Tragedi Priok Berdarah
Kalangan DPR Sebut Satpol PP Arogan
Anggota Komisi I DPR Fayakhun Andriadi mengatakan, tragedi Priok terjadi karena Pemprov DKI Jakarta terlalu ceroboh dalam menyelesaikan kasus berbau SARA. Seharusnya Pemprov bertindak hati-hati sehingga tidak terjadi bentrokan yang memakan korban jiwa.
Editor:
Johnson Simanjuntak
Fayakhun menilai, tragedi ini akibat Satpol PP terlalu arogan dan ugal-ugalan. Di mana-mana, tindakannya selalu brutal dan menginjak-injak HAM. Dalam bekerja, mereka tidak memakai otak, sikapnya congkak dan tindakannya sewenang-wenang. Rakyat yang seharusnya diayomi malah dijadikan musuh, digebukin seenaknya.
"Lihat kenyataan ini, saya setuju kalau Satpol PP dibubarkan saja, namun sebelum dibubarkan, kepala Satpol PP-nya harus diperiksa, dialah yang paling bertanggung jawab atas penyerbuan berdarah ini. Kita berharap, Komnas HAM segera mengusut pelanggaran HAM di Priok ini," kata Fayakhun, Kamis (15/4/2010).
Anggota Komisi I DPR dari PKB Effendi Choirie menilai, tindakan Satpol PP melebihi tentara KNIL dan perangainya terlalu berangasan. Ia menyebut Satpol PP suka petentang-petenteng kayak preman.
"Itu yang kita sesalkan. Sebagai pamong, seharusnya mereka melindungi rakyat bukan malah memusuhi. Daripada bikin onar melulu, ada benarnya bila dibubarkan saja. Di mana-mana, kehadiran Satpol PP makin meresahkan," katanya.
Choirie curiga, pengerahan Satpol PP dalam jumlah besar itu dalam rangka membela kepentingan asing di dalamnya. Choirie minta pembebasan tanah warga di seputar makam Mbah Priok itu diselidiki. "Jangan-jangan ada markus di dalamnya," kata Choirie.
JS