Lebaran 2017
Merasakan Lebaran Hari Kedua di Kampung Sawah
Selang beberapa menit, datang rombongan kedua yang juga keluarga Abah yang beragama Protestan.
Penulis:
Theresia Felisiani
Editor:
Johnson Simanjuntak
Rombongan pertama yang hadir silaturahmi ialah keluarga pendeta yang sempat menetap di Medan, lalu kembali ke Kampung Sawah.
Selang beberapa menit, datang rombongan kedua yang juga keluarga Abah yang beragama Protestan.
Keluarga besar ini datang menggunakan satu unit mobil dan empat motor.
Suasana kekeluargaan dan kedamaian sangat terasa di hari nan Fitri ini. Keluarga besar yang anggota keluarganya berbeda keyakinan ini tetap rukun satu sama lain.
Bahkan, di sela-sela bercengkrama, Abah sempat memberikan uang Lebaran untuk belasan cucu-cucunya. Suasana di pendopo pun langsung riuh.
Belasan cucu-cucu yang rata-rata masih duduk di bangku sekolah dasar ini langsung mengerubuti Abah.
Mereka antusias mendapatkan uang Lebaran Rp 10 ribu rupiah per anak yang disiapkan Abah.
"Ayo ngatri-nganti. Jujur ya, jangan ada yang minta dua kali. Uangnya di tabung ya, belajar yang rajin" ucap Abah.
Abah lalu kembali duduk di kursi tamu, sementara cucu-cucunya asik berlarian dan bermain.
Pada Tribunnews.com, Abah menceritakan keluarga besarnya memang sangat Bhineka Tunggal Ika.
Meski berbeda keyakinan yakni ada yang Islam, Katolik, dan Protestan tetap saja mereka hidup rukun tanpa konflik.
Abah pun saat kecil sekolah di Sekolah Katolik yakni Strada. Sehingga bagi Abah, perbedaan keyakinan adalah sesuatu yang biasa dan harus dihormati.
"Saat Lebaran begini, cucu-cucu ponakan semua kumpul di rumah, silaturahmi. Gantian kalau Natalan saya yang ke rumah mereka mengucapkan selamat Natal. Ini sudah tradisi lama di Kampung Sawah dan terus terpelihara," terang Abah.
Abah kembali bercerita, bukan hanya keluarga besar. Pengurus gereja, baik itu Gereja Kristen Pasundan maupun Gereja Katolik St Servatius juga kerap bersilaturahmi ke rumah Abah.
"Lebarah pertama kemarin pengurus Gereja Kristen Pasundan kesini. Romo dari Gereja St Servatius juga kesini kasih ucapan selamat Lebaran. Kami ngobrol biasa, saya diberi parcel. Ya seperti inilah nilai toleransi dalam budaya di Kampung Sawah. Ini kunci keberhasilan warga Kampung Sawah dalam merawat kebhinekaan," tuturnya.
Ya, begitulah sekelumit merayakan dan merasakan Lebaran di Kampung Sawah, di kediaman Abah yang juga ayah dari 11 anak dan abah dari 18 cucu ini.
Makanan khas betawi seperi dodol, rengginang, dan akar kelapa juga pastinya menjadi hidangan wajib di pendopo Abah untuk disugukan ke para keluarga dan tamu-tamunya.