun elektabilitas Ganjar mengalami penurunan karena blunder demi blunder. Di bawah ini hanya ditampilkan persentase dua blunder-nya.
Pertama, penolakan Ganjar terhadap piala dunia U-20 (Maret 2023) menuai banyak respon negatif. Data survei LSI Denny JA merekam elektabilitas Ganjar turun dari 36.2 persen (Maret 2023) menjadi 32.4 persen (April 2023).
Kedua, kubu Ganjar/PDIP kritik keras Jokowi (isu dinasti, demokrasi mendung, neo-orde baru). Data survei LSI Denny JA merekam elektabilitas Ganjar - Mahfud turun dari 35.3 persen (Oktober 2023) ke 28.6 persen (awal November 2023), dan turun lagi menjadi 24.9 persen di November akhir.
Mengapa kritik Jokowi, dukungan Ganjar menurun?
Dari Oktober 2023 ke November 2023 akhir perginya pemilih Jokowi (pemilih puas Jokowi) dari Ganjar sebesar 10.5 persen. Pada Oktober 2023 pemilih Jokowi yang mendukung Ganjar – Mahfud sebesar 39.4 persen. Pada November 2023 awal turun menjadi 31.9 persen. Kemudian turun lagi menjadi 28.9 persen pada akhir November 2023.
Bagaimana dengan selisih Ganjar dan Anies?
Ganjar dan Anies kini selisihnya tinggal 0.9 persen. Selisihnya di bawah satu persen. Padahal sebelumnya pernah mencapai dua digit bahkan menyentuh lebih dari 20 persen.
Pada Agustus 2023 selisihnya masih di angka 16.1 persen. Bahkan selisih ini pernah naik di bulan berikutnya yaitu September menjadi 21.9 persen. Masuk bulan Oktober 2023, selisih berkurang menjadi 18.1 persen. November awal 2023 selisih mengecil menjadi 8.3 persen. Di November akhir 2023, selisih mengecil kembali menjadi 0.9 persen.
Satu putaran atau dua putaran?
Prabowo-Gibran dan Anies Muhaimin terus menaik, Ganjar – Mahfud terus menurun. Pada bulan Oktober 2023 elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 36.8 persen.
November Awal 2023 elektabilitasnya naik menjadi 40.3 persen, dan naik kembali di November akhir menjadi 42.9 persen.
Anies – Muhaimin memperlihatkan tren yang sama yaitu naik. Pada Oktober 2023 elektabilitasnya mencapai 17.2 persen. Awal November naik menjadi 20.3 persen. November awal naik kembali menjadi 24.0 persen.
Ganjar – Mahfud secara tren mengalami penurunan. Pada Oktober 2023 elektabilitasnya sebesar 35.3 persen. November awal 2023 turun menjadi 28.6 persen. dan Akhir November 2023 turun kembali menjadi 24.9 persen.
Untuk satu putaran harus ada pasangan Capres yang perolehan suaranya melebihi 50 persen. Prabowo Gibran saat ini elektabilitasnya sebesar 42.9 persen. Sehingga untuk melebihi 50 persen masih butuh tambahan 7.2 persen.
Untuk masuk dua putaran suara yang dibutuhkan 33.3 persen. Saat ini elektabilitas Ganjar – Mahfud sebesar 24.9 persen sehingga masih butuh tambahan 8.4 persen. Untuk Anies – Muhaimin, elektabilitas saat ini 24 persen, sehingga butuh tambahan 9.3 persen.
Tambahan persentase Prabowo-Gibran untuk menang satu putaran (7.2 persen) lebih kecil dibandingkan Ganjar – Mahfud untuk lolos ke putaran kedua (8.4 persen) atau Anies – Muhaimin lolos ke putaran kedua (9.3 persen).
Masih tersisa 2 bulan lagi untuk memastikan apakah Pilpres akan berlangsung satu putaran, atau dua putaran.
Enam Kesimpulan dari rilis Denny JA
Pertama, Prabowo-Gibran di ambang kemenangan karena selisih elektabilitasnya di atas 18 persen terhadap kompetitor dan terus menanjak.
Kedua, Ganjar – Mahfud melakukan blunder yang fatal karena menyerang Jokowi, menyebabkan eksodus pemilih yang puas atas Jokowi secara signifikan.
Ketiga, selisih Ganjar dan Anies terus menerus mengecil dan tersisa jarak di bawah 1 persen.
Keempat, jika tidak ada perubahan strategi menyerang Jokowi, Ganjar dapat dikalahkan Anies dan tersingkir di putaran pertama.
Kelima, Pilpres dapat berlangsung satu putaran jika dalam dua bulan ini Prabowo-Gibran dapat tambahan suara 7.2 persen.
Keenam, tambahan surat yang diperlukan Prabowo-Gibran untuk menang satu putaran lebih kecil dibandingkan tambahan suara yang diperlukan Ganjar – Mahfud dan Anies – Muhaimin untuk lolos putaran kedua.
Lagu Elvis Presley itu masih populer hingga saat ini: It’s Now or Never. Seperti lagu Elvis, ini menjadi the last dancebagi Prabowo. Jika saat ini ia kembali gagal menang (NOW), maka ia tak akan pernah menjadi Presiden RI (NEVER).
Kini posisi Prabowo- Gibran di ambang kemenangan. Angin bertiup untuk perahu Prabowo-Gibran menuju pantai harapan. Yang penting sejauh di sisa waktu, Prabowo atau Gibran tak melakukan blunder besar. (***Matheus***)
Pilpres 2024
PTUN Tunda Pembacaan Putusan PDIP soal Penetapan Gibran Cawapres, Mahfud Pesimis Bakal Dikabulkan |
---|
VIDEO Pembacaan Putusan Gugatan PDIP Soal Pencalonan Gibran di PTUN Ditunda Jadi 24 Oktober 2024 |
---|
Jubir PTUN: Penundaan Pembacaan Putusan Gugatan PDIP soal Gibran Tak Terkait Pelantikan Presiden |
---|
Hakim Sakit, PTUN Tunda Baca Putusan Gugatan PDIP hingga Setelah Pelantikan Prabowo-Gibran |
---|
BREAKING NEWS PTUN Tunda Pembacaan Putusan PDIP Gugat KPU soal Penetapan Gibran jadi Cawapres |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.