Wawancara Eksklusif
Mantan Ketua KPU Arief Budiman: Kecurangan Suara di Pemilu Mudah Dibaca
Indikasi kecurangan itu bisa dilihat apabila sistem pemilu pasca pencoblosan dijalankan dengan baik
Penulis:
Reynas Abdila
Editor:
Hasanudin Aco
Banyak pihak merasa bahwa Sirekap agar diaudit tentu anggarannya juga semakin
besar lagi. Menurut Anda tuntutan ini terlalu berlebihan atau bagaimana?
Tuntutan itu menurut saya normal, wajar-wajar saja. Dulu di era saya juga begitu
tuntutan bukan di bagian akhir bahkan di bagian awal semisal belum didaftarkan ke
Kominfo. Seluruh prosedur kita ikuti mestinya KPU tidak perlu mengatur diri silahkan
saja diaudit. Karena dengan begitu akan menjelaskan bagi siapapun apa yang
sebenarnya terjadi.
Sebenarnya satu isu yang mengemuka adalah peletakan cloud, waktu Mas Arief
mengapa tidak seperti sekarang?
Seingat saya dulu kita tidak pakai cloud, jadi kita taruh itu di storage langsung. Dan
kita semua tempatkan di dalam negeri. Ada juga tuduhan waktu itu server kita
ditaruh di luar negeri. Kita punya ruang server yang itu high security nggak pernah
ada orang masuk ke situ kecuali yang memang diperbolehkan.
Kami pernah waktu itu didatangi CSO untuk melihat server yang kita punya. Saya
tunjukkan bahwa servernya ini, operatornya ini, SDM-nya dari dalam negeri. Bahkan
saya tawarkan untuk mencabut servernya itu.
Kalau dicabut servernya lalu situs KPU mati berarti benar itu tidak ada di luar negeri.
Kalau ada tuduhan semacam itu sebenarnya tinggal dijawab saja apa adanya. Kalau
tidak punya niat apapun publik juga akan menilai demikian. Waktu itu ada satu
kalimat yang berkali-kali saya sampaikan. Kalau saya niat curang untuk apa saya
pertontonkan, itu kan menelanjangi diri saya sendiri.
Buat saya Sirekap itu kelebihannya transparansi yang memunculkan partisipasi,
Ketika ada Sirekap partisipasi muncul dari mana-mana CSO, partai politik. Serang
menyerang biasa saja. Ketika transparansi itu dikurangi atau ditutup coba lihat
partisipasi pasti menurun.
Apakah mungkin suara partai yang melawan partai penguasa bisa diganti oleh KPU
daerah?
Saya itu selalu nggak paham gimana caranya curang gitu lho karena kalau semua
berfungsi sesuai prosedur yang telah ditetapkan nggak mungkin ada kecurangan.
Kalau ada kecurangan saya akan bisa mendeteksi curangnya.
Jadi kalau dikatakan ada curangnya juga mungkin ada, tapi dengan sistem yang kita
bangun kita akan tahu curangnya di mana.
Jadi permasalahannya KPU ini tidak ada alat kontrolnya?
Pusat terlalu jauh untuk mengontrol sampai ke kabupaten kota maka kami tentu
akan mengandalkan KPU kabupaten kota. Ketika sistem ini berjalan dengan baik
sebetulnya saya bisa tahu dan mendeteksi ada dugaan kecurangan ketika mereka
tidak mengupload datanya. Atau lambat dalam mengupload C Hasil saja saya itu
sudah langsung curiga.
Ada pengalaman khusus soal dugaan kecurigaan tersebut?
Pernah saya punya pengalaman jadi rata-rata dalam suatu waktu daerah lain
angkanya sudah 60 persen. Ini satu kabupaten 5 persen saja belum masuk. Saya
langsung kirim tim kalau sudah begitu malam ini juga.
Wawancara Eksklusif
VIDEO EKSKLUSIF Warga AS Cemas Keputusan Trump Bantu Israel Timbulkan Perang Dunia Ketiga |
---|
VIDEO EKSKLUSIF Nasir Djamil: Masyarakat Aceh Marah, Tuntut Empat Pulau Itu Kembali ke Provinsi Aceh |
---|
VIDEO Syahganda Nainggolan Yakin Ada Matahari Kembar, Ungkap Kegagalan Jumhur Jadi Menaker |
---|
VIDEO Lewat Bunga Desa, Bupati Ipuk Fiestiandani Blusukan ke Daerah Terpencil di Banyuwangi |
---|
VIDEO Kisah Dua Jurnalis Jadi Petugas Haji: Cerita Tak Terlupakan |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.