Teknologi Moving Block Bikin Anggaran Pembangunan LRT di Jabodetabek Membengkak
Dengan teknologi ini diharapkan bisa mengangkut lebih banyak penumpang yang sebelumnya ditargetkan 270 ribu per hari menjadi 500 ribu per hari.
Penulis:
Apfia Tioconny Billy
Editor:
Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjabarkan dari hasil rapat koordinasi terakhir pekan lalu.
Dalam rapat tersebut, disepakati penggunaan teknologi terbaru moving block pada pembangunan Light Rail Transit (LRT) di Jabodebek.
Moving block akan mengatur persinyalan untuk ketepatan waktu tiba dan keberangkatan kereta.
"Tadi kita bicara soal persinyalan ada yang fixed ada yang moving block," tutur Budi Karya di kantor kemenko maritim, Rabu (12/7/2017).
Dengan teknologi ini diharapkan bisa mengangkut lebih banyak penumpang yang sebelumnya ditargetkan 270 ribu per hari menjadi 500 ribu per hari.
"Penumpangnya bisa mendekati 500 ribu per hari sedangkan pakai fixed cuma 270 ribu per hari. Maka itu saya langsung setuju," ucap Budi Karya.
Maka anggaran LRT pun dipastikan bertambah sekira Rp. 200 miliar hingga Rp. 300 miliar dari Rp. 21,7 Triliun menjadi sekira Rp. 22 Triliun.
Namun, menurut Budi kenaikan tersebut tidak masalah karena teknologi Moving Block akan lebih meningkatkan spesifikasi LRT.
"Nah ini ada kenaikan lagi biayanya tapi ada kenaikan spesifikasi juga. Karena kita ingin headwaynya lebih pendek. Dari yang tadinya 5 menit jadi bisa 1 menit," papar Budi Karya.
Meski menambah teknologi namun Budi memastikan waktu pengoperasian LRT tetap sesuai target pada 2019.(*)