Rabu, 3 September 2025

Pilpres 2024

Soroti Debat Capres, CSIS Sebut Ide Ganjar Soal Promosi Budaya Lebih Realistis Ketimbang Anies

CSIS menilai ide calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo soal promosi budaya Indonesia lebih realistis ketimbang ide calon presiden nomor urut 1,

Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan bersama calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto dan calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo saat debat calon presiden Pemilu 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024). Debat ketiga Pemilu 2024 diikuti tiga capres dengan tema Pertahanan, Keamanan, Hubungan internasional, dan Geopolitik. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Terkait pertanyaan peran Indonesia dalam menyelesaikan sengketa Laut China Selatan, menurut Lina Ganjar tampil cukup baik.

Hal tersebut, kata dia, karena mengusulkan mekanisme kesepakatan bersama untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

"Dalam hal ini saya pikir paslon Ganjar yang tampil cukup baik dengan mengusulkan bagaimana bisa dilakukan kesepakatan bersama untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan," kata dia.

Meskipun Anies menambahkan soal peran ASEAN, kata dia, tapi kemudian Ganjar bisa memberikan perlawanan dengan menanggapi bahwa masalah terkait hal itu ada pada proses pengambilan keputusan dalam ASEAN yang rumit.

"Prabowo totally lost dia. Karena dia hanya fokus untuk pukul balik Anies bagaimana soal pertahanan yang kuat, dia juga tidak suka dikritik terus menerus mengenai alutsista bekas dan sebagainya," kata dia.

Terkait pertanyaan promosi budaya nusantara, menurutnya Anies ada di atas angin.

Menurutnya, karena memang hal tersebut yang menjadi fokus kebijakan luar negerinya yakni soal soft power, peran diaspora, dan misi kebudayaan.

Menurutnya, ide yang ditawarkan Anies juga cukup banyak di antaranya rumah kebudayaan Indonesia, atau membuat restoran atau berbagai kafe Indonesia di berbagai kota di dunia.

"Ya secara ide cukup bagus dan kreatif mungkin, tapi apakah itu realistis? Beliau memang menyebutkan pelibatan swasta, tapi kita juga sudah tahu ya kendala-kendalanya seperti apa," kata dia.

"Bagaimana sebetulnya negara bisa melibatkan swasta secara sungguh-sungguh. Karena seringkali yang terjadi adalah ketika negara terlibat, malah mematikan inisiatif-inisiatif dari bawah atau dari grass root (akar rumput)," sambung dia.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan