Minggu, 28 September 2025

Dzakir Anak Semarang Penemu 'Bug' Google Asah Kemampuan Hacking di Angkringan

Abdullah Mudzakir alias Dzakir, siswa SMKN 8 Semarang menemukan bug atau celah kerentanan di Google, diganjar hadiah US$ 5.000.

Foto McAfee Blog
Ilustrasi hackers (peretas) internet. Seorang anak Semarang bernama Abdullah Mudzakir alias Dzakir diberi hadiah Google karena menemukan bug atau istilah untuk menyebut celah kerentanan keamanan sistem. 

Ia mengaku, belajar jaringan komputer karena ingin melanjutkan pendidikan di Teknik Komputer Jaringan di SMK Nahdlatul Ulama (NU) Ungaran.

Siswa kelahiran Ungaran, 10 April 2004 ini bercerita ia justru tidak didorong orang tuanya untuk mengasah kemampuan tentang ilmu komputer.

Ayah Dzakir, Ali Bakri, merupakan guru mengaji di rumah. Ia justru sering diajak mengikuti lomba tilawah dan tahfidz, di samping mengikuti lomba stand up comedy.

"Awalnya orang tua nggak mendukung, malah menentang soal hacker karena dianggap hal yang tabu dan jahat. Setelah saya jelaskan pada orang tua, mereka bisa memahami," ungkap anak dari Muizati.

Dzakir mengakui, menjadi hacker baik atau white hat hacker secara finansial memang kurang menguntungkan dibanding black hat hacker.

Ia bercerita pengalamannya menginformasikan kelemahan sistem keamanan jaringan komputer sejumlah perusahaan di Indonesia hanya mendapatkan apresiasi Rp 1-2 juta.

Sementara bila menginformasikan adanya kelemahan sistem keamanan keamanan jaringan komputer perusahaan di luar negeri, ia mendapat $1.000-$4.500.

"Kalau membobol kartu kredit lebih menguntungkan, tapi dengan latar belakang keluarga yang religius, mengajarkan tentang agama, saya ngerti bahaya dan dosa, jadi memilih jadi hacker baik," terang Dzakir.

Terkait keseruan menjadi hacker dan tantangannya, ia mengaku aktivitas tersebut merupakan kompensasi waktu luang yang luas, di samping adanya keseruan ketika sistem error.

Ia antusias ketika mengetahui sistem keamanan mengalami kerusakan dan ia bisa perbaiki.

"Wah, aku bisa nemu nih celah keamanan di perusahaan ini, aku lapor lah. Trus si pemilik perusahaan ada timbal balik yang baik, itu yang jadi seru ya," ujar anak bungsu dari 3 bersaudara.

Remaja yang bercita-cita memiliki perusahaan teknologi dan informasi ini juga mengatakan kali pertama mencari dan menemukan celah keamanan, ia tidak mendapatkan kompensasi apapun.

Hingga satu ketika ia menemukan celah di portal milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Ia diajak main ke kantor tersebut, kemudian mendapatkan penghargaan sebagai hadiah pertamanya menjadi bug bounty atau pencari celah keamanan sistem.

Kemudian ia merambah ke perusahaan Indonesia dan perusahaan di mancanegara, dan ia pun tertantang mencari celah keamanan Google.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan