Perampokan di Angkot
Penyanderaan di Buaran, Aiptu Sunaryanto: Begitu Dia Lengah, Saya Tembak
Aksi heroik Sunaryanto menyelamatkan Risma dan Dafa bermula saat dirinya tengah melintas di jalan I Gusti Ngurah Rai, Jakarta Timur
Editor:
Sanusi
Agar pelaku lebih tenang, Sunaryanto memerintahkan warga menjauh. Namun, saat melihat Sunaryanto mau mengambil senjata apinya, warga mendekat kembali. Sunaryanto tak jadi menembak pelaku.
Penyandera semakin panik melihat warga kembali mendekat dan meminta agar dibawa pergi dari lokasi tersebut. "Pelaku ngotot terus minta dibawa menjauh dari TKP (tempat kejadian perkara). Dia minta dibawa ke tol," kata Sunaryanto.
Sunaryanto mencoba tenang agar dapat berpikir jernih. Dia akhirnya mengeluarkan telepon genggamnya dari saku celana dan memberikannya ke pengemudi ojek online yang berada di dekatnya.
Kepada pengemudi ojek online tersebut Sunaryanto meminta agar aksinya didokumentasikan.
Tujuan Sunaryanto hanya satu saat itu. Pertolongan terhadap Risma dan anak bakal menjadi barang bukti bila sesuatu tidak diinginkan terjadi. Bahkan, Sunaryanto mengaku sempat ragu melepas tembakan lantaran takut salah sasaran.
"Saya lillahi ta'ala saja, saya baca shalawat, begitu dia lengah, saya sikat (tembak)," ucap dia.
"Untung kena tepat sasaran. Saya yakin tembakan saya enggak akan lari ke kaca belakang angkot yang lagi banyak massa, soalnya pas saya tembak posisi tangan pelaku lagi di bawah," sambungnya.
Setelah tertembak di lengan kanannya, pisau yang dipegang Hermawan terlepas. Dengan cepat, Sunaryanto langsung menyergap Hermawan dan mengamankan pisaunya. Sergapan Sunaryanto tersebut membuat Risma dan bayi terjepit. Polisi itu akhirnya meminta warga mengeluarkan Risma dan anaknya.
Setelah korban diselamatkan, amarah warga memuncak. Massa langsung merangsek ke dalam angkot untuk menghakimi Hermawan. Dengan sigap, Sunaryanto memeluk Hermawan agar tidak terkena amukan massa. Tak lama berselang, tim Buser polisi datang ke lokasi dan meminta warga menjauh.
"Pada awalnya anggota minta pelaku dikeluarin. Saya bilang kalau dikeluarin nanti diamuk massa. Akhirnya angkot itu kita dorong dengan dibantu massa ke pos pol karena jaraknya enggak jauh," ujar Sunaryanto.
Ia menyatakan, angkot tersebut terpaksa didorong karena kuncinya dibawa kabur sang sopir yang menyelamatkan diri. Warga akhirnya mau mendorong angkot itu sampai Pos Subsektor Buaran yang tak jauh dari lokasi.
Sesampainya di sana, ternyata dua penumpang angkot yang sempat melarikan diri berada di pos untuk membuat laporan. Pelaku lalu diamankan ke dalam pos sebelum dilarikan ke RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur.
Kapolres Jakarta Timur Kombes (Pol) Andri Wibowo mengapresiasi aksi heroik Ajun Inspektur polisi satu Sunaryanto menyelamatkan dua sandera, seorang ibu dan anak, di dalam angkutan kota. Terkait aksi heroiknya, Sunaryanto telah dimintai keterangan. Hasilnya, keputusan Sunaryanto melesakkan peluru ke arah pelaku penyanderaan, Hermawan, dinilai tepat.
"Itu kan' sudah kita periksa, itu tindakan polisi yang heroik, ini harus kita apresiasi bersama keberanian polisi untuk melakukan satu keputusan atau diskresi kepolisian yang tepat pada saat yang tepat," ujar Andri.
Hermawan menodong Risma Oktaviani (25) yang tengah membawa anaknya DI (1) di dalam angkot jurusan Rawamangun-Pulogadung Minggu (9/4/2017), sekitar pukul 19.00 WIB. Menurut Andri, motif pelaku penyanderaan adalah faktor ekonomi.
Andri membenarkan, bahwa Hermawan merupakan residivis kasus pencurian kendaraan bermotor. Hermawan baru saja keluar dari lembaga pemasyarakatan Bulak Kapal, Bekasi.
Hermawan menodong karena ingin menguasai barang berharga milik korban. Dia sempat meminta kalung, gelang, dan ponsel milik korbannya saat beraksi di dalam angkot.
"Motif pelakunya tentunya ekonomilah, karena baru keluar LP kan, di Bekasi kalau tidak salah," ujar Andri. (tribunnews/denis/wartakota)