Pilgub DKI Jakarta
Pemilih Ragu Berpotensi Gagalkan Ahok Dalam Pilkada DKI 2017
"Meningkatkan kesejahteraan penduduk miskin, mengatasi kemacetan, banjir, dan infrastruktur jalan. Hingga saat ini, belum ada yang berani membeberkan
Penulis:
Dennis Destryawan
Editor:
Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Potensi penantang Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017 akan mengambil suara pemilih ragu (swing voters).
Survei yang dirilis Sinergi Data Indonesia (SDI) menunjukkan angka swing voters di Pilkada DKI masih di atas 50 persen.
Jauh dibandingkan pemilih loyal Ahok yang hanya mencapai 27,80 persen.
Serta, gabungan pemilih loyal penantang Ahok yang berkisar 21 persen.
Artinya, potensi penantang Ahok mengambil suara swing voters relatif cukup besar.
Direktur SDI, Barkah Patimahu mengatakan, dua skenario di Pilkada DKI bisa saja terjadi.
Pertama, head to head calon perorangan (independen) bertarung dengan koalisi dari bakal calon gubernur partai politik.
Kedua, ada tiga pasangan calon, yakni calon independen, pasangan calon yang diusung PDIP, serta pasangan calon yang diusung koalisi yang dipimpin Gerindra.
Pengamat politik dari Indonesia Public Policy Institute, Agung Suprio menambahkan, andai terjadi head to head, kemungkinan mengalahkan pasangan independen akan lebih besar.
Apalagi, bila PDIP dan Gerindra berkoalisi dan dapat merebut suara swing voters.
Syaratnya, penantang Ahok harus berani membeberkan visi dan misi dengan program yang bagus kepada warga DKI.
Terutama visi dan misi yang berkaitan dengan tiga pelayanan dasar, yakni infrastruktur jalan, pasar tradisional, dan terminal.
Pasalnya di tiga bidang itu dinilai warga Jakarta masih kurang memuaskan di masa pemerintahan Ahok.
"Meningkatkan kesejahteraan penduduk miskin, mengatasi kemacetan, banjir, dan infrastruktur jalan. Hingga saat ini, belum ada yang berani membeberkan program dan visi-misi mereka untuk kota Jakarta," ujar Agung di Jakarta, Minggu (13/3/2016).
SDI melakukan survei dari 2 hingga 12 Februari 2016 menggunakan metodologi Multistage Random Sampling berupa penyebaran kuesioner dan wawancara tatap muka, dengan jumlah responden 500 orang se-DKI, serta tingkat kesalahan 4,47 persen.