Senin, 29 September 2025

Pemilu 2024

Beda Coblosan Caleg: Kades Potong Pipa Air Bersih hingga Warga Pandeglang Ngaku Digusur dari Rumah

Kini coblosan Caleg juga viral, ada kades potong pipa air bersih hingga warga curhat diusir dari rumah karena tak pilih caleg yang sama.

Kolase foto Tribunnews
Ilustrasi Warga mengikuti pemungutan suara di Pemilu 2024 dan mencelupkan jarinya ke tinta usai mengikuti pemungutan suara. Kini coblosan Caleg juga viral, ada kades potong pipa air bersih hingga warga curhat diusir dari rumah karena tak pilih caleg yang sama. 

TRIBUNNEWS,COM, JAKARTA - Tak hanya beda pilihan capres yang berbuntut panjang pada masalah keluarga serta viral di media sosial.

Terkini dampak coblosan Pileg juga viral, pertama di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, kedua Pandeglang.

Kejadian viral ini terjadi setelah hari pencoblosan Pemilu 2024.

Air bersih lima orang warga di Dusun Bontomanai, Desa Bulusuka, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan diputus.

Diduga, air bersih ke rumah mereka diputus lantaran tidak memilih salah satu caleg dapil 2 (tamanlatea-Bontoramba) Jeneponto.

Seorang pendukung caleg bernama Mantang diduga orang yang memotong pipa air tersebut.

Caleg dari Partai Amanat Nasional (PAN), Nurmiati juga diketahui merupakan istri kades setempat.

Selanjutnya dua keluarga miskin di Pandeglang ngaku diusir hingga rumahnya dibongkar usai hari pencoblosan di tanggal 14 Februari 2024 kemarin.

Alasan pengusiran itu pun tak disangka-sangka. Mereka diusir lantaran dituding tak mencoblos caleg yang diusulkan oleh sang pemilik tanah.

Berikut kisah lengkapnya yang dirangkum Tribummews.com.

1. Pak Kades Potong Pipa Air Bersih ke 5 Warga karena Beda Pilihan Caleg

Kejadian memalukan ini terjadi setelah hari pencoblosan Pemilu 2024.

Dimana, air bersih lima orang warga di Dusun Bontomanai, Desa Bulusuka, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan diputus.

Baca juga: Suami di Batam Tinju Istri Tiga Kali hingga Benjol Karena Beda Pilihan Pilpres 

Diduga, air bersih ke rumah mereka diputus lantaran tidak memilih salah satu caleg dapil 2 (tamanlatea-Bontoramba) Jeneponto.

"Salah satu pendukung caleg di Desa Bulusuka memotong pipa selang air sumur bor yang diduga bersumber dari anggaran dana desa," kata warga yang enggan disebut namanya dilansir dari Tribun-Timur.com, Sabtu (17/2/2024).

Seorang pendukung caleg bernama Mantang diduga orang yang memotong pipa air tersebut.

Caleg dari Partai Amanat Nasional (PAN), Nurmiati juga diketahui merupakan istri kades setempat.

"Yang memotong pipa atas nama Mantang ponakannya pak desa," ucapnya.

Kronologi

Pemotongan pipa terjadi pada Jumat 16 Februari 2024 atau setelah pelaksanaan hari puncak pemilu.

"Berselang dua hari setelah pemilihan (14/2/2024) pipa masyarakat dipotong," ungkapnya.

Menjelang hari pemungutan suara lanjut dia, ipar sang kades juga berbuat hal tak terduga kepada warga.

Ipar sang kades bernama Sattoali tiba-tiba menaikkan tarif pembayaran air kepada warga.

"Satu hari sebelum pemilihan ipar dari bapak Kepala Desa Bulussuka menaikkan harga air yang tadinya Rp 4 ribu perkubik menjadi Rp 10 ribu perkubik," terangnya.

"Dengan dalih bahwa mereka yang dinaikkan harga airnya tidak mau mendukung istri Kepala Desa Bulussuka yang maju sebagai caleg dari partai PAN," tuturnya.

Tanggapan kades setempat

Kades Bulasuka, Hamsah menanggapi beredarnya informasi pemutusan air bersih oleh pendukung caleg yang merupakan istrinya tersebut.

"Sabar bosku, tidak kutau ada atau tidak karena belum ada info," kata Kades Bulusuka Hamsah saat dikonfirmasi.

2. Warga Pandeglang Ngaku Diusir dari Rumah Karena Tak Coblos Caleg Jagoan Pemilik Tanah

Nasib pilu dialami warga miskin di Pandeglang, Banten setelah momen Pemilu 2024.

Pasalnya dua keluarga miskin tersebut diusir hingga rumahnya dibongkar usai hari pencoblosan di tanggal 14 Februari 2024 kemarin.

Alasan pengusiran itu pun tak disangka-sangka.

Mereka diusir lantaran dituding tak mencoblos caleg yang diusulkan oleh sang pemilik tanah.

Sang pemilik tanah yang merupakan timses caleg berinisial DS murka karena warga miskin yang menumpang di wilayahnya tak mematuhi perintahnya.

Tanpa pikir panjang, sang pemilik tanah pun menghancurkan rumah dua keluarga miskin bernama Anta Purbara dan Sardi hinga rata dengan tanah.

Atas kejadian tersebut, istri Anta Purbara dan Sardi pun menangis histeris.

Kronologi

Kejadian tersebut terjadi di Kampung Tegal Jambu, Desa Pagelaran, Kecamatan Pagelaran, Pandeglang, Banten.

Istri Anta Purbara, Eni menceritakan kronologi ia dan keluarganya diusir oleh pemilik tanah.

Awalnya, Eni mengaku sempat diberi uang oleh sang pemilik tanah untuk memilih caleg tertentu berinisial DS.

Diberi uang dan disuruh mencoblos caleg yang didukung sang pemilik tanah, Eni dan suaminya pun menurutinya.

Tapi ada perintah dari sang pemilik tanah yang berat untuk Eni lakukan.

Yakni Eni diminta merekam momennya saat mencoblos caleg tersebut saat berada di TPS.

Ya, pemilik tanah tersebut minta agar Eni dan suaminya merekam video saat pencoblosan di bilik suara.

"Kan saya waktu pencoblosan dikasih uang Rp30 ribu sama yang nyuruh nyoblos atas nama DS, tapi dia nyuruh bikin video, minta bukti," kata Eni dilansir TribunnewsBogor.com dari tayangan berita RCTI, Minggu (18/2/2024).

Disuruh membuat video saat mencoblos di TPS, Eni tak berani.

Terlebih diakui Eni, pihak TPS melarang warga untuk merekam momen pencoblosan.

Karenanya, Eni memilih untuk mengikuti perintah dari petugas KPPS.

Kendati demikian diakui Eni, ia sudah menjalani perintah pemilik tanah tersebut yakni mencoblos caleg tersebut.

Tapi karena tak ada bukti video, omongan Eni tak dipercaya.

"Sedangkan saya enggak bisa melanggar aturan. Tapi dia suruh video (waktu nyoblos di TPS)," akui Eni.

Baca juga: Beda Pilihan Pilpres: Suami Tinju Istri, Anak Diancam Dicoret dari KK hingga Menantu Diusir Mertua

Tak disangka, gara-gara hal sepele itu, Eni dan keluarganya serta keluarga Sardi diusir dari rumah yang telah ia tinggali selama bertahun-tahun.

Aksi pengusiran tersebut pun awalnya tak diketahui Anta suami Eni.

Anta baru tahu rumahnya dihancurkan setelah mendapat aduan dari sang istri di rumah.

"Sebenarnya istri yang cerita, dan menangis. Saya juga tidak tahu sebenarnya. Kepulangan saya ke sini, mereka (istri) menangis," imbuh Anta.

Kini, keluarga Anta Purbara dan Sardi pasrah kehilangan tempat tinggal.

Tergolong miskin, Anta dan Sardi pun terpaksa menumpang di rumah tetangganya karena tidak mampu mengontrak rumah.

Baca juga: Kronologi Bendahara KPPS di Kalsel Ditangkap Karena Honor 126 Anggota PPS Dijadikan Modal Berjudi

Sementara itu pihak pemilik lahan terus memperbaharui tanahnya seraya merapihkan puing-puing bekas rumah Anta dan Sardi.

Hingga artikel ini ditayangkan, pihak pemilik tanah masih belum bersuara atas tudingan mengusir warga miskin gara-gara caleg.

Pun dengan pihak caleg yang juga belum memberikan klarifikasi. (tribun network/thf/TribunPekanbaru.com/TribunnewsBogor.com)

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan