Majelis Taklim Habib Abubakar Hasan Alatas Azzabidi Gelar Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW
Majelis Taklim Habib Abubakar Hasan Alatas Azzabidi, menyelenggarakan Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Kediaman Abuya Habib Abubakar bin Hasan Ala
Editor:
Toni Bramantoro
Al-Habib Abubakar bin Hasan bin Abubakar bin Abdullah Alatas Az-Zabidi Al-Hindi pernah mengatakan: “Majelis yang berkah ditandai dengan kuatnya keinginan jama’ah untuk selalu hadir dan mendapatkan ilmu. Zaman sekarang ini semakin parah permasalahannya, jadi kita butuh ulama yang bukan hanya mampu berkhutbah Jum’at/ceramah, namun zaman sekarang butuh ulama yang mampu membuat tenang umat. Ulama yang mampu membedakan dan mengamalkan hal yang halal, makruh, syubhat dan haram.”
Pengajian Habib Abubakar bin Hasan Alatas merupakan pengajian yang cukup fenomenal di kota Depok. Pengajian yang rutinanya diadakan setiap hari Ahad sore yang berlokasi di kediamannya, Jln Karya Bakti, Tanah Baru, selalu dihadiri ribuan jama’ah.
Padahal pengajian yang digelar tanpa promosi yang canggih. Tanpa poster dan spanduk. Cuma gethuk tular alias hanya dari mulut ke mulut. Tapi pengikutnya selalu memenuhi pengajiannya.
Habib Abubakar bin Hasan Alatas telah 30 tahun berdakwah dari satu kota ke kota lain di seluruh wilayah Indonesia. Ia adalah habib senior yang disegani. Kiprahnya di wilayah Tanah Baru, kota Depok, baru dimulai setahun yang lalu dan langsung menjadi berkah bagi warga Tanah Baru.
Orang-orang dhu’afa’ yang berada di sekitar tempat tinggal Habib Abubakar langsung merasakannya. Mereka mendapat kemudahan dalam hal pengobatan dan bantuan modal usaha dari Yayasan yang didirikan Habib Abu Bakar.
Roda ekonomi penduduk langsung berdenyut karena setiap pengajian dibutuhkan sekian puluh ribu konsumsi yang semuanya dipesan dari para tetangga.
Hampir setiap Ahad sore, seluruh peserta pengajian dengan khidmat dan tekun mendengarkan uraian yang disampaikan oleh Habib Abubakar.
Habib Abu Bakar menggunakan kitab tasawuf karangan gurunya, Al-Habib Zain bin Smith. Dalam pengajian yang digelarnya sudah dua kitab dikhatamkan.
Putranya sendiri, Habib Hasan bin Abubakar, membacakan kitab tersebut lalu ia menjelaskan paragraf demi paragraf pada para jama'ahnya.
Sebelum pembahasan kitab, diadakan taushiyah, yang secara bergiliran disampaikan oleh tiga atau empat ulama kota Depok, seperti K.H. Abdurrahman Nawi, pemimpin Pesantren Al-Awwabin dan K.H. Zainuddin, pemimpin Pesantren Al-Hamidiyah.
Kenapa pengajiannya selalu disesaki jamaah? Dalam salah satu kesempatan Habib Abubakar pernah menguraikan ciri-ciri majelis yang berkah. Salah satunya, pesertanya merasa rindu akan datangnya hari digelarnya pengajian majelis tersebut.
Sebagaimana dialami Ibu Anis, salah seorang murid Habib Abubakar, yang istiqamah mengaji, “Kita ingin saja agar cepat waktu ta’lim datang.” Keberkahan majelis juga dapat dilihat dengan begitu senangnya orang-orang datang dari berbagai daerah. Para tetangga dan aparat juga merasa senang melihat kampung mereka ramai didatangi orang. Suara dzikir dan pujian kepada Allah SWT serta Rasulullah SAW bergema setiap saat. Memberi rasa nikmat dan nyaman.
Padahl Habib Abubakar tak pernah mempublikasikan atau membuat poster dan spanduk ihwal pengajiannya, karena ia yakin bahwa Allah SWT yang akan menggerakkan hati setiap orang yang ikhlas untuk mengaji. Itu tidak lepas dari sifat Habib Abu Bakar yang rendah hati dan tidak mau menonjol.
Habib Abubakar sudah kenyang dengan asam garam perjuangan dan cobaan dakwah. Habib Abubakar mengisahkan betapa ia digembleng begitu keras oleh orang tuanya untuk taat kepada aturan agama. Kisahnya, Habib Abubakar, yang menuntut ilmu di tiga kota, yaitu Makkah, Tarim, dan Kairo, ketika kecil pernah mendapat uang di tengah jalan.
Sebagai anak kecil, ia merasa senang, karena dapat uang, yang mungkin tercecer. Lalu ia membeli makanan kesukaannya. Sesampai di rumah, hal itu ia ceritakan kepada uminya. Uminya marah besar, “Tak pantas jasadmu menerima barang yang tak jelas.” Uminya mengganti uang yang didapat itu dan menyuruhnya menempatkan di mana ia menemukan sebelumnya.