Rabu, 10 September 2025

Pilpres 2024

Kenaikan Hasil Survei Anies-Muhaimin Disebut Karena Ada Diversifikasi Pendukung

Juru Bicara AMIN menuturkan, naiknya elektabilitas AMIN sudah diprediksi sebelumnya setelah rangkaian tahapan Pilpres

Penulis: Yulis
Editor: Erik S
Tribun Jatim Network/Mohammad Romadoni
Berdasarkan hasil survei lembaga survei Indonesia Political Opinion (IPO) pada 1-7 Januari 2024, pasangan Anies Baswedan- Muhaimin Iskandar (AMIN) mengumpulkan raihan 34,5 persen suara 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA -  Berdasarkan hasil lembaga survei Indonesia Political Opinion (IPO) pada 1-7 Januari 2024, pasangan Anies Baswedan- Muhaimin Iskandar (AMIN) mengumpulkan raihan 34,5 persen suara.

Sementara di urutan pertama adalah pasangan Prabowo Subianto -Gibran Rakabuming Raka masih dengan 42,3 persen. Sementara Ganjar Pranowo-Mahfud MD dengan raihan 21,5 persen.

Juru Bicara AMIN di Jawa Timur Fauzan Fuadi menuturkan, naiknya elektabilitas AMIN sudah diprediksi sebelumnya setelah rangkaian tahapan Pilpres dilakukan.

Baca juga: Jubir Timnas AMIN Minta Polisi Usut Ancaman Penembakan Terhadap Anies

“Keduanya mampu merebut hati masyarakat, termasuk juga kalangan muda yang ingin adanya gerakan perubahan di Indonesia,” kata Fauzan, Jumat (12/1/2024).

Ia melanjutkan, baik Anies maupun Gus Imin bisa diterima oleh berbagai kalangan.

“Mas Anis dan Gus Imin juga tampil segar penuh inovasi di media sosial,” jelasnya.

Diversifikasi pendukung

Sebelumnya, peneliti senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Firman Noor kaget dengan kenaikan elektabilitas AMIN dalam satu bulan menjelang Pemilu 2024. Menurutnya, hal tersebut dikarenakan adanya diversifikasi dari basis pendukung tradisional Anies Baswedan.

Faktor utamanya, katanya, merupakan strategi Anies memilih Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil presiden.

Firman menyatakan pemilihan Gus Imin sebagai pendamping Anies merupakan bagian dari cara memperluas basis suara mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Strategi tersebut dinilai berhasil karena elektabilitas AMIN sejak masa kampanye sampai sekarang mendekati Prabowo-Gibran.

Berpasangan dengan Gus Imin membuktikan diversifikasi pendukung. Terlihat ada tambahan dukungan dari kelompok yang selama ini bukan pendukung tradisional Anies.

Baca juga: Survei Terbaru Pilpres 2024 Anies Vs Prabowo Vs Ganjar Versi 9 Lembaga, Faktor Cawapres Menentukan

“Kemungkinan akan berbeda jika Anies tidak memilih Gus Imin sebagai wakilnya. Firman pun sepakat bahwa Gus Imin banyak membawa manfaat secara politis bagi Anies,” tegasnya.

Publik Disarankan Pilih Pemimpin Karena Karakter dan Gagasannya, Bukan Karena Kasihan

Rakyat diimbau memilih sosok berdasarkan karakter, kematangan, rekam jejak dan gagasan kebijakan yang ditawarkan. Diperkirakan, mayoritas pemilih tidak akan memilih lagi atas dasar kemasan gimmick atau bahkan rasa kasihan.

Hal ini disampaikan oleh Nur Iswan, Pengamat Kebijakan dan Bisnis pada Jumat, 12 Januari 2024.

Rakyat Indonesia, lanjut Iswan, pasti sudah belajar dari sejarah kepemimpinan nasional.

Baca juga: Soal Umpatan hingga Sindiran Prabowo: Anies Mengaku Heran, Hasto PDIP Sebut Tak Layak Disampaikan

“Untungnya rakyat kita itu tangguh. Sabar luar biasa. Daya tahannya mengagumkan. Padahal, sudah sering tertipu oleh pemimpinnya. Masa mau tertipu terus?” kata Iswan sambil berseloroh.

Pilpres kali ini, urai Iswan, merupakan episode ke sekian kalinya tentang apakah rakyat Indonesia dan elitenya sudah siap dalam memilih pemimpin terbaiknya. Pemimpin yang baik dan berani bersikap benar serta adil.

“Dalam pandangan saya, Pemimpin terbaik yang harus dipilih adalah Pemimpin yang siap dan mau melayani, santun dan mengayomi. Ia juga wajib memiliki kematangan karena tempaan pengalaman, cepat menguasai masalah dan solusinya. Tegas dan berani untuk bersikap benar serta adil sejak dalam pikiran maupun hati,” ungkapnya.

Kita semua, ungkap Iswan, oleh mekanisme yang ada hanya disodorkan tiga pilihan ini.

“Gunakanlah hak pilih. Jernihlah dan berdaulatlah dalam memilih. Pilihlah dengan parameter yang saya sebutkan tadi. Jangan karena kasihan. Jangan karena diorkestrasi tangisan para influencer, terus mudah terpengaruh dan jatuh simpati” tegas alumni School of Public Policy and Administration, Carleton University.

Baca juga: Kritikan dari Capres 2024: Prabowo Kritik Kinerja BUMN, Anies soal Pajak, Ganjar soal Alat Kesehatan

Salah satu yang harus diwaspadai dalam demokrasi mutakhir, ungkap Iswan, adalah parade pencitraan, kabar bohong dan gimmick.

“Dulu, Kita pikir lugu dan nir-ambisi. Ternyata mabuk kekuasaan. Dulu, rame-rame dipilih dan kita menaruh harapan besar karena merakyat. Eh ternyata berubah dan menjelma ingin menjadi raja. Banyak yang menyesal-kan?” Kata Iswan setengah bertanya.

Saat ini, kata Iswan, rakyat dipengaruhi oleh aneka cara. Yang kuat pengalaman dan kaya pikirannya serta minim logistik tentu dengan narasi.

“Sementara Paslon yang terbatas perbendaharaan kata dan narasi serta minim pengalaman, ya dengan makan siang gratis, bagi susu dan sembako. Ditambah dengan joged-gemoy sambil saat yang sama menarik rasa iba dan simpati,” kata Iswan.

Semua cara itu, kata Iswan, terbuka saja digunakan dalam demokrasi. Tetapi ada cara yang mendidik dan mencerahkan masyarakat sehingga menggugah kesadaran rakyat dan kesehatan demokrasi.

“Sebaliknya, ada cara yang sama sekali tidak mendidik dan menumpulkan akal sehat pemilih. Jangan sampai masyarakat terjebak dalam gimmick-gimmick murahan seperti itu. Tantangan Indonesia kedepan berat, jangan sampai rakyat pilih pemimpin yang tidak tepat,” ungkap Iswan.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan