Rabu, 10 September 2025

Pilpres 2024

Serangan Terbaru Kubu Ganjar-Mahfud ke Prabowo, Sindir Gaya Blusukan hingga Balasan Menohok TKN

Hasto pun mencotohkan ketika capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo tak hanya sekadar blusukan, melainkan tidur di rumah warga.

kolase Tribunews
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, menyindir calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto sedang latihan blusukan saat berkunjung ke Cilincing, Jakarta Utara, Jumat (30/12/2023). TKN Prabowo-Gibran beri balasan menohok. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, menyindir calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto sedang latihan blusukan saat berkunjung ke Cilincing, Jakarta Utara, Jumat (30/12/2023).

"Ya kami menghormati lah kira-kira kalau Pak Prabowo mencoba untuk latihan blusukan," kata Hasto di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Selasa (2/1/2024).

Baca juga: Ganjar Tak Khawatir Kampanye di Jateng Dibuntuti Kunjungan Jokowi, PDIP: Prabowo Tak Bisa Blusukan

Hasto mengatakan blusukan merupakan sesuatu hal yang sangat baik ditunjukkan oleh setiap pemimpin.

"Hal itu juga menjadi bagian dari dan kita seharusnya para pemimpin untuk turun ke bawah menyatu dengan rakyat," ujarnya.

Hasto pun mencotohkan ketika capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo tak hanya sekadar blusukan, melainkan tidur di rumah warga.

Sehingga, kata Hasto, hasil blusukan Ganjar ke rumah warga diejawantahkan dalam program mereka.

"Program mengatasi kemiskinan dari Pak Ganjar Pranowo itu merupakan program-program yang membumi karena hasil dari blusukan, hasil dari tidur di rumah-rumah rakyat bukan hasil dari latihan blusukan," ucapnya.

Baca juga: Hasto PDIP Klaim Hanya Jokowi dan Ganjar yang Bisa Blusukan, Bukan Prabowo

Prabowo Blusukan ke Cilincing

Jumat (30/12/2023) lalu Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto melakukan blusukan ke Cilincing.

Kedatangannya ke sana disebut dalam kapasitasnya sebagai Menteri Pertahanan.

Kunjungan Prabowo ke Cilincing juga sempat heboh setelah adanya pengakuan warga yang mengaku diminta KTP dan KK oleh anggota Babinsa.

Namun hal itu dibantah warga.

Yuli Handayani (36), warga kelurahan Semper Timur, Cilincing, Jakarta Utara, membantah ia dan keluarga dimintai data pribadi berupa KTP dan KK.

"Enggak. Enggak minta KK dan KTP. Cuma datang, tanya keluhannya apa, ya itu keluhannya air PAM saya bilang," jelas Yuli dikutip dari Kompas.com.

Yuli menyebut kedatangan Prabowo seperti mimpi baginya.

"Bahagia banget, seperti mimpi. Ketemu idola. Sama lurah saja kita jarang salaman, itu langsung loh Pak, sama capres," lanjut Yuli.

Yuli mengaku kaget dan terharu saat Prabowo datang ke lingkungan tempat tinggalnya.

"Saya juga enggak tahu, tiba-tiba datang, enggak disangka-sangka banget, kayak mimpi gitu. Kok saya bisa didatangi calon presiden. Orang suami saya juga sampai kaget. Nasi aja belum tertelan. Kirain saya, namanya saya bikin rumah di bantaran kali, saya kira Kamtib," kata Yuli dengan suara bergetar saat ditemui di kediamannya, Selasa (2/1/2024).

Baca juga: Arsjad Rasjid Blusukan ke Karawang Sosialisasikan Ganjar-Mahfud

Balasan Menohok TKN

Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid meminta Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengubah Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjadi Kamus Besar Bahasa Banteng (KBBB). Hal itu menyusul kritik Hasto soal capres nomor urut 1, Prabowo Subianto tak bisa blusukan.

"Kalau blusukan hanya punya PDIP, sebaiknya kamus besar bahasa Indonesia diubah kan. Menjadi KBBB, kamus besar bahasa banteng," ucap Nusron dalam konferensi pers di Media Center Prabowo-Gibran, Kebayoran, Jakarta Selatan, Selasa (2/1/2024) malam.

Nusron menuturkan bahwa ucapan Hasto tidak konsisten soal gaya kampanye blusukan disebut hanya milik PDIP. Kali ini, Hasto justi menyebut yang bisa blusukan hanya Presiden Jokowi dan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo.

"Dulu kan ngomong gitu kan Pak Hasto. Sekrang udah meningkat, bahwa blusukan itu yang bisa blusukan hanya Pak Jokowi dan Mas Ganjar," katanya.

Ia menyampaikan setiap manusia mempunyai karakteristik masing-masing dalam menyapa masyarakat di desa. Menurutnya, semua orang berhak untuk blusukan menyerap aspirasi warga.

"Pak Jokowi blusukan alhamdulillah. Pak Ganjar blusukan alhamdulillah. Pak Prabowo juga blusukan alhamdulillah. Mas Gibran apalagi, mengikuti jejak bapaknya blusukan ke mana-mana. Ya kalau kita ngga blusukan ngga dengarkan aspirasi masyarakat, kita dapat informasi dari mana," ucapnya.

Lebih lanjut, Nusron menilai Hasto sedang panik lantaran terus menerus menyerang paslon nomor urut 2. Sebab, capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo gagal untuk dikaitkan dengan gaya Presiden Jokowi.

"Saat ini sudah dengan terang benderang lebih banyak berpihak akan mendukung pada Pak Prabowo dan mas Gibran, ya ini adalah ungkapan orang yang lagi bingung. Ungkapan orang yang lagi panik. Ya gapapa. Dia sampaikan seperti itu," katanya.

Di sisi lain, kata Nusron, tidak ada satu figur capres maupun cawapres yang bisa meniru gaya Prabowo. Sebab, satu-satunya capres yang gemoy disebut hanya Prabowo.

"Yang jelas di antara sekitar 6 pasangan ini hanya 1 orang yang bisa melakukan itu yaitu hanya yang gemoy hanya 1 yaitu adalah Pak Prabowo. Yang lain semua bisa dilakukan. Tapi gemoy yang lain nggak bisa. Hanya Pak Prabowo yang bisa gemoy. Karena struktur fisiknya mendukung untuk itu," tukasnya.

Baca juga: Blusukan Pasar di Semarang, Atikoh Ganjar: Harga Cabai di Sini Sudah Turun Meski Masih Mahal 

Hasto PDIP Klaim Hanya Jokowi dan Ganjar yang Bisa Blusukan

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto, mengeklaim blusukan merupakan ciri khas kader PDIP yang tidak dapat ditiru oleh pihak lain, termasuk Prabowo Subianto.

“Karena yang memang bisa blusukan adalah Pak Ganjar dan Pak Jokowi. Pak Prabowo kan tidak bisa blusukan,” ucap Hasto, ditemui di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Selasa.

Ia menyebut, kegiatan Jokowi yang terkesan mengikuti Ganjar bukanlah suatu masalah.

Hasto mengeklaim, Jokowi dan Ganjar sudah terbiasa melakukan blusukan.

“Kalau kemudian Pak Jokowi itu terkesan di belakang Pak Ganjar, Pak Ganjar datang ke Jawa Tengah, lalu Pak Jokowi datang ke Jawa Tengah, ya sebagaimana kata Pak Ganjar, ‘ya itu bagus’,” ujarnya.

Hasto menegaskan, blusukan seperti yang dilakukan Jokowi dan Ganjar tidak bisa diwakilkan.

Blusukan, lanjut Hasto, juga menjadi cerminan komitmen seorang pemimpin untuk terjun langsung bertemu rakyat.

“Jadi akhirnya rakyat bisa melihat bagi republik ini, pemimpin nasional yang bergerak cepat yang bisa blusukan itu Pak Jokowi dan Pak Ganjar, Pak Ganjar dan Pak Jokowi. Dan blusukan itu tidak bisa diwakilkan," papar Hasto.

Baca juga: Kesaksian Ibu-ibu di Cilincing Disodori Rp 200 Ribu Lalu Wawancaranya Dipotong-potong Serang Prabowo

“Blusukan ini merupakan cermin, cermin komitmen kepemimpinan untuk turun ke bawah. Dan tidak mudah untuk bisa turun ke bawah apalagi tidur di rumah rakyat."

Sementara itu, Ganjar turut merespons agenda Jokowi di Jawa Tengah hari ini.

Ganjar mengaku tidak khawatir dengan langkah Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Jawa Tengah.

"Ya memang beberapa hari ini (Presiden Jokowi) di Jawa Tengah lagi kunjungan kerja. Tidak apa-apa, wong presiden kok kemana-mana bisa," ujar Ganjar saat kampanye di Jepara.

"Engggak (Cemas). Saya bukan orang yang cemas dan khawatiran. Kami biasa-biasa saja."

Namun berbeda dengan Hasto, Ganjar justru tak merasa Jokowi mengikuti lokasinya saat berkampanye.

"Kalau beliau niatnya mengikuti, berarti sayang dong sama saya."

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan