Senin, 25 Agustus 2025

Tia Widianti Remaja Bandung asal Cikajang Itu Terpaksa Ikut Mulung Bantu Ayahnya

Tia Widianti, remaja di Kota Bandung terpaksa ikut mulung barang bekas dan jadi buruh angkyt tabung gas guna membantu ayahnya yang juga pemulung.

TRIBUN JABAR/TIKTOK@harry_creator
Tia Widianti, remaja usia 15 tahun yang kesehariannya ikut mulung botol bekas bersama ayahnya jika tidak sedang bersekolah. Tia viral setelah kehidupannya diunggah seorang Tiktokers di Kota Bandung. 

TRIBUNNEWS.COM, KOTA BANDUNG - Tia Widianti sekarang umurnya 15 tahun. Sejak kecil ia ditinggal pergi ibunya. Besar Bersama ayahnya, Tia kecil ikut ke mana-mana jadi manusia gerobak di Kota Bandung.

Keseharian Tia yag paras wajahnya terlihat cantik sempat viral di media sosial TikTok beberapa waktu lalu.

Sehari-harinya, ia tinggal bersama ayahnya di petak rumah tak layak huni di Jalan Buni Sari, RT/ RW03 Kelurahan Antapani Wetan, Kecamatan Antapani, Kota Bandung.

Meski tinggal di kawasan Antapani, Kota Bandung akses menuju rumah Tia harus melewati gang-gang sempit, padat permukiman.

Di depan rumah, terparkir gerobak sampah yang biasa digunakan Tia dan Asep, ayah kandungnya, mengais rejeki dengan cara memulung botol plastik bekas.

Jendela dan pintu rumahnya sudah lapuk. Bahkan, nyaris semua atap plafon di setiap ruangan bolong-bolong.

Bagian dapur dan kamar mandinya pun hanya beratapkan seng bekas yang sudah usang, sangat tidak layak.

Di rumah tersebut, terdapat dua kamar. Tia dan Ayahnya tidur di kamar sempit beralaskan kasur tipis, satu kamar lainnya dipakai kakak ayahnya atau pakdhenya

Rumah tersebut merupakan warisan orang tua Asep yang asal Cikajang, Garut. Tidak ada lemari pakaian yang layak ataupun perabotan rumah pada umumnya.

Tia mengaku selalu ikut dengan ayahnya keliling mencari barang bekas, seusai pulang sekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB) C Sumbersari, Kota Bandung.

"Iya (suka ikut bapak kerja), kadang capek, kadang enggak, kan istirahat sebentar," ujar Tia.

Tia mengaku sempat malu, harus ikut keliling mencari rongsok bersama Ayahnya. "Agak malu," katanya.

Asep mengaku terpaksa harus membawa anaknya keliling mencari rongsokan karena tidak ingin meninggalkan Tia di rumah sendirian.

"Sejak kecil sudah sering saya bawa, naik di gerobak. Tapi kalau sekarang memang tidak setiap hari banget, kan Tianya sekolah," ujar Asep.

Tia Widianti memiliki keterbatasan karena masuk kategori penyandang disabilitas mental (PDM) atau tunagrahita.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan