Pilpres 2024
Survei CSIS, Ganjar-Mahfud & Prabowo-Gibran Selisih 7 Persen di Jateng, Pengamat: Warning untuk PDIP
Selisih suara Prabowo-Gibran dengan Ganjar-Mahfud di Jateng yang hanya terpaut 7 persen dinilai Hakim sebagai warning atau peringatan bagi PDIP.
Penulis:
Wahyu Gilang Putranto
Editor:
Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Pakar Psikologi Politik Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo, Moh Abdul Hakim, menanggapi hasil survei Center for Strategies and International Studies (CSIS) yang menyebut elektabilitas Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Jawa Tengah mulai menempel Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Hasil survei CSIS periode 13-18 Desember 2023 menyebut elektabilitas capres-cawapres di Jateng-DIY untuk Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 13 persen, Prabowo-Gibran 36,5 persen, dan Ganjar-Mahfud MD 43,5 persen.
Selisih suara Prabowo-Gibran dengan Ganjar-Mahfud di Jateng yang hanya terpaut 7 persen dinilai Hakim sebagai warning atau peringatan bagi PDIP.
"Saya melihat ada kekhawatiran juga. Jateng dan Solo Raya kadangnya banteng. Kalau sampai suaranya didominasi Prabowo ini jadi hal buruk. Tak hanya untuk Ganjar-Mahfud, tetapi untuk PDIP khususnya. Itu warning," ungkap dia kepada Tribunnews, Kamis (28/12/2023).
Menurut Hakim, penurunan suara Ganjar-Mahfud di wilayah Jateng karena beberapa hal.
Di antaranya karena dampak penyerangan kepada Jokowi.
Baca juga: Survei CSIS Pasca-Debat: AMIN 26,1 Persen, Prabowo-Gibran 43,7 Persen, Ganjar-Mahfud 19,4 Persen
Pasalnya hubungan Jokowi dengan masanya bukan hubungan idiologis, tetapi emosional sehingga tak menurunkan kredibilitas tapi justu menimbulkan simpati.
Selain itu karena posisi Ganjar yang susah, sehingga tak lagi punya efek elektoral yang kuat.
"Serba susah. Mau mengusung perubahan sudah ada Anies, mau melanjutkan (program Jokowi) sudah ada Prabowo," jelasnya.
Bahkan dia menilai, goyahnya kandang banteng di Jateng karena kuatnya sosok Jokowi di tengah-tengah masyarakat. Sehingga kondisi Ganjar akan tidak diuntungkan jika Jokowi benar-benar mendukung sepenuhnya pasangan Prabowo-Gibran.
"Saya mendengar informasi (Jokowi) masih menginjak rem. Kalau lebih clear dukungannya, Ganjar akan kehilangan suara banyak di Jateng."
"Saya pikir hulu pertarungan di sana. Akan menunjukkan PDIP tanpa Jokowi seberapa," jelas dia.
Baca juga: AMIN Yakin Jawa Tengah Bukan Lagi ‘Kandang Banteng’: Nuansa Perubahan Semakin Terasa
Sementara secara nasional, hasil survei CSIS menunjukkan pasangan Prabowo-Gibran berada di urutan pertama dengan 43,7 persen.
Posisi kedua ditempati Anies-Muhaimin dengan 26,1 persen.
Sedangkan Ganjar-Mahfud di posisi ketiga dengan 19,4 persen.
Sebanyak 6,4 persen belum menentukan pilihan, dan 4,5 persen tidak tahu/tidak menjawab.
Survei dilakukan kepada 1.300 responden dengan margin of error sebesar +/- 2,7 persen.
Spanduk dan Yel-yel 'Solo Bukan Gibran' Muncul di Solo
Selain itu, munculnya yel-yel hingga spanduk 'Solo Bukan Gibran' di Kota Solo dinilai sebagai kekhawatiran basis masa PDIP.
Dikutip dari Tribun Solo, spanduk 'Solo Bukan Gibran' terpasang di sejumlah titik Kota Solo beberapa waktu terakhir ini.

Yel-yel 'Solo Bukan Gibran' dilantangkan dalam apel Satgas PDIP di Taman Sunan Jogo Kali, Kota Solo, Minggu (24/12/2023).
Apel tersebut turut dihadiri calon presiden nomor urut 03, Ganjar Pranowo.
"Yel-yel dan spanduk 'Solo Bukan Gibran' di tengah pendukung Ganjar Pranowo-Mahfud MD merupakan reaksi dan antisipasi," ungkap Hakim.
Sementara itu, anggota Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran di Solo, Agus Riyanto menuturkan, pihaknya tidak terprovokasi dengan yel-yel dan spanduk yang bertebaran.
Pihaknya menilai munculnya yel-yel 'Solo Bukan Gibran' sebagai bentuk kepanikan kubu lawan.
"Bagian dari kepanikan. Tetapi juga warning bagi kawan-kawan yang mendukung Gibran harus berani muncul," tuturnya.
Justru kata Agus, munculnya yel-yel membuat lecutan bagi relawan Gibran di Solo Raya.
Bahkan sehari setelah itu, 1.000 relawan dan simpatisan konsolidasi dengan tema 'Solo adalah Gibran. Gibran untuk Indonesia'.
"Kita kampanye yang baik saja. Door to to door, kalem, tidak memprovokasi. Kerja-kerja elektoral tetap jalan," paparnya.
Tanggapan Gibran
Sementara itu terpasangnya spanduk tersebut ditanggapi singkat calon wakil presiden (cawapres), Gibran Rakabuming Raka.
Gibran tidak mempermasalahkan pemasangan spanduk 'Solo Bukan Gibran'.
“Ya nggak pa-pa,” ungkapnya saat ditemui di Balai Kota Solo, Rabu (27/12/2023).
Gibran optimistis tetap bisa meraih suara tinggi di Solo.
“Ya optimis aja,” ujarnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Ada Spanduk & Yel-yel 'Solo Bukan Gibran', Gibran Tetap Optimistis Raih Suara Tinggi di Solo.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto) (TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.