Banjir di Jakarta
Anies Baswedan Sebut Curah Hujan dengan Kemampuan Pompa Mengalirkan Air Tak Seimbang
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengatakan curah hujan yang terjadi di Jakarta tidak sebanding dengan jumlah mesin pompa air yang dimiliki pihak
Editor:
Adi Suhendi
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengatakan curah hujan yang terjadi di Jakarta tidak sebanding dengan jumlah mesin pompa air yang dimiliki pihaknya.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta saat ini menurutnya memiliki mein pompa air sebanyak 478 unit.
Dari 478 unit pompa air ini 122 di antaranya berupa pompa mobile dan tersebar di 126 lokasi.
"Dengan curah hujan yang esktrem, kemampuan pompa untuk mengalirkan hujan yang jatuh memang tidak seimbang. Itu faktanya," kata Anies Baswedan usai kerja bakti di daerah Kampung Makasar, Jakarta Timur, Minggu (5/1/2020).
Baca: Partai Golkar Intensifkan Bantu Korban Banjir
Menurut dia, jumlah mesin pompa air yang berfungsi mengalirkan air hujan mustahil bekerja maksimal dibanding curah hujan yang tinggi.
"Tidak mungkin kami menyelesaikan kerja dengan kapasitas yang ada. Jangan sampai pompa menjadi gagal di jalan," kata Anies.
Dia menuturkan, cara kerja pompa air tersebut dilakukan bergantian.
"Artinya tidak semuanya digunakan secara waktu yang bersamaan. Misal dipasang 10, pada saat yang sama cuma tujuh (yang kerja), tiga istirahat," jelas Anies.
Baca: Sebut Banjir Era Anies Baswedan Paling Parah & Ekstrem, Sutiyoso Beri Pesan Ini untuk Gubernur DKI
"Nanti bergantian lagi, istirahat. Semata-mata supaya tidak terjadi kegagalan pompa, tapi sistemnya sudah ada," lanjutnya.
Kemudian, antara jumlah pompa air dengan curah hujan yang jatuh di wilayah Jakarta membuatnya tak seimbang.
"Antara pompa mengalirkan dengan hujan yang jatuh tak seimbang. Kami akan catat semua tempat-tempat yang berisiko tinggi. Semua pompa berfungsi, insyaallah," ucap Anies.
Warga Ajak Anies Berfoto
Tak hanya itu, warga pun mengajak Anies Baswedan berfoto di sela kerja bakti.
Mereka tampak membersihkan timbunan lumpur setelah luapan air Sungai Cipinang surut.