Sabtu, 11 Oktober 2025

Kasus Pelecehan Seksual di LKBN Antara: Seorang Pelapor Cucu Pendiri Antara

seorang pelapor yang mengaku menjadi korban pelecehan seksual pejabat LKBN Antara berinisial FK, ternyata adalah cucu pendiri Antara.

Budi Sam Law Malau/Warta Kota
HISTERIS - Ir, pelapor dugaan pelecehan seksual oleh pejabat Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara, saat memberikan keterangan kepada Wartawan di halaman SPKT Mapolda Metro Jaya, Rabu (22/1/2014) sore. Sesaat usai memberikan keterangan, Ir yang mengenakan topeng terlihat histeris dan berteriak-teriak lantaran trauma dan kesal. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - IS, seorang pelapor yang mengaku menjadi korban pelecehan seksual pejabat LKBN Antara berinisial FK, ternyata cucu pendiri Antara. Hal itu dikatakan Beni Butar-Butar, Manajer Internasional Antara kepada Wartawan, Rabu (22/1/2014).

"Terus terang saya empati dengan korban. Apalagi IS itu cucu pendiri Antara. Pastinya menjadi paling perih dirasakan. Saya kaget dengan kejadian ini," katanya.

Menurutnya, apa yang dilakukan FK adalah pelanggaran berat. "Menurut buku atau perjanjian di sini, yang melakukan itu, bisa dikenakan sanksi mulai dikembalikan ke tempat asal, diturunkan jabatan sampai dicopot," kata Beni.

Beni menuturkan saat para korban pelecehan membuka suara pertengahan 2013 lalu, ia baru saja cuti. "Kejadian waktu itu saya baru cuti dan dilapori anak buah. Saya kaget kasus ini kenapa," katanya.

Akhirnya kata Beni, IS menceritakan semuanya kepadanya.

"Dan saya tanya pimpinan dan dibenarkan," ujarnya.

Menurut Beni, kepada FK, sudah diambil tindakan dengan dipulangkan kembali ke Sulawsi Selatan.

"Dan di sana tadinya jadi Kabiro, turun jadi redaktur," ungkapnya.

Beni menjelaskan para korban trauma dan berjuang di serikat pekerja Antara. "Jadi mereka berjuanga. Menurut mereka, pimpinan kurang memberi waktu untuk mendapatkan penjelasan detail. Mereka merasa tidak dapat cukup waktu," katanya.

Beni mengaku sedikit heran mengapa sudah agak lama kejadian ini baru terbongkar.

"Alasan korban mereka takut. Namanya kan atasan, harus dihormati. Saya berempati dengan korban, apalagi IS itu cucu pendiri Antara," ujarnya..

Beni menjelaskan seharusnya kasus ini tidak perlu terlalu jauh apalagi sampai ke polisi karena bisa diselesaikan secara internal dengan rekan-rekan di dalam Antara.

"Tapi ternyata kawan-kawan kurang puas dan saya juga menyarankan agar kalau mau memperkarakan libatkan pihak luar. Dan mereka minta pendampingan dari LBH Apik. Ini sudah cukup bagus," katanya.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved