Rabu, 10 September 2025

Pilpres 2024

Prabowo Subianto: Daripada Jadi Presiden Melalui Cara Kekerasan, Lebih Baik Saya Tak Usah Jadi

Prabowo menceritakan pelajaran yang dia ambil selepas Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Editor: Erik S
Tribunnews/Rizki Sandi Saputra
Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto saat hadir di acara pertemuan relawan Erick Thohir alumni Amerika Serikat (ETAS) di Kawasan Senayan, Jakarta, Senin (22/1/2024). 

Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Presiden RI (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto menegaskan dirinya tidak akan mau jika harus jadi presiden namun dengan menggunakan kekerasan.

Pernyataan itu disampaikan Prabowo saat dirinya hadir dalam acara pertemuan relawan Erick Thohir alumni Amerika Serikat (ETAS).

Di hadapan para relawan yang dominan merupakan pengusaha itu, Prabowo menceritakan pelajaran yang dia ambil selepas Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Baca juga: Prabowo Kasih Nilai 9,9 ke Gibran Rakabuming atas Performa di Debat Cawapres Kedua

“Waktu saya kalah (di Pilpres 2019), pengikut saya waktu itu sangat tegang. Banyak yang marah, ribuan sampai di Jalan Thamrin. Saya datang ke situ, banyak korban ketegangan. Ada anak muda, dia kena gas (air mata), dia lihat saya, teriak, Pak Prabowo kami siap mati untuk Bapak. Saya shock," kata Prabowo dalam sambutannya, di Kawasan Senayan, Jakarta, Senin (22/1/2024) malam.

Secara singkat, Prabowo menceritakan kalau dirinya akhirnya memutuskan rekonsiliasi dengan pemerintahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Sebab menurut Prabowo, bangsa yang maju adalah bangsa yang pemimpinnya berkolaborasi dan bekerja sama.

Sementara, segala upaya yang dilakukan dengan cara kekerasan hanya akan memecah belah bangsa dan mengancam keutuhan NKRI. 

"Rakyat kita itu sangat terpengaruh oleh pemimpin-pemimpinnya," ujar Prabowo.

Oleh karena itu, Prabowo bertekad menjaga kerukunan dan keutuhan bangsa di Pilpres 2024

Dirinya bahkan menyebut, ada beberapa negara yang akhirnya melakukan perang antar saudara karena para pemimpinnya mementingkan ego sendiri.

"Ya tidak bisa Indonesia seperti itu saya waktu itu (Pilpres 2019) benar-benar daripada saya jadi presiden melalui jalan kekerasan lebih baik saya nggak jadi presiden," tutur dia.

Baca juga: Prabowo Hadir di Acara ETAS, Boy Thohir: 1/3 Perekonomian Indonesia Jadi Semangat Sekali Putaran

Lebih lanjut, Prabowo meyakini politik untuk tujuan menang atau kalah (zero sum game) bukan jalan terbaik untuk Indonesia. 

Sebaliknya, politik tanpa memunculkan musuh yang justru, harus menjadi pedoman untuk membawa bangsa menjadi lebih baik.

"Kalau mengerti filosofi nenek moyang kita, ada dari Jawa orang-orang saya ngajarin menang tanpo ngasorake, menang tanpa menyakiti. Nah itu dijalankan oleh Presiden Jokowi," ujar Prabowo.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan