Selasa, 9 September 2025

Pilpres 2024

Capres yang Unggul dalam Debat Terakhir Menurut Jajak Pendapat dan Analisa di Medsos

Litbang Kompas menyimpulkan bahwa responden sudah menentukan pilihan dan tidak terpengaruh dengan apa pun hasil debat.

Editor: Hasanudin Aco
Tribunnews/JEPRIMA
Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran rakabuming Raka, nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD berfoto bersama dengan Pimpinan KPU usai mengikuti debat kelima Calon Presiden Pemilu 2024 di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (4/2/2024). Debat kelima mengangkat tema kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan,sumber daya manusia dan inklusi. Tribunnews/Jeprima 

Tetapi, lanjut Mega, perlu juga melihat highlight dari penilaian terhadap penampilan kandidat yang cukup fluktuatif.

“Misalkan Pak Anies Baswedan itu di debat pertama rata-rata 7,2, debat ketiga 7,5 , dan di debat terakhir 7,6.”

“Pak Prabowo Subianto ini ada kenaikan, 6,6, 7,0, menjadi 7,1. Sedangkan Pak Ganjar dari 7,0, kemudian jadi 7,5 di debat ketiga, dan debat terakhir kemarin itu 7,3,” tambahnya.

Analisis di Media Sosial

Sementara itu, hasil analisis Drone Emprit menunjukkan bahwa capres nomor urut 1 Anies Baswedan mendapatkan sentimen positif terbesar di percakapan media sosial terkait debat kelima Pilpres 2024.

Penjelasan itu disampaikan oleh pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi, dalam dialog pada program Sapa Indonesia Malam di KompasTV, Senin (5/2/2024).

“Anies kemarin kan bagus tuh hasil jajak pendapat Kompas, kemudian Ganjar, dan terakhir Prabowo, ini juga persis juga sama dengan Drone Emprit yang tadi malam saya tangkap,” tuturnya.

“Sentimen positif itu yang paling bagus di Anies, kemudian di Ganjar, kemudian terakhir Prabowo,” tegas Ismail.

Menurutnya, berdasarkan pantauan di media sosial X (dahulu Twitter-red) sejak debat ketiga Pilpres, penilaian tentang sentimen negatif dan positif itu idak jauh berbeda.

“Kalau kita bandingkan dengan debat ketiga capres,tidak jauh berbeda. Itu yang kita monitor di Twitter (X-red)”

“Kenapa kok nggak jauh berbeda? Pertama dari sisi siapa yang menguasai di platform ini. Platform di Twitter itu lebih banyak dikuasai oleh 01 dan 03,” tambahnya.

Kemudian, lanjut Ismalil, debat ini komposisi capresnya sama, dan performance Prabowo Subianto dalam menjawab pertanyaan dan menahan emosi dinilai kurang bagus.

“Sehingga sering menjadi dalam percakapan itu di netizen, di Twitter, terutama banyak sekali yang netral itu melihat secara negatif, emosinya negatif, tidak mampu menjawab dengan tepat dan seterusnya.”

“Tapi kalau kita lihat di TikTok, itu berbeda hasilnya yang cawapres. Apa yang kita lihat negatif di Twitter, di Tiktok bisa jadi positif,” ungkapnya.

Ia lalu memisalkan istilah Greenflation yang disampaikan cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka dalam debat sebelumnya.

“Misalnya greenflation ya, greenflation kemarin, sebagai gambaran saja, itu di TikTok menjadi sangat positif karena memang konteksnya itu lepas, dan anak-anak muda di sana suka yang savage. Jadi tergantung platform-nya juga.”

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan