Ini Sejumlah Fasilitas Mewah Mess Pemkot Samarinda di Jakarta
Mess yang ditujukan untuk tempat menginap para pegawai maupun masyarakat Samarinda yang sedang

Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Doan Pardede
TRIBUNNEWS.COM - Mess yang ditujukan untuk tempat menginap para pegawai maupun masyarakat Samarinda yang sedang mengunjungi atau bertugas di Jakarta hampir rampung. Mess ini memang layak menjadi pilihan, selain letak yang strategis biayanya pun terjangkau untuk semua lapisan.
Sabtu (14/12/2013) kemarin, acara peresmian mess Pemkot Samarinda di Jl Kramat Kwitang, Kecamatan Senen Jakarta Pusat dilakukan. Acara ini langsung dihadiri Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang, Wakil Wali Kota Samarinda Nusyirwan Ismail, Sekretaris Kota Samarinda Zulfakar Noor, dan sejumlah pimpinan instansi di lingkungan Pemkot Samarinda.
Bangunan berlantai 4 yang berdiri di atas lahan seluas 13 meter x 48 meter tersebut sudah pada pembangunan tahap akhir (finishing). Mess tersebut sudah dilengkapi dengan fasilitas air PDAM, aliran gas, listrik, AC, TV, telepon dan laundry. Dan rencananya, untuk fasilitas makan akan diberikan 3 kali sehari dan sudah termasuk harga kamar.
Dan juga sudah disiapkan 4 buah mobil jenis Fortuner, Avanza, BMW dan Toyota Kijang yang bisa digunakan warga dan staf yang menginap. Untuk fasilitas mobil ini masih akan ditambah di tahun 2014. Untuk lokasi juga cukup strategis karena dekat dengan sarana ibadah, pusat perbelanjaan dan kantor - kantor pemerintah. Bahkan beberapa ruangan seperti kamar wali kota dan kamar wakil wali kota sudah siap untuk ditempati. Total kamar yang ada sebanyak 21 buah yang berada di lantai 2, 3 dan 4 sementara kantai 1 (basement) antara lain digunakan untuk kantor perwakilan mahasiswa asal Kaltim, lapangan parkir dan dapur.
Wali Kota Samarinda, Syaharie Jaang memaparkan, mess ini dibeli sekitar 12 tahun yang lalu disaat wali Kota Samarinda masih dijabat Ahmad Amins. Saat itu kata Jaang, mess tersebut hanya berupa rumah tua yang selanjutnya di pugar menjadi mess sederhana dengan memperbaiki bagian atap.
Salah satu hal yang menjadi latar belakang dilakukan renovasi kata Jaang adalah minimnya toilet yang hanya terdapat di kamar wali kota dan wakil wali kota. Ia mengaku merasa miris melihat sejumlah staf dan warga yang menginap, baik pria dan wanita harus mengantre untuk menggunakan toilet yang jumlahnya juga terbatas. Hal lainnya, tingginya kebutuhan kamar dari pejabat yang betugas dan warga yang kebetulan sedang berada di Jakarta namun terbatas dari sisi biaya.
"Sedangkan yang lainnya itu kamar mandinya diluar. Bayangkan itu beberapa orang harus mengantre di kamar yang satu. Dengan kondisi seperti itu dan juga kebutuhan akan ruangan yang ada juga cukup tinggi," kata Jaang.
Sebenarnya menurut Jaang, kondisi mess saat ini sudah layak untuk ditempati. Namun untuk kesempurnaan aksesoris dan furniture secara menyeluruh, operasi mess akan dilakukan Januari 2014 mendatang.
Untuk penentuan harga kata Jaang, kedepannya akan dibuat Peraturan Walikota (Perwali) Samarinda. Jaang juga menegaskan, bahwa renovasi yang dilakukan bukan ditujukan agar mess ini memberikan kontribusi untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD). Namun paling utama adalah pelayanan kepada warga dan para staf di lingkungan Pemkot Samarinda.
"Jadi saya contohkan tadi hanya Rp 100 ribu saja. Jangan sampai kita memberikan tarif lebih tinggi daripada Kwitang. Kwitang Rp 300 ribu, sudah ada makan pagi," kata Jaang lagi.
Zainuddin Kepala Perwakilan UPTD Mess Pemkot Samarinda di Jakarta mengatakan, renovasi yang sudah hampir selesai dimulai sejak tahun 2011 lalu. Untuk lantai 1, khusus kamar dan ruang kerja wali kota dan ajudan.
Di lantai 2 ruangan wakil wali kota, DPRD Samarinda, ruang pertemuan dan Sekretaris Kota. Untuk harga sendiri kata Zainuddin, harga sebelumnya Rp 75 ribu per kepala. Pihaknya sudah mengajukan usulan telaahan agar harga dibuat per kamar. Namun itu juga perlu pembahasan mengingat ada perbedaan jumlah tempat tidur (bed) dalam satu kamar.
"Jadi kalau kita hitung - hitung hanya bisa dijual, artinya bisa digunakan masyarakat umum sekitar 16 an (kamar)," kata Zainuddin.