Pilgub DKI Jakarta
Survei Membuktikan, Pemilih di Jakarta Punya Toleransi Sangat Tinggi
"Ada sekitar 28,47 persen pemilih dengan tingkat toleransi rendah," kata Barkah di kantor SDI di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.
Editor:
Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Tingkat toleransi pemilih Jakarta terbukti tinggi. Kesimpulan ini dibuktikan dari hasil survei Sinergi Data Indonesia (SDI) yang dilakukan pada 500 responden.
Direktur SDI, Barkah Pattimura, mengatakan tingkat toleransi pemilih Jakarta mencapai 71,53 persen.
"Ada sekitar 28,47 persen pemilih dengan tingkat toleransi rendah," kata Barkah di kantor SDI di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (13/11/2016).
Ada pun jenis toleransi mulai dari hidup bertetangga dengan berbeda agama; ucapan perayaan hari besar agama lain; perayaan ritual dan keagamaan; dan perbedaan agama dalam keluarga.
Masih dalam survei SDI, pemilih dengan toleransi tinggi lebih memilih Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok-Djarot Saiful Hidayat dengan presentase 42,04 persen.
Capaian selanjutnya diikuti pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno 16,88 persen dan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni 13,38 persen.
Sementara itu, ada sekitar 27,71 persen belum menentukan pilihan.
Disebutkan, pemilih intoleran cenderung lebih mendukung Anies-Sandi sebesar 28,80 persen, Agus-Sylvi sebesar 26,40 persen dan Ahok-Djarot sebesar 18,40 persen.
Sementara itu, 26,40 persen belum menentukan pemilih.
Survei SDI dilakukan dari 21-28 Oktober 2016 dengan margin eror sebesar 4,47 persen. Metode survei dengan cara multistage random sampling di lima kota/kabupaten Jakarta.
Penulis: Kahfi Dirga Cahya