Kamis, 11 September 2025

Pesawat Sukhoi Jatuh

30 Psikolog Beri Pendampingan Keluarga Korban Sukhoi

Himpsi menyediakan hot-line untuk kelaurga korban yang mau mendapatkan pendampingan Psikologis, di nomor 0811950014 dengan Bu Murti.

zoom-inlihat foto 30 Psikolog Beri Pendampingan Keluarga Korban Sukhoi
TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Isteri salah satu penumpang pesawat Sukhoi Super Jet 100 yang jatuh di Gunung Salak Muawana (dua kanan) bersama kedua putrinya Tasha (dua kiri) dan Olivia (kanan) memegang foto diri suami/ayahnya Steven Kamagi ketika menunggu proses evakuasi di Posko Pusat Krisis di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (10/5/2012). Basarnas menunda proses evakuasi korban pesawat Sukhoi Super Jet 100 yang jatuh di tebing kawasan Gunung Salak, Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat karena kendala cuaca dan akan melanjutkan kembali Jumat (11/5/2012) pagi mulai pukul 06.30 WIB. TRIBUNNEWS/HERUDIN

Baca juga:

Allah, Tolong Bantu Papa

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA--Sebanyak 30 psikolog anggota Himpunan Psikologi Seluruh Indonesia (HIMPSI) Jaya akan memberikan pendampingan keluarga korban Sukhoi Superjet 100.

Koordinator Posko Himpsi Jaya, Mira Rumeser mengaku pihaknya sudah berkoordinasi dengan tim DVI (Disaster Victim Identification) untuk membantu keluarga korban.

"Kita sudah buka outlet, anggota keluarga yang membutuhkan bisa menelpon ke hotline itu nanti akan kita tindak lanjuti, mereka akan ditangani ke mana. Karena beberapa teman sudah bersedia," imbuh Mira di RS Sukanto Polri, Jakarta, Senin (14/5/2012).

Himpsi sendiri juga menyediakan hot-line untuk kelaurga yang mau mendapatkan pendampingan Psikologis, di nomor 0811950014 dengan Bu Murti.

Mira mengungkapkan bila terjadi kecelakaan maka dampak yang terkena bukan saja keluarga korban namun kerabat, tim DVI yang melihat jenazah tersebut.

"Mungkin juga anda wartawan yang capek, nggak pulang, nggak makan, kleleran di sini, kalian juga boleh, kami akan bersedia," ujarnya.

Mira mengatakan antisipasi untuk kasus tersebut akan berlangsung selama tiga bulan. Pasalnya, setiap orang berbeda-beda dalam proses penyembuhan luka traumatik.

"Ada orang yang cepat mengatasi rasa berduka, ada yang lebih lama, ada yang nggak selesai-selesai berdukanya," tuturnya.

Ia juga menuturkan pascapemakaman korban Sukhoi, biasanya proses konseling terus berjalan. Perubahan situasi akan terjadi seperti penyendiri, pendiam dan menangis.

"Kalau ngomongin pasti nangis-nangis atau nggak doyan makan," tuturnya.

Updating Sukhoi Jatuh di sini

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan