Jumat, 8 Agustus 2025

Sampah Jakarta

Kisah Man, Pemulung Bantar Gebang, Tidur dan Makan dekat Sampah serta Lalat yang Beterbangan

Sebentar saja berada di dekat sampah, orang mungkin tak akan tahan baunya.

Editor: Hasanudin Aco
Wartakota/Ichwan Chasani
Para pemulung sedang mencari sampah di antara alat-alat berat yang membuang sampah di TPA Bantar Gebang Bekasi 

Man mengakui tubuhnya semakin letih untuk memulung. Maklum, selain bukit sampah yang kian menjulang tinggi, pemulung di dalam Bantargebang pun semakin banyak.

Pulungan pun yang punya nilai jual seperti botol plastik dan lain-lain jadi semakin sulit dicari.

"Dulu pertama kali ini buka masih dua orang saya sama teman. Tapi sekarang sudah ratusan orang kali," ujar bapak berkulit cokelat gelap itu.

Namun, ia tetap berusaha agar asap dapur tetap mengepul. Dalam tempo 10 hari, Man akan menukar hasil pulungannya dengan rupiah kepada penadah.

Tak pernah makan enak

Biasanya, ia dapat Rp 200.000-300.000 untuk lebih dari lima belas karung hasil memulung yang dijualnya. Sebulan ia bisa memperoleh Rp 600.000 lebih atau paling tidak di bawah Rp 1.000.000.

Bagi Man uang ini pun kadang tak cukup untuk makan. Padahal ia tulang punggung keluarga.

Istri Man, ER mengaku, jarang keluarga ini makan enak. Saking susahnya, keluarga ini pun mengaku sungkan menawari tamu suguhan, bahkan sekedar air minum.

"Belanja saja kita di warung kecil, paling tahu sama tempe. Kalau makan ayam sama ikan kalau ada rejeki saja. Apalagi beras sekarang mahal," ujar ER.

Air minum pun, lanjut ER, mesti beli air kemasan. Meskipun ia dan para tetangga di gubuk yang bersebelahan memiliki satu sumur galian. Namun, airnya hanya untuk keperluam MCK tidak dapat dikonsumsi.

Kisruh sampah

Bagi Man, sampah adalah harta karunnya. Atau pemulung setempat menyebutnya "bulog". Yang dimaksud tentu bukan Badan Urusan Logistik milik pemerintah.

Namun, bagi orang seperti Man lumbung sampah ini adalah lapak menyambung hidup.

Ketika kisruh sampah antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan pengelola TPST Bantargebang, PT Godang Tua Jaya (PT GTJ), ia dan pemulung lain pun merasakannya.

Dalam kondisi normal, kata Man, mencari sampah yang punya nilai jual saja sudah sulit. Apalagi ketika truk sampah dari Jakarta dihadang sejak awal pekan ini.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan