Minggu, 24 Agustus 2025

Yunika Fernandes Kembangkan Sulam dan Tenun Songket Khas Agam Sumbar

Yunika Fernandes mengembangkan kerajinan sulam dan tenun songket khas Agam dan kini memiliki pasar luas lewat media sosial.

TRIBUN PADANG/PANJI RAHMAAT
Seorang pengrajin tenun songket Agam milik Yunika Fernades tengah bekerja menyelesaikan tenunan menggunakan alat tenun bukan mesin. 

"Warnanya juga kami buat lebih kekinian agar bisa menjangkau anak muda," terangnya.

Selain tenun, produk yang ia produksi ada mukenah, main untuk baju kurung, selendang, tas, songket, kebaya dan ragam aksesoris lainnya.

Harga produk di STM mulai dari Rp 25 ribu hingga belasan juta rupiah.

Gelari STM dibuka Yurika karena ingin menghadirkan wisata edukasi untuk anak-anak hingga remaja.

Ia menjalin kerjasama dengan pemerintah daerah supaya bisa menjadi destinasi wisata baru bagi daerah tersebut.

Bahkan galerinya sering dikunjungi siswa TK, SD, SMP hingga mahasiswa untuk melihat proses pembuatan tenun secara langsung.

"Jadi mereka kami beri pengetahuan akan tenun dan memperlihatkan langsung cara produksi. Mereka juga boleh mencobanya," jelasnya.

Kerja sama serupa juga ia terapkan pada tour travel yang sering membawa tamu ke daerah tersebut.

Selain itu, kerja sama juga ia jalin dengan koperasi kepegawaian Kota Bukittinggi dan sejumlah BUMN untuk memasok pakaian seragam mereka.

Memberdayakan Perempuan

Agar Songket Tenun Minang (STM) sampai ke konsumen, produknya di produksi oleh masyarakat dari sejumlah nagari di Kecamatan IV Angkek Agam hingga Pandai Sikek Tanah Datar.

Kurang lebih ada sebanyak 30 orang terlibat untuk memproduksi semua jenis produk STM. Produk itu terdiri dari sulaman, bordir, songket dan tenun.

"Jadi saya mengirimkan bahan sesuai pesanan pada para anggota ini, lalu mereka kerjakan di rumah masing-masing," terangnya yang dulu mengantar langsung semua bahan baku itu pada anggotanya.

Semua anggotanya itu merupakan perempuan yang terdiri dari ibu rumah tangga dan anak muda.

Anak muda ini ia pilih supaya kerajinan tenun bisa terus dilestarikan. Mengingat pengrajinnya kebanyakan berusia 50 tahun ke atas.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan