Kamis, 14 Agustus 2025

Pilpres 2024

Magnet Prabowo Belum Berpengaruh ke Suara Gerindra, Ini Perbandingan dengan PDIP yang Masih Perkasa

Adi Prayitno angkat bicara soal suara Partai Gerindra yang belum berbanding lurus dengan keunggulan besar Prabowo Subianto.

Editor: Wahyu Aji
Kolase Tribunnews
PDI Perjuangan masih unggul dalam Pemilu Legislatif (Pileg) 2024, sementara Gerindra ada di urutan ke tiga menurut hasil hitung Litbang Kompas pukul 15.43 WIB, Kamis (15/2/2024). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil hitung cepat Pileg 2024 sampai hari ini Kamis (15/2/2024) masih terus dilakukan.

Dikutip dari Kompas.com, PDI Perjuangan masih unggul dalam Pemilu Legislatif (Pileg) 2024 menurut hasil hitung Litbang Kompas pukul 15.43 WIB.

Perolehan suara partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu mencapai 16,29 persen.

Sementara di posisi kedua ada Partai Golkar (14,65 persen), Partai Gerindra (13,55 persen), dan Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB (10,83 persen).

Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno angkat bicara soal suara Partai Gerindra yang belum berbanding lurus dengan keunggulan besar Prabowo Subianto.

Adi membandingkan dengan hasil Pileg PDI Perjuangan yang konsisten karena sukses mengkapitalisasi sumber daya politiknya, berbuah suara besar di Pileg.

"Saya tak kaget, kenapa karena PDIP hari ini partai yang punya resources (sumber daya), jejaring politik dan network yang solid tak tergantikan," kata Adi dikutip dari wawancara di TV One, Kamis (15/2/2024).

Adi mengatakan harusnya suara partai besutan Prabowo itu juga naik signifikan di Pemilu 2024.

"The one and only magnetnya Gerindra adalah Prabowo Subianto, mestinya naik secara signifikan, tapi hari ini quick count Gerindra baru 13 persen, bayangan saya Gerindra diatas 16. Itu artinya apa kemenangan Prabowo dalam konteks Pilpres tidak terlepas dari limpahan politik elektoral," katanya.

Dirinya menyebut dalam Pilpres 2024, suara Ganjar hilang dan kabur ke Prabowo karena pemilih loyal atau strong votternya Jokowi.

"Mereka orang yang mengaku puas dengan kinerja Jokowi perlahan pindah dan berikan dukungan untuk Prabowo," katanya.

Adi juga mengungkapkan alasan kenapa suara Gerindra belum melonjak signifikan.

"Ada distingsi antara pilpres dan pileg yang diselenggarakan secara serentak. Hati dan pikiran pemilih terbelah satu sisi pilpres pilih Prabowo, tapi pileg pilih yang lain. Ini lah potret politik kita yang tidak linier dan tidak bisa dibaca secara hitam dan putih," katanya.

Berikut perolehan sementara 18 partai politik nasional peserta Pemilu 2024 sesuai nomor urut, merujuk pada hasil quick count Litbang Kompas dengan persentase data masuk 94,35 persen:

  1. PKB: 10,83 persen
  2. Partai Gerindra: 13,55 persen
  3. PDI Perjuangan: 16,29 persen
  4. Golkar: 14,65 persen
  5. Partai Nasdem: 9,75 persen
  6. Partai Buruh: 0,68 persen
  7. Partai Gelora: 0,83 persen
  8. PKS: 8,45 persen
  9. PKN: 0,22 persen
  10. Partai Hanura: 0,82 persen
  11. Partai Garuda: 0,28 persen
  12. PAN: 7,06 persen
  13. PBB: 0,38 persen
  14. Partai Demokrat: 7,61 persen
  15. PSI: 2,83 persen
  16. Perindo: 1,36 persen
  17. PPP: 3,91 persen
  18. Partai Ummat: 0,48 persen

Adapun quick count Litbang Kompas ini menggunakan metodologi stratified random sampling dan memiliki margin of error sebesar 1 persen.

Quick count ini dibiayai secara mandiri oleh Harian Kompas.

Hasil quick count bukanlah hasil resmi.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan melakukan rekapitulasi suara secara berjenjang dari tingkat terendah sampai tertinggi, yakni tempat pemungutan suara (TPS), lalu kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, dan nasional.

Baca juga: Ganjar Heran PDIP Unggul di Quick Count Tapi Suaranya Anjlok, Singgung Anomali

Menurut Komisioner KPU RI Hasyim Asy’ari, penetapan hasil rekapitulasi suara dilakukan paling lambat 35 hari setelah pemungutan suara.

Oleh karena pemungutan suara digelar secara serentak pada 14 Februari 2024, penetapan rekapitulasi suara nasional dilakukan paling lambat pada 20 Maret 2024.

Data update per Kamis (15/2/2024), dipantau Tribunnews pukul 07.50 WIB, dengan data masuk 60,90 persen.

Charta Politika

Partai Buruh 0,65 persen

Partai Gelora 0,96 persen

PKN 0,36 persen

Partai Hanura 0,83 persen

Partai Garuda 0,43 persen

PBB 0,52 persen

PSI 2,96 persen

Partai Perindo 1,52 persen

Partai Ummat 0,55 persen

Indikator

Partai Buruh 0,73 persen

Partai Gelora 0,93 persen

PKN 0,32 persen

Partai Hanura 0,84 persen

Partai Garuda 0,38 persen

PBB 0,48 persen

PSI 2,87 persen

Partai Perindo 1,42 persen

PPP 3,66 persen

Partai Ummat 0,59 persen

LSI

Partai Buruh 0,83 persen

Partai Gelora 1,14 persen

PKN 0,36 persen

Partai Hanura 1,00 persen

Partai Garuda 0,46 persen

PBB 0,68 persen

PSI 2,94 persen

Partai Perindo 1,43 persen

PPP 3,78 persen

Partai Ummat 0,63 persen

Poltracking

Partai Buruh 0,67 persen

Partai Gelora 0,88 persen

PKN 0,25 persen

Partai Hanura 0,65 persen

Partai Garuda 0,34 persen

PBB 0,42 persen

PSI 2,79 persen

Partai Perindo 1,29 persen

PPP 3,59 persen

Partai Ummat 0,71 persen

Populi Center

Partai Buruh 0,73 persen

Partai Gelora 0,85 persen

PKN 0,25 persen

Partai Hanura 0,79 persen

Partai Garuda 0,30 persen

PBB 0,39 persen

PSI 2,74 persen

Partai Perindo 1,37 persen

PPP 3,74 persen

Partai Ummat 0,55 persen

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan