Sebagian Hasil Penjualan Tiket Film 'Bom Thamrin' Disumbangkan untuk Para Korban
Rencananya, sebagian hasil dari penjualan tiket film di bioskop ini akan didonasikan untuk para korban Bom Thamrin, baik korban maupun yang meninggal.
Penulis:
Amriyono Prakoso
Editor:
Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Film berjudul "22 Menit" yang terinspirasi dari kisah nyata Bom Thamrin 14 Januari 2016 dengan cerita fiksi, mulai diperbincangkan warga.
Penyebabnya, penggarapan atau syuting film tersebut di lokasi kejadian sebenarnya, depan pusat perbelanjaan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat pada Sabtu dan Minggu lalu, mengakibatkan kemacetan hingga berjam-jam lamanya.
Terlepas itu, film 22 Menit yang disutradarai oleh Eugene Panji juga mengedepankan nilai sosial.
Rencananya, sebagian hasil dari penjualan tiket film di bioskop ini akan didonasikan untuk para korban Bom Thamrin, baik korban maupun yang meninggal.
"Kami sepakat sebagian penjualan tiket, akan kami sumbangkan untuk korban bom. Sebagai bentuk rasa kepedulian kami kepada mereka," ujarnya ketika dihubungi Tribun, Jakarta, Senin (23/4/2018).
Baca: Setya Novanto Menanti Vonis Hakim
Rencananya, film ini mulai tayang di bioskop pada 5 Juli 2018 mendatang itu.
Film ini mengusung genre drama-action serta diperankan beberapa artis kenamaan seperti Aryo Bayu dan Zaskia A Mecca.
Mereka terjebak dalam situasi menegangkan ketika bom Thamrin terjadi.
Selebihnya, Eugene meminta penonton untuk bersabar.
Selain itu, sutradara film Naura and The Genk itu berharap, dari film "22 Menit" masyarakat dapat melihat masih ada pahlawan-pahlawan "kekinian" yang bisa dicontoh dari tragedi tersebut.
Baca: Sebelum Dirikan First Travel, Andika Hanya Pegawai Minimarket dan Sempat Jualan Pulsa hingga Seprai
Serangan bom oleh kelompok teroris di Jalan MH Thamrin tepat di depan pusat perbelanjaan Sarinah pada 14 Januari 2016 lalu mengakibatkan delapan orang tewas dan 25 orang luka.
Eugene menjelaskan film berjudul "22 Menit" yang digarapnya terinspirasi dari kisah nyata dengan cerita fiksi.
Ia mengaku tidak ada opsi lain, selain menutup Jalan Thamrin Jakarta selama beberapa waktu ke depan, khususnya pada Sabtu dan Minggu.

Alasannya, demi kebutuhan gambar yang benar-benar natural.
"Iya nih. Maaf kalau bikin ramai. Kebutuhan gambar supaya natural," ujarnya.
Rencananya, tidak hanya di Pos Polisi Thamrin yang menjadi lokasi syuting film ini.
Baca: Tim Cyber Crime Polda Sumsel Pantau Admin Medsos, Postingan tak Jelas Kena Pidana
Ada beberapa lokasi lain yang menjadi tempat pengambilan gambarnya. Di antaranya di wilayah Bekasi, Tebet dan tempat lain di ibu kota.
Hanya saja, lokasi utama untuk menunjang gambar, berada di Pos Polisi Thamrin.
Proses syuting juga sudah berjalan hingga 80 persen. Eugene berharap target tayang dapat terkejar sesuai jadwal.
"Bisa lah, Sabtu-Minggu ini, kami sudah izin untuk penutupan lagi. Jadi, mohon maaf dan minta pengertiannya kepada warga Jakarta," ucapnya.
Ia menjelaskan pembuatan film 100 persen dilakukan oleh anak bangsa. Mulai dari sebelum produksi, hingga selesai.
Begitu juga dengan alat-alat dan kelengkapan yang menunjang untuk film, seperti mobil bekas yang sudah didesain sedemikian rupa, serta peledak dengan intensitas ledakan kecil.
"Akan banyak mobil yang kita ledakkan nanti," katanya. (Tribun Network/amriyono)